Epochtimes.id- Menurut agen intelijen Korea Selatan kini kumpul bareng sembari minum, bernyanyi atau bentuk hiburan lainnya telah dilarang keras di Korea Utara.
Rezim Korea Utara telah memperkuat langkah-langkah untuk mengendalikan populasi umum negara yang terisolasi tersebut sebagai tanggapan atas sanksi internasional yang menguat.
Laporan ini dibeberkan oleh kata Dinas Intelijen Nasional (NIS) dalam sebuah briefing parlemen di Seoul pada 20 November dilansir oleh kantor berita Korea Selatan Yonhap.
“(Pyongyang) telah merancang sebuah sistem di mana organ partai melaporkan kesulitan ekonomi masyarakat setiap hari, dan melarang setiap pertemuan yang berkaitan dengan minum, bernyanyi, dan hiburan lainnya dan memperkuat kontrol informasi dari luar,” kata NIS.
Badan Intelijen tersebut mengatakan bahwa rezim di bawah Kim Jong Un bertujuan untuk mencegah dampak buruk yang meningkatkan sanksi internasional terhadap sentimen Korea Utara.
Negara yang merosot tersebut telah dijatuhi sanksi berat yang diberlakukan oleh masyarakat internasional setelah serangkaian langkah provokatif terdiri uji senjata nuklir keenam dan paling kuat pada 3 September lalu.
Briefing NIS juga melaporkan pada sebuah inspeksi terhadap sebuah institusi militer utama oleh Choe Ryong Hae, wakil ketua Komite Sentral Partai Pekerja yang berkuasa di negara tersebut, karena “sikap tidak murni” -nya dan bagaimana pejabat tertingginya dihukum.
Temuan laporan tersebut menambah rincian lebih lanjut mengenai apa yang harus dihadapi oleh 25 juta rakyat Korea Utara di bawah rezim Kim Jong Un.
Pekan lalu, liputan media tentang kesejahteraan fisik seorang tentara Korea Utara yang melarikan diri melintasi zona demiliterisasi juga memberi indikasi kondisi kehidupan di negara tersebut.
Prajurit tersebut, yang berusia pertengahan 20-an, ditembak berkali-kali saat ia berusaha melarikan diri ke Selatan.
Dokter Korea Selatan yang merawat luka-lukanya mengatakan bahwa perut tentara ini dipenuhi dengan cacing gelang.
Setelah operasi pada pria yang terluka tersebut, ahli bedah terkemuka Lee Cook Jong memajang foto beberapa parasit yang ada di dalamnya termasuk yang panjangnya 27 cm.
“Dalam karir saya selama 20 tahun sebagai ahli bedah, saya hanya melihat hal seperti ini dalam buku teks,” kata Lee dilansir dari Reuters.
Sementara sebagian besar warga Korea Utara menderita krisis pangan dan kekurangan gizi. Negara tersebut menghabiskan lebih dari 20 persen produk domestik bruto untuk kepentingan militer.
Laporan PBB yang diluncurkan awal tahun ini diperkirakan 18 juta dari keseluruhan keseluruhan 25 juta orang di negara tersebut bergantung pada jatah makanan pemerintah.
Lebih dari sepertiga warga Korea Utara (10,5 juta orang) diyakini kekurangan gizi.
Human Rights Watch menggambarkan Korea Utara sebagai salah satu negara otoriter yang paling represif di dunia. Selama tujuh dekade, telah didominasi oleh keluarga Kim dan Partai Pekerja Korea.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menempatkan Korea Utara kembali dalam daftar sponsor negara pelaku tindak terorisme sejak 20 November. (asr)
Sumber : NTD Television