Bos Travel Ilegal Asal Tiongkok Dituduh Sebagai Penyebab Terbaliknya Kapal di Phuket

oleh Xu Jian

Insiden kapal terbalik di perairan dekat Phuket, Thailand pada 5 Juli dianggap sebagai salah satu bencana wisata terbesar di Thailand sejak kematian ribuan orang ketika terjadi tsunami Asia Selatan tahun 2004.

Headline di media Thailand pada 9 Juli menyebutkan bahwa Wakil Perdana Menteri Thailand, Prawit Wongsuwan di kantornya mengatakan : Setelah penyelidikan polisi, kecelakaan terbaliknya kapal di perairan dekat Phuket telah menyebabkan lebih dari 40 orang wisatawan dari Tiongkok tewas. Operator kapal ini dari sebuah agen perjalanan ilegal bernama ‘Ling Yen Duan’ yang menyewa kapal adalah WNA asal Tiongkok.

Pada 5 Juli, terjadi 2 kecelakaan tenggelamnya kapal di perairan sekitar Thailand menyebabkan lebih dari 50 orang wisatawan asal Tiongkok tewas dan hilang.

Pada hari Minggu (8 Juli) pihak berwenang Thailand menangkap kedua nakhoda kapal karena dianggap melakukan kelalaian  tugas. Selain itu, pemerintah Thailand berjanji kepada keluarga korban untuk bertindak adil dalam investigasi demi kepentingan keluarga, serta untuk klaim ganti rugi.

2 kapal pesiar Thailand yang ditumpangi total 133 orang wisatawan dan 127 di antaranya adalah warga Tiongkok, dalam pelayaran kembali ke Pulau Phuket tiba-tiba diterpa badai besar sehingga terbalik dan tenggelam.

42 orang penumpang dari salah satu kapal pesiar tersebut meninggal dan 14 lainnya belum ditemukan, sedangkan kapal pesiar lainnya seluruh penumpangnya berhasil diselamatkan. Gubernur Phuket Norraphat Plodthong membenarkan bahwa warga yang tewas dan masih belum ditemukan itu semua adalah wisatawan asal Tiongkok.

2 orang nakhoda kapal dituduh melakukan kelalaian tugas, korban memperoleh santunan 42.000 dolar AS

Polisi setempat Thailand mengatakan pada hari Minggu bahwa kedua kapten masing-masing dituduh melakukan kelalaian tugas sehingga menyebabkan satunya kematian orang lain dan mungkin dapat dijatuhi hukuman penjara di atas 3 tahun, satunya lagi menyebabkan cedera fisik dan mental dan akan dijatuhi hukuman lebih ringan.

Komisaris Polisi Phuket pada konferensi pers bersama pada hari Minggu mengatakan bahwa pihak berwenang telah menginterogasi kedua kapten dan akan menyelidiki lebih lanjut penyebab kecelakaan itu. Pejabat Thailand mengatakan bahwa setiap keluarga korban menerima kompensasi sebesar 1,4 juta baht (setara 42.000 dolar AS).

Menteri Pariwisata Thailand Weerasak Kowsurat mengatakan bahwa pemerintah Thailand menaruh perhatian tinggi pada pekerjaan penyelamatan dan bantuan yang dibutuhkan wisatawan asing lainnya. Pihaknya mengatakan akan meneruskan pencari terhadap penumpang yang hilang, juga tidak akan mentoleransi siapa pun yang melanggar hukum.

Weerasak menambahkan, pemerintah Thailand akan berusaha untuk menyelidiki tragedi ini secara serius. Pihak kepolisian kini sedang menyelidiki kedua kapal itu memenuhi aturan yang ditetapkan oleh pejabat maritim.

Pada hari itu, Departemen meteorologi telah mengeluarkan peringatan kepada kapal untuk tidak melaut karena cuaca tidak menunjang, tetapi kedua kapal besar yang digunakan itu ternyata diloloskan untuk berlayar setelah diperiksa.

“Kami akan memastikan bahwa semua yang bertanggung jawab atas insiden tragis ini dibawa ke pengadilan,” kata Weerasak di depan wartawan. Ia kemudian berdiri dari duduk dan menunduk untuk meminta maaf kepada korban dan keluarga.

Dia menambahkan bahwa pemerintah akan memperkuat peraturan keamanan untuk mencegah kecelakaan yang sama di masa depan dan meningkatkan upaya untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan terhadap industri pariwisata Thailand.

Untuk membantu keluarga membawa pulang jenasah korban, pemerintah daerah mendirikan posko di Bandara Internasional Phuket, Rumah Sakit Phuket dan Rumah Sakit Vachira Phuket. Dinas Provinsi Phuket juga mendirikan pusat layanan. Sejauh ini, ada lebih dari 50 keluarga korban tiba di Phuket.

Wakil PM Thailand : Agen perjalanan Tiongkok sangat tidak bertanggung jawab

Wakil PM. Prawit Wongsuwan mengatakan, bencana tersebut timbul akibat agen perjalanan Tiongkok yang tidak menghormati peraturan keamanan Thailand.

“Beberapa warga Tiongkok menggunakan nama palsu seakan orang Thailand untuk menarik wisatawan Tiongkok …… mereka tidak memperhatikan peringatan keamanan …… Itu sebabnya mengapa bencana ini bisa terjadi. Cara ini perlu diperbaiki,” kata Prawit tanpa memberikan lebih banyak instruksi lengkap.

Kabarnya, para wisatawan Tiongkok itu memesan perjalanan ini melalui agen perjalanan secara online.

Sebelumnya, pihak berwenang mengatakan bahwa kapal itu berisi 105 orang, kemudian direvisi menjadi 101 orang, karena ada beberapa orang yang batal bergabung.

Pendapatan Thailand dari industri pariwisata menyumbang sekitar 12% dari produk domestik bruto, dan wisatawan dari Tiongkok adalah kekuatan pendorong utama di industri tersebut. Tahun lalu, warga Tiongkok yang berwisata ke Thailand mencapai 9,8 juta orang, hampir sepertiga dari jumlah total wisatawan yang berkunjung ke Thailand tahun lalu.

Bulan Agustus 2015, 20 orang meninggal dalam insiden ledakan bom yang terjadi di dekat sebuah kuil di Bangkok, dan sebagian besar dari mereka adalah warga Tiongkok. Ini adalah insiden yang paling serius dari serangan-serangan orang tidak bertanggung jawab di Thailand. Jumlah wisatawan asal Tiongkok sempat turun sedikit setelah serangan itu, tetapi cepat pulih di kemudian harinya. (Sin/asr)

FOKUS DUNIA

NEWS