Epochtimes.id- Ratusan siswa dan lainnya bergabung dalam sebuah demonstrasi di Universitas Teheran, Iran, Sabtu (31/12/2017) di tengah gelombang demonstrasi ekonomi yang melanda kota-kota besar di Iran.
Saksi mata mengatakan bahwa mereka melihat massa polisipasukan anti huru hara di gerbang universitas pada Sabtu. Petugas polisi telah memblokir beberapa jalan di sekitar universitas.
Protes ekonomi dimulai Rabu lalu di Masyhad dan telah menyebar luas di tempat lain di negara ini.
Seperti dilansir Saudigazette, sekitar 4.000 orang ikut serta dalam demonstrasi pro-pemerintah di Teheran di tengah serangkaian demonstrasi ekonomi di Iran.
Aktivis di media sosial berbagi video dan foto pemrotes yang berkumpul dan berjalan di Jalan Enqelab di Teheran pusat.
Demonstran dalam aksinya meneriakkan kepada sesama orang Iran untuk mendukung mereka dan bergabung dalam demonstrasi mereka.
Puluhan siswa di Universitas Teheran juga berkumpul di depan pintu masuk universitas dan meneriakkan: “Permainan para reformis dan fundamentalis sudah berakhir.”
Beberapa halaman media sosial dan saluran Telegram yang melaporkan protes di Iran mengatakan puluhan orang memprotes di Karaj, sebelah selatan Teheran.
Video lain yang dibagikan di media sosial menunjukkan orang-orang melakukan demonstrasi di Isfahan, di Shahr-e-Kord, di Iran tengah, dan di Kermanshah, di barat Iran.
Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat mengecam penangkapan para pemrotes di Iran, mengatakan kepada Teheran bahwa ‘dunia sedang menonton’ saat pejabat melaporkan demonstrasi baru mengenai ekonomi perjuangan negara tersebut.
“Banyak laporan demonstrasi damai oleh warga Iran yang bosan dengan korupsi rezim dan pemborosan kekayaan negara tersebut untuk mendanai terorisme di luar negeri,” Trump dalam tweetnya.
“Pemerintah Iran harus menghormati hak rakyat mereka, termasuk hak untuk mengekspresikan diri. Dunia sedang menonton #IranProtests. ”
Meskipun demikian, para pejabat memperingatkan agar tidak memberhentikan kemarahan publik yang terlihat dalam beberapa hari ini.
“Negara ini menghadapi tantangan serius dengan pengangguran, harga tinggi, korupsi, kekurangan air, kesenjangan sosial, distribusi anggaran yang tidak seimbang,” tulis Hesamoddin Ashena, penasihat budaya Presiden Hassan Rohani, di Twitter.
“Orang berhak mendengar suaranya didengar.” (asr)
Sumber : Saudigazette