EpochTimesId – Media Amerika Serikat mengutip laporan badan intelijen memberitakan bahwa, Kim Jong-un telah mengutus 2.000 orang mata-mata ke Amerika Serikat. Mereka berpura-pura menjadi pembelot Korea Utara.
Situs ‘Radar online’ mengutip analisis seorang pejabat senior di bidang keamanan memberitakan, mata-mata terlatih tersebut telah diperlakukan sebagai pembelot Korut dan dibawa ke AS oleh yayasan yang membantu pengungsi yang tidak menaruh curiga.
Mata-mata terlatih ini dipandang sebagai salah satu ancaman keamanan nasional yang paling sulit terdeteksi. Begitu mereka menerima instruksi, para mata-mata tersebut bisa langsung menyerang daerah-daerah pusat pemerintahan Amerika Serikat untuk menciptakan kekacauan dan kepanikan.
Analis mengatakan bahwa mata-mata ini memiliki keahlian membuat bom dan melakukan hacking melalui jaringan internet. Mereka juga dibekali teknik lain untuk melakukan pengrusakan. Kini, mereka tinggal menunggu perintah Kim Jong-un.
Karena mereka masuk Amerika Serikat secara ilegal, FBI dan aparat penegak hukum lainnya tidak mengenal mereka. Mereka sedang menunggu (instruksi) untuk menyerang masyarakat AS yang tidak tahu menahu tentang status mereka.
“Ini adalah bahaya paling laten dalam sejarah Amerika Serikat,” klaim sang Analis.
Laporan pemerintah AS menunjukkan bahwa pemerintah sejak tahun 2006 telah memberikan ijin masuk bagi pengungsi dari Korea Utara. Namun hingga kini hanya kurang dari 200 orang warga asal Korea Utara yang tercatat sebagai pengungsi yang masuk ke AS.
Tetapi menurut Chun Ki Won, seorang pendeta Kristen Korea Selatan yang mendirikan yayasan gereja untuk membantu para pembelot Korut, jumlah warga Korut yang berada di AS sebenarnya jauh lebih banyak dari angka itu.
“Pengungsi Korea Utara yang masuk AS mencapai ribuan orang, meskipun angka resminya hanya 200, sesungguhnya angka itu sudah mendekati 2.000 orang. Mereka itu masuk secara ilegal. Pemerintah tidak tahu siapa mereka termasuk keberadaan mereka,” ungkap Chun Ki Won.
Ki Won juga mengatakan bahwa dalam 18 tahun terakhir, dia dan yayasannya telah membantu sedikitnya 1.100 orang pembelot untuk memperoleh penampungan di Eropa, Asia dan Amerika Serikat. Untuk Amerika Serikat, para pembelot lebih banyak ditempatkan di Washington DC, Chicago, New York dan Los Angeles.
Thae Yong Ho, mantan Duta Besar Korea Utara untuk Inggris yang melarikan diri ke Korea Selatan pada tahun 2016 pernah memperingatkan kepala negara dunia agar berhati-hati terhadap serangan yang dilancarkan oleh Kim Jong-un. Menurut Yong Ho, Jong-un dalah diktator yang gemar mengambil resiko.
Saat menerima wawancara dari NBC, Thae Yong Ho mengatakan bahwa jika Kim Jong-un menguasai senjata nuklir dan rudal balistik, ia dapat melakukan apa saja yang ia inginkan.
“Kim Jong-un adalah seorang yang bisa berbuat sesuatu hal yang di luar imajinasi manusia normal,” beber Thae. (Chen Juncun/ET/Sinatra/waa)