EpochTimesId – Perusahaan keuangan Inggris perlu bekerja sama untuk memerangi kejahatan dunia maya. Mereka didesak untuk bekerja sama dengan pemerintah dan penegak hukum untuk menyerang infrastruktur penjahat cyber.
Para penjahat siber harus diserang balik agar mereka berhenti mengganggu dunia bisnis. Demikian laporan KPMG dan badan industri UK Finance, seperti dikutip The Epoch Times dari Reuters, Senin (23/4/2018).
Laporan tersebut berpendapat bahwa ancaman kejahatan dunia maya yang meningkat pada sektor keuangan tidak dapat ditanggapi hanya dengan menghabiskan lebih banyak uang. Mereka menilai diperlukan pendekatan yang diperbarui untuk menghadapi penjahat dunia maya.
Ini termasuk bekerja bersama, baik antar perusahaan maupun dengan pemerintah dan penegak hukum. Kerjasama dibutuhkan untuk membuat pasar, peralatan dan sistem yang digunakan penjahat cyber tidak efektif.
“(Itu) membebankan biaya pada mereka (para penjahat), karena mereka kemudian harus merekonstruksi botnet itu, situs-situs phising itu,” kata David Ferbrache, direktur teknik dan kepala cyber space di KPMG.
“Bagi kami itu sangat sedikit panggilan untuk mempersenjatai seluruh komunitas … Ada banyak lagi yang bisa kami lakukan,” katanya.
“Beberapa kelompok, seperti Aliansi Pertahanan Maya, yang anggotanya termasuk beberapa bank terbesar di dunia, sudah melakukan hal ini. Tetapi inisiatif yang berbeda perlu dikonsolidasikan,” ujar penulis laporan, Ferbrache bersama Dan Crisp, direktur interim teknologi dan kebijakan digital di ‘UK Finance’, kepada Reuters.
Kejahatan cyber adalah bisnis besar, dengan dampak global melebihi $ 450 miliar per tahun. Kejahatan dunia maya menjadi risiko kedua bagi dunia bisnis, setelah risiko politik dalam hal tantangan yang dihadapi sektor keuangan, menurut laporan itu.
Serangan pada Bank of Bangladesh pada tahun 2016, di mana para peretas mencuri 81 juta dolar AS, menunjukkan kecanggihan yang meningkat dari serangan terhadap perusahaan keuangan. Kepala cyber bank juga telah memperingatkan bahwa alat yang sebelumnya hanya tersedia untuk pemerintahan resmi negara-negara di dunia, kini digunakan oleh para penjahat.
Sementara bank-bank Inggris sendiri menghabiskan 360 juta juta dolar AS untuk IT pada tahun 2016. Pendekatan seringkali lambat dan dibatasi oleh peraturan relatif terhadap metode yang digunakan oleh para penjahat cyber, yang dapat beroperasi di luar batas dan hukum dan terus memperbarui metode mereka.
Ini membutuhkan respon yang lebih cepat dan lebih kolaboratif, baik di dalam maupun di antara perusahaan yang terkena dampak serta penegakan hukum dan pemerintah, kata laporan itu.
“Pada akhirnya, sektor keuangan sebagai komunitas perlu mengatur ini sendiri,” kata Ferbrache. (Reuters/The Epoch Times/waa)
Video Rekomendasi :