Amnesty Internasional Mendesak Penyelidikan Independen Atas Kekejaman dan Pemboman Saat Pertempuran di Kota Marawi

“Pihak berwenang Filipina harus membawa mereka yang bertanggung jawab atas penyiksaan dan pelanggaran lainnya ke pengadilan dan memastikan bahwa korban menerima reparasi yang memadai.”

Juru Bicara Angkatan Bersenjata, Mayor Jenderal Restituto Padilla mengatakan militer mengetahui laporan tersebut dan akan menanggapi secara lengkap pada kemudian hari.

Dia mengatakan bahwa pasukan diberi instruksi ketat untuk mematuhi dan menghormati hukum humaniter internasional dan hak asasi manusia.

“Kami tidak akan mentolerir dan memaafkan pelanggaran ini dan akan bertindak atas mereka,” katanya dalam sebuah konferensi pers reguler pada hari Jumat.

Laporan 34 halaman, “Pertempuran Marawi: Kematian dan kehancuran di Filipina.”

Bangunan yang rusak terlihat setelah pasukan pemerintah membersihkan daerah tersebut dari kelompok militan pro-Islam di daerah yang dilanda perang di kota Marawi, Filipina selatan, 23 Oktober 2017. (Reuters / Romeo Ranoco)

Orang-orang yang selamat lainnya mengatakan bahwa para sandera dieksekusi atau disiksa secara fisik, dipaksa bekerja dan digunakan sebagai tameng manusia.

Beberapa sandera yang lolos menuduh mereka ditahan dan disiksa oleh aparat keamanan yang mencurigai mereka menjadi militan.

Amnesty mengatakan bahwa mereka berbicara dengan delapan orang, termasuk tujuh orang Kristen, yang mengatakan bahwa mereka diperlakukan dengan buruk oleh pihak berwenang.

“Saya ditinju dan ditendang. Mereka mengikat tangan dan kaki kita dengan kawat listrik, “kata laporan tersebut mengutip satu orang yang selamat. “Militer marah karena 13 orang mereka terbunuh.”

Bulan lalu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis memuji militer Filipina karena telah mengakhiri perang tanpa tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang kredibel.

Amnesty mencatat bahwa militer menanggapi tentang dugaan penjarahan oleh tentara tapi “harus menindaklanjuti janji kompensasi. ” (asr)

Sumber : The Epochtimes

FOKUS DUNIA

NEWS