EpochTimesId – Mimpi buruk para ahli kesehatan hewan benar-benar terjadi. Demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF), penyakit yang sangat menular dan mematikan pada babi menjangkiti 4 provinsi di Tiongkok. Ratusan juta babi terserang wabah penyakit, pada negara produsen daging babi terbesar di dunia itu.
Majalah ‘Sains’ melaporkan bahwa sejauh ini, wabah ASF telah dilaporkan muncul di empat provinsi timur laut Tiongkok. Wilayah itu meliputi area seluas beberapa ribu kilometer persegi. Ada 430 juta ekor babi yang terinfeksi, banyak di antaranya adalah babi-babi yang dimiliki peternak kecil yang tidak memiliki tindakan biosekuriti.
“Wabah virus babi Afrika ini benar-benar masalah yang sangat serius,” kata Yang Hanchun, seorang virologis babi di Universitas Pertanian Tiongkok.
Karena besarnya skup ukuran industri daging babi di Tiongkok, maka dampaknya terhadap ekonomi tidak tanggung-tanggung. Bahkan mungkin saja bersifat menghancurkan.
Yang Hanchun mengatakan, masuknya ASF ke Tiongkok mengancam sumber protein utama bagi masyarakat, dalam risiko. Virus-virus ini mungkin juga menyebar dari Tiongkok ke negara lain.
Francois Roger, seorang ahli epidemiologi di Pusat Pengembangan Internasional Prancis mengatakan bahwa jika demam ASF berubah menjadi pandemi, “itu akan menjadi ancaman besar bagi bagian dunia lainnya, termasuk benua Amerika.”
Virus penyebab demam babi Afrika memang tidak membahayakan bagi manusia. Akan tetapi, virus dapat menyebar dengan cepat melalui kontak langsung atau ditularkan melalui sepatu, pakaian dan peralatan peternak.
Virus itu selain mampu bertahan hidup dalam suhu panas maupun dingin, juga mampu bertahan hidup sampai beberapa pekan dalam bangkai, kotoran babi dan produk daging setengah jadi. Terinfeksi virus tersebut dapat menyebabkan demam tinggi, pendarahan internal, dan sering menyebabkan kematian. Wabah ASF ini sampai sekarang belum ada obatnya yang dianggap efektif.
Wabah yang populer terjadi di Afrika sejak tahun 2007 ditemukan berjangkit pada babi di Georgia, Afrika. Wabah kemudian menyebar ke Rusia. ASF juga muncul di Polandia dan Republik Ceko. Para ilmuwan khawatir, bahwa wabah penyakit babi tersebut sampai menyebar ke negara produsen daging babi besar dunia seperti Jerman dan Denmark.
Hingga 21 Agustus, diketahui bahwa virus ASF telah menyerang 4 provinsi timur laut Tiongkok.
Menurut Kementerian Pertanian Tiongkok, wabah babi pertama di Asia Timur ditemukan di kota Shenyang pada 1 Agustus tahun ini. Penyelidik melacak sumber penyakit tersebut dan menyimpulkan bahwa virus telah menyebar di Shenyang sejak bulan Maret lalu.
Analisis genetika menunjukkan bahwa virus yang muncul di Timur Laut terkait erat dengan virus yang beredar di Rusia sebelumnya. Para ilmuwan di Changchun Institut Kedokteran Hewan Militer mengatakan bahwa peningkatan permintaan daging babi telah menyebabkan peningkatan jumlah permintaan produk babi.
Peningkatan yang akhirnya juga meningkatkan risiko aliran virus. Menurut ahli hewan FAO, virus babi Afrika mungkin masuk Tiongkok bersamaan dengan masuknya produk daging babi ke Tiongkok.
Wabah ASF gelombang kedua terjadi pada 14 Agustus 2018 di sebuah lokasi rumah potong di kota Zhengzhou. Babi yang terinfeksi berasal dari pasar Jiamusi di Heilongjiang. Wabah gelombang ketiga terjadi di Lianyungang, Jiangsu pada 15 Agustus. Pemerintah Tiongkok telah memburu hewan yang sakit dan hewan yang terinfeksi. Di Shenyang saja, 9.000 ekor babi dibantai untuk mencegah penularan.
Mengatasi wabah virus babi Afrika adalah tantangan besar. Produsen daging babi Tiongkok termasuk perusahaan besar dan maju, maupun peternakan kecil dan terbelakang menghadapi tantangan terbesar dalam mengendalikan demam babi Afrika.
Pengembangan ukuran untuk semua produsen adalah tantangan terbesar dalam mengendalikan demam babi Afrika. Melacak jalur infeksi juga merupakan tugas yang sulit dipecahkan. Pemerintah Tiongkok perlu membujuk para produsen babi untuk membunuh hewan dan memberi kompensasi kepada mereka. Pemerintah juga perlu menghentikan para peternak babi yang meyembelih babi terinfeksi dan menjual dagingnya. (Qin Yufei/ET/Sinatra/waa)
Video Pilihan :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA