EpochTimesId – Menyingkirkan pernyataan rasis, porno dan ujaran kebencian di Facebook merupakan tantangan besar bagi perusahaan pengelola akun sosial media tersebut. Sebab, program komputer mengalami kesulitan dalam memahami nuansa bahasa manusia.
Dalam evaluasi internal, Facebook menilai sistem kebijakannya lebih baik dalam memblokir kekerasan grafis, foto telanjang atau porno dan propaganda teroris. Facebook mengatakan alat otomatis mampu mendeteksi 86 persen hingga 99,5 persen dari pelanggaran dalam kategori tersebut, Selasa (15/5/2018) waktu Amerika.
Sedangkan untuk ujaran kebencian, pengulas manusia dan algoritma komputer Facebook hanya mampu mengidentifikasi 38 persen dari pelanggaran. Sisanya, baru bisa ditangani setelah pengguna Facebook menandai konten yang melanggar ketentuan Facebook untuk ditinjau.
Laporan yang dipublikasikan pada hari Selasa ini adalah rincian pertama yang diungkap oleh Facebook tentang berapa banyak materi yang dihapus. Statistik mencakup periode yang relatif singkat, dari bulan Oktober hingga Maret tahun ini, dan tidak mengungkapkan berapa lama, waktu rata rata-rata, yang dibutuhkan Facebook untuk menghapus materi yang melanggar standarnya.
Laporan itu juga tidak mencakup berapa banyak konten tidak pantas yang terlewatkan, tidak berhasil dihapus secara tidak sadar oleh Facebook.
Namun, Facebook mengatakan menghapus 2,5 juta konten yang dianggap perkataan yang tidak dapat diterima selama tiga bulan pertama tahun ini. Jumlah itu naik dari 1,6 juta pada kuartal sebelumnya. Perusahaan mendapat pengakuan yang lebih baik, bahkan ketika mengatakan program komputer mengalami kesulitan memahami konteks dan nada bahasa.
Facebook menurunkan 3,4 juta grafis kekerasan selama tiga bulan pertama tahun ini, hampir tiga kali lipat dari 1,2 juta selama tiga bulan sebelumnya. Dalam hal ini, deteksi yang lebih baik hanyalah sebagian alasannya.
Facebook mengatakan para pengguna lebih gencar memasang gambar-gambar kekerasan di tempat-tempat seperti Suriah, yang tengah dilanda perang. Peningkatan transparansi muncul ketika bocornya sekitar 87 juta data pengguna Facebook terungkap.
Namun, skrining konten tidak ada hubungannya dengan perlindungan privasi, dan ditujukan untuk menjaga suasana ramah-keluarga bagi pengguna dan pengiklan.
Laporan ini juga mencakup akun palsu, yang telah mendapat perhatian lebih dalam beberapa bulan terakhir. Perhatian lebih diberikan setelah terungkap bahwa agen Rusia menggunakan akun palsu untuk membeli iklan, dan berusaha mencoba memanipulasi pengguna Facebook di AS dan di tempat lain.
Facebook sebelumnya memperkirakan jumlah akun palsu sekitar 3 persen hingga 4 persen dari pengguna aktif bulanan. Laporan mengatakan bahwa Facebook sudah menonaktifkan 583 juta akun palsu selama tiga bulan pertama tahun ini. Jumlah itu turun dari 694 juta selama kuartal sebelumnya.
Facebook mengatakan jumlah tersebut cenderung berfluktuasi dari kuartal ke kuartal. Facebook mengatakan 98 persen lebih dari akun tersebut terungkap sebelum ada pengguna facebook lain yang melaporkannya.(The Associated Press/The Epoch Times/waa)
Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA