Lembaga pemeringkat kredit terbesar Tiongkok, Dagong Global Credit Rating Co., telah diperintahkan oleh regulator negara untuk menangguhkan operasinya selama setahun setelah diketahui telah menjual peringkat pada perusahaan-perusahaan klien.
Seorang pengungkap fakta di Dagong melaporkan kelakuan buruk perusahaan tersebut kepada regulator negara, menurut majalah berita bisnis Tiongkok, Caixin.
Ketika para penerbit obligasi dinilai oleh Dagong, agensi tersebut meminta agar mereka membeli perangkat lunak konsultasi yang dijual oleh perusahaan-perusahaan afiliasinya.
Untuk mendapatkan peringkat AA+, Dagong akan memerintahkan agar perusahaan membeli sistem manajemen datanya, dengan harga 9,7 juta yuan ($1,4 juta), serta tambahan biaya layanan sebesar 800.000 yuan (sekitar $116.000) per tahun.
Sebanyak 26 perusahaan telah membeli perangkat lunak konsultasi Dagong dengan imbalan peringkat nilai yang baik, termasuk Shin Kong Group, konglomerat yang terlibat dalam jasa keuangan, manufaktur, dan layanan medis.
Para investor khawatir ketika likuiditas Shin Kong terlihat dalam bahaya selama paruh kedua tahun 2017. Pada satu titik, imbal hasil pada banyak obligasi telah melebihi 30 persen. Namun pada Maret 2018, Dagong masih memberi perusahaan tersebut peringkat A+, menurut Chinabond, penyedia informasi di pasar obligasi Tiongkok.
South China Morning Post juga mengutip kasus Sunshine Kaidi New Energy Group, sebuah perusahaan swasta yang membangun pembangkit listrik dan membuat produk-produk energi baru. Awal tahun ini, ia menerima peringkat AA meskipun ada laporan tentang kesengsaraan dalam perusahaannya. Perusahaan tersebut akhirnya gagal melakukan kewajiban obligasinya senilai 18 miliar yuan ($2,6 miliar) pada bulan Juni. Sejak itu, Dagong menurunkan peringkatnya menjadi C. Regulator negara tidak menyebut Sunshine Kaidi terlibat dalam kesalahan apa pun sehubungan dengan Dagong.
Bagaimanapun perilaku Dagong telah menyoroti kurangnya lembaga penilaian kredit yang benar-benar independen untuk menilai obligasi di Tiongkok.
Komisi Pengaturan Sekuritas Tiongkok mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 17 Agustus bahwa sebuah pemeriksaan lokasi juga mengungkapkan bahwa agensi tersebut memiliki “tata kelola internal yang kacau,” menyewa “eksekutif tanpa kualifikasi profesional,” dan telah kehilangan “dokumen-dokumen asli.”
Selain itu, National Association of Financial Market Institutional Investors, pengawas pasar bank internet Tiongkok, mengatakan Dagong telah memberikan pernyataan-pernyataan palsu selama penyelidikan.
Dagong didirikan pada tahun 1994 dan telah memberi peringkat kepada perusahaan lebih dari 70 industri dengan total penerbitan obligasi lebih dari 1 triliun yuan ($145,8 milyar), menurut situs webnya.
Saat ini, pasar Tiongkok sebagian besar tertutup bagi lembaga pemeringkat kredit asing. Mereka hanya diperbolehkan menilai perusahaan-perusahaan patungan.
Surat kabar milik pemerintah Tiongkok, Securities Times, memperkirakan bahwa penangguhan layanan Dagong akan melibatkan 272 perusahaan, dengan 1.781 obligasi senilai 1,92 triliun yuan (280 miliar dolar AS). Ini adalah penalti paling keras pada perusahaan pemeringkat hingga saat ini.
Surat kabar Tiongkok, National Business Daily, juga mencatat bahwa sejak tahun 2014, ada 116 insiden pelanggaran peringkat kredit obligasi yang terlibat; 12 melibatkan Dagong.
“Di mana kredibilitasnya? Dimana kepercayaannya? Hanya karena latar belakang pemerintah milik Dagong sehingga ia dapat dikecualikan dengan mengesampingkan ketentuan hukum Tiongkok,” kata ekonom independen Gong Shengli dalam wawancara dengan Epoch Times edisi Bahasa Mandarin.
Dagong didirikan di bawah naungan bank sentral Tiongkok, Bank Rakyat Tiongkok (People’s Bank of China), serta Komisi Ekonomi dan Perdagangan Negara. (ran)