EpochTimesId – Sebuah laporan terbaru yang dipersiapkan untuk anggota Kongres Amerika Serikat menunjukkan besarnya pemasukan dari perang tarif. Dalam kurun waktu kurang dari empat bulan, pemerintahan Trump telah memperoleh pendapatan baru untuk kas negara senilai 1,4 miliar dolar AS atau sekitar 20 triliun rupiah.
Pemasukan tersebut diperoleh dari pungutan dalam kenaikan tarif atas produk baja dan aluminium.
Situs web CNBC Finance pada 13 Agustus melaporkan bahwa Congressional Research Service (CRS) memperkirakan pemasukan itu diperoleh antara 23 Maret dan 16 Juli 2018. Amerika Serikat memperoleh pajak atau bea masuk atas produk baja dan aluminium luar negeri masing-masing sebesar 1,1 miliar dan 344,2 juta dolar AS.
Menurut CRS, berdasarkan kalkulasi jumlah impor tahun lalu, tarif baru akan memberikan pemasukan untuk Amerika Serikat sekitar 7,5 miliar dolar. Pemasukan diperoleh dari produk baja senilai 5,8 miliar dan almunium sebanyak 1,7 miliar dolar.
Pada tahun 2017, AS mengimpor produk baja dari luar negeri total mencapai 29 miliar, dan produk almunium 17.4 miliar.
Trump mengatakan bahwa pengenaan tarif dapat membawa manfaat tambahan, yaitu mengurangi defisit kas pemerintah federal.
Melalui Twitter Trump menulis pesannya pada 5 Agustus lalu yang menyatakan, “Tarif telah memberikan dampak positif yang besar pada industri baja AS. Pabrik-pabrik AS telah mulai berproduksi, dan para pekerja industri baja mulai bekerja lagi, selain itu ada sejumlah besar uang yang mengalir ke kas negara.”
“Tarif akan membawa negara kita pada kemakmuran di masa mendatang. Kami menggunakannya untuk negosiasi yang menuju perdagangan adil. Jika negara (lain) masih enggan untuk bernegosiasi, mereka akan membayar kepada kita sejumlah besar uang dalam bentuk tarif.”
“Dalam situasi apapun kita semua adalah pemenang,” tulis Trump di Twitter.
Tujuan jangka panjang AS adalah perdagangan bebas, adil dan saling menguntungkan.
Ketika CNBC ‘Squawk Box’ bertanya tentang pendapatan yang dapat dihasilkan lewat pengenaan tambahan tarif atas barang impor, Menkeu AS Steven Mnuchin mengatakan, “Kami masih berada di tahap awal, jadi saya tidak akan memberikan angka spesifik. Namun, tarif bukanlah menjadi target jangka panjang kami, tetapi kami berharap pada perdagangan yang bebas, adil dan saling menguntungkan dapat terealisasi.”
Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross juga mengatakan, “Apa yang pada akhirnya diinginkan oleh presiden adalah mengurangi penghalang yang ditimbulkan dari tarif. Kurangi hambatan dari tarif, persaingan yang adil, subsidi nol.”
“Tetapi untuk mencapainya, kita harus mengambil cara yang menyakitkan untuk menghentikan perilaku buruk, mendorong dilakukannya reformasi. Inilah yang dilakukan Presiden Trump.”
Pusat Layanan Penelitian Kongres AS mengakui bahwa pendapatan tarif akan ‘terkena dampak dinamis’, misalnya, jumlah perusahaan yang disetujui oleh Departemen Perdagangan untuk membebaskan tarif, serta pengembalian uang kepada beberapa perusahaan yang telah membayar bea masuk.
Hingga 6 Agustus, Kementerian Perdagangan telah menerima 33.099 kasus permohonan bebas tarif. Mereka menyetujui 1.428 kasus permintaan, dan menolak 702 kasus permintaan lainnya.
Saat ini, Korea Selatan, Argentina, Australia dan Brazil telah memperoleh pengecualian permanen. Amerika mengganti pajak (bea impor) produk baja dan aluminium dengan kuota atau pembatasan kuantitas. Korea Selatan hanya memperoleh pembebaskan tarif atas produk baja saja. (Xia Yu/ET/Sinatra/waa)
Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA