oleh Xu Jian
Epochtimes.id- Perdana Menteri Malaysia pada Senin (13/08/2018) mengatakan bahwa sebelum melakukan kunjungan pertamanya ke Beijing sejak Mahathir menjabat lagi kedudukan perdana menteri, akan berusaha untuk membatalkan proyek OBOR (One Belt One Road).
Proyek ini ditandatangani oleh perdana menteri sebelumnya dengan pihak Tiongkok senilai USD. 22 miliar. Ini dikarenakan Malaysia tidak ingin jatuh ke dalam perangkap utang yang dibuat PKT.
Mahathir Mohamad akan berada di Beijing pada 17 hingga 21 Agustus. Ini merupakan kunjungan kenegaraan pertamanya ke Tiongkok sejak 3 bulan lalu menduduki kembali kursi perdana menteri setelah berusia 93 tahun.
Pada hari Senin Mahathir menerima wawancara Associated Press, dia mengatakan akan mengajukan permintaan kepada Tiongkok untuk membatalkan 2 proyek pembangunan infrastruktur yang didanai mereka yang disetujui oleh mantan Perdana Menteri Najib Razak.
Ini adalah pernyataan paling serius yang dibuat oleh pemerintah Malaysia yang baru terhadap proyek OBOR.
Sebelumnya media Tiongkok memuji dukungan pemerintah Malaysia terhadap inisiatip OBOR di wilayah tersebut. Namun pernyataan publik Mahathir di tingkat internasional kali ini merupakan ironi besar bagi Tiongkok.
Mahathir mengatakan dia berharap untuk tetap menjaga hubungan baik dengan Beijing dan menyambut investasinya, tetapi itu harus menjadi proyek yang menguntungkan Malaysia.
“Kami percaya bahwa kami belum membutuhkan dua proyek ini karena kami pikir proyek infrastruktur tersebut tidak layak, jadi jika dimungkinkan, kami ingin melepas kedua proyek ini” katanya.
Pemerintah Malaysia yang baru telah menangguhkan proyek yang dibangun oleh perusahaan BUMN Tiongkok dan menghimbau pengurangan biaya yang terus membengkak, tetapi beberapa dari pekerjaan tersebut sudah dibayar oleh pemerintah Malaysia, bahkan jika berhasil ditangguhkan akan sulit untuk meminta kembali dananya.
“Jika pembatalan sepenuhnya proyek-proyek ini tidak dimungkinkan, Malaysia akan menangguhkannya sampai di masa depan jika ada permintaan (baru akan dikemukan lagi)” kata Mahathir.
BUMN Tiongkok dicurigai melakukan pencucian uang, “Seluruh proyek itu seperti penipuan”
Selama berkuasa, mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menunjukkan sikap pro-Tiongkok, dan Beijing pun memasukkan Malaysia sebagai bagian penting dari inisiatif OBOR untuk perdagangan global dan mitra utama.
Najib dan Beijing pada 2016 menyepakati pelaksanaan proyek OBOR, membangun infrastruktur sepanjang 688 kilometer (430 mil) jalur kereta api pantai timur dan pemasangan 2 pipa gas, yang melibatkan lebih dari USD. 20 miliar dana. Setelah ganti pemerintahan, kedua proyek tersebut ditangguhkan.
Najib sendiri diduga menggelapkan ratusan juta dolar dana milik 1MDB, pemerintah baru pada 5 Juli menuntut pertanggungjawaban Najib atas keempat kejahatan yang ia lakukan, termasuk pengalihan tidak sah dana milik 1MDB sebesar USD. 10 juta ke rekeningnya sendiri.
Pemerintah baru juga menemukan bahwa ia telah membayar 88% dari jumlah kontrak teknik kepada perusahaan Tiongkok China National Petroleum Corporation, tetapi proyek tersebut baru diselesaikan sebanyak 13%.
BBC melaporkan bahwa pejabat senior Malaysia mengatakan bahwa perusahaan milik negara Tiongkok diduga membantu Najib untuk mencuci uang. Pemerintah baru percaya bahwa skandal perampasan dana milik 1MDB melibatkan perusahaan-perusahaan Tiongkok. Tony Pua, pejabat khusus Kementerian Keuangan Malaysia mengatakan : “Seluruh proyek itu seperti penipuan, jelas melibatkan pencucian uang”.
Skandal korupsi menyebabkan Aliansi Front Nasional Najib kalah secara mengejutkan dalam pemilihan pada bulan Mei lalu. Sejak kemerdekaan Malaysia pada tahun 1957, Front Nasional tidak pernah kalah dalam pemilihan. (Sin/asr)