Republik Ceko, yang telah meningkatkan kerja sama politik dan ekonominya dengan Tiongkok sejak 2014, telah terguncang oleh ketidakpastian seputar raksasa energi Tiongkok, CEFC China Energy. Konglomerat Tiongkok besar itu telah berjanji akan menginvestasikan puluhan miliar dolar di negara tersebut.
Setelah siaran pers muncul bahwa CEO CEFC, Ye Jianming, ditangkap di Tiongkok, Presiden Ceko Milos Zeman mengirim dua pejabat untuk mencari tahu situasi tersebut dari salah satu para penasihat terdekatnya.
Para pejabat Ceko menemukan bahwa Ye telah ditangkap untuk penyelidikan internal karena anggota dari Partai Komunis Tiongkok (PKT). Ye menjadi penasihat ekonomi untuk Zeman pada tahun 2015, setelah hubungan Ceko-Tiongkok telah dimulai dan CEFC mulai berinvestasi besar-besaran di Republik Ceko.
Menurut laporan-laporan baru-baru ini, Ye dituduh melakukan kejahatan ekonomi di Tiongkok. Pihak berwenang Tiongkok telah mengkonfirmasi penangkapannya, yang dilaporkan terjadi pada pertengahan Februari 2018.
Ahli kebudayaan Tiongkok Ceko, Olga Lomova, dari Charles University mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Aktualne.cz bahwa penangkapan Ye “membuktikan korupsi ada di mana-mana di tingkat tertinggi politik-politik [Tiongkok] di semua faksi.”
CEFC memilih Republik Ceko sebagai landasan untuk kegiatan ekonomi di Eropa dan membeli saham di beberapa perusahaan termasuk klub sepak bola, real estat, dan perusahaan media. Namun meskipun ada janji investasi-investasi raksasa, CEFC tersebut secara bertahap rontok di Republik Ceko.
“Masalah-masalah tentang CEFC Tiongkok tersebut telah menyebabkan gagalnya beberapa pembicaraan tentang investasi-investasi besar perusahaan tersebut di Republik Ceko,” lapor harian bisnis Ceko E15.
“Sudah sejak Maret 2018, group tersebut mengumumkan bahwa mereka tidak akan meningkatkan kepemilikannya di J&T Finance Group. Bisnis-bisnis lain, seperti Nova TV atau beberapa properti Prague yang menguntungkan, telah dibatalkan. Itu adalah investasi untuk miliaran koruna (mata uang Ceko),” kata laporan itu.
Kontroversi, Suap, dan Utang
Ketua CEFC menjadi orang kontroversial di Republik Ceko setelah dinas rahasia Ceko, BIS, melaporkan kecurigaan bahwa para pemimpin tinggi pemerintahannya telah dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan PKT. Para ahli Tiongkok terkemuka juga telah memperingatkan bahwa CEFC memiliki hubungan-hubungan yang kuat dengan rezim Tiongkok, dan bahwa Ye mungkin bertindak atas nama pejabat intelijen PKT.
Financial Times mengatakan bahwa pada September 2017, terungkap bahwa Ye memiliki hubungan erat dengan intelijen militer PKT, menurut Ihned.cz.
Reputasi CEFC juga telah rusak oleh skandal penyuapan yang diekspos pada November lalu, ketika pengusaha Hong Kong, Patrick Ho Chi Ping, ditangkap di New York City. Departemen Kehakiman AS menuduh bahwa Ho telah menyuap pejabat-pejabat pemerintah di Chad dan Uganda untuk mendapatkan keuntungan bisnis bagi perusahaan energi yang tidak disebutkan namanya di Shanghai yang kemudian dinyatakan sebagai CEFC.
Laporan investigasi tersebut, telah diterbitkan dalam publikasi Ceko, Magazín Reportér, mengungkap latar belakang di balik kemajuan dengan cepat munculnya CEFC dan persekongkolan-persekongkolan yang membantu menciptakan keuntungan besar di atas kertas, meskipun tidak ada uang yang benar-benar mengalir melalui perusahaan tersebut. Artikel berjudul “Mr Ye’s Mysteries” (Misteri Tuan Ye), semakin menggerogoti kepercayaan terhadap para investor Tiongkok.
“Ketua CEFC China Energy, Ye, telah menjadi penasihat Presiden Zeman, dia juga penasihat untuk Presiden Majelis Umum PBB, sebagai Menteri Luar Negeri Uganda. Politisi Afrika kemudian menerima ratusan ribu dolar ke dalam ‘yayasan’ tersebut,” tulis editor Jiří Štický untuk Magazín Reportér. “Sebaliknya, Ketua Ye adalah pria misterius yang telah mengubah namanya empat kali dan tidak yakin pula tanggal lahirnya. Misteri mengelilingi asal-usul CEFC, pertumbuhannya yang cepat, dan hilangnyanya saat ini dari pandangan.”
Bagian dari perusahaan induk Tiongkok tersebut dan cabangnya di Ceko, yang akan menjadi gerbangnya ke Eropa, sekarang akan dinasionalisasi sebagian, menurut majalah Reporter.
“Investasi-investasi besar di Republik Ceko tersebut sekarang tampaknya terlupakan,” tulis Štický. “Bagian dari properti yang dibeli selama dua-tiga tahun terakhir melintasi dunia tersebut akan mencari para pemilik baru. Perusahaan induk Tiongkok perlu membatalkan utang-utangnya pada bank pemerintah Tiongkok.”
Menurut Bloomberg, CEFC akan menjual seluruh portofolio real estat globalnya. Menurut Reuters pada bulan September, perusahaan tersebut memiliki utang global beberapa ratus miliar koruna. CEFC juga telah membuat pinjaman besar dari kelompok perbankan J&T di Republik Ceko, menurutRadio Ceko. J&T telah membekukan semua properti yang dibeli oleh CEFC di Republik Ceko sebagai jaminan untuk pembayaran kembali pinjaman tersebut. (ran)
ErabaruNews