HONG KONG – Delapan paus beluga melompat bersama-sama keluar dari kolam renang indoor berwarna biru terang, membalik ekor mereka dan memuntahkan air mancur, ketika dipadati sorak-sorai penonton dan bidikan foto-foto.
Pertunjukan ikan paus seperti itu ada di Chimelong Ocean Kingdom, yang terletak di Zhuhai di pantai selatan Tiongkok, berkembang biak di taman laut baru di seluruh negeri, mendorong permintaan untuk spesies yang terancam tersebut, menurut para ilmuwan, eksekutif dan aktivis.
Paus Orca dan beluga termasuk di antara hewan laut yang terperangkap dalam perdagangan gelap di mana cetacea (mamalia laut) sering ditangkap dan secara ilegal dijual demi jutaan dolar, kata mereka.
Taman-taman laut dan akuarium dibuka setiap bulan di Tiongkok, dengan lebih dari 36 proyek skala besar akan diluncurkan dalam dua tahun mendatang. Ini muncul sejak banyak pertunjukan hewan hidup di Amerika Serikat dan Eropa sedang dihentikan karena pertentangan yang meluas.
“Kita telah mengalami kemajuan besar dalam menutup taman laut di Barat tetapi Tiongkok mengatakan, ‘saatnya giliran saya sekarang’,” kata Ric O’Barry, pendiri Dolphin Project, sebuah kelompok advokasi.
Terpikat oleh booming pariwisata domestik, perusahaan seperti Haichang Ocean Park, Guangzhou R&F Properties, Dalian Shengya dan Chimelong Group adalah ujung tombak pertumbuhan yang cepat untuk industri tersebut.
Shanghai Ocean World di Haichang, yang akan dibuka pada bulan November, dan Kerajaan Laut Chimelong sedang mempersiapkan pertunjukan paus orca (paus bergigi besar dengan tanda hitam-putih yang khas dan sirip punggung yang menonjol) secara langsung untuk pertama kalinya di Tiongkok.
O’Barry, yang menangkap dan melatih lumba-lumba dan orca sebelum meluncurkan kampanye menentang penangkapan mamalia laut pada tahun 1970, mengatakan bahwa Tiongkok adalah penggerak utama industri ini secara global.
Lebih dari 60 taman laut telah beroperasi di Tiongkok, mulai dari pengembangan skala besar seperti Kerajaan Laut Chimelong, hingga fasilitas-fasilitas kecil yang biasanya merupakan suplemen tambahan untuk proyek properti besar, kata eksekutif industri.
Chimelong, Haichang, Dalian Shengya, Zhonghong Group dan Rizhao Ocean Park tidak menanggapi beberapa permintaan untuk komentar. R&F mengatakan resor yang telah direncanakannya hanya akan mencakup cetacea yang ditangkap liar baik yang telah diselamatkan, ataupun yang berasal dari kebun binatang dan akuarium terkemuka.
Kota-kota sering memulai proyek taman laut sebagai cara yang menarik perhatian untuk meningkatkan profil mereka, dengan menawarkan lahan-lahan yang luas dan pinjaman murah kepada para pengembang untuk membangunnya.
Noble Coker, presiden dari Apex Parks and Entertainment Services, yang bekerja dengan taman-taman bertema di Asia, mengatakan fasilitas laut sering menjadi pertimbangan sekunder dalam kesepakatan keseluruhan untuk memperoleh tanah dari pemerintah kota.
Pengembang mendapat manfaat dari perkembangan cepat dan penjualan properti perumahan atau komersial, katanya, dengan elemen-elemen seperti taman laut yang biasanya dibayar oleh penjualan properti.
“Semua insentif untuk para pengembang dalam jangka pendek, sehingga dampak moral dan etis 20 tahun dari taman atau akuarium yang mereka bangun jarang dipertimbangkan,” kata Coker.
PENANGKAPAN-PENANGGKAPAN ILEGAL
Sejak tahun 2014, 872 cetacea, yang meliputi ikan paus, lumba-lumba dan lumba laut, telah dimasukkan ke dalam penangkaran di Tiongkok, menurut China Cetacean Association.
Saat ini tidak ada peraturan pemerintah lokal atau standar internasional untuk memantau perdagangan tersebut, kata Lucio Conti, wakil presiden untuk fasilitas kelautan di Atlantis Sanya, sebuah resor yang terletak di provinsi tropis Hainan di Tiongkok.
Conti mengatakan Atlantis bekerja dengan pemerintah untuk menetapkan standar kesejahteraan hewan pada saat ada perdagangan ilegal satwa liar yang terancam punah.
“Jika Anda pergi ke nelayan di pulau ini, mereka bisa mendapatkan apa pun yang Anda inginkan. Mereka bisa memberi Anda hiu paus, mereka bisa membuat Anda semua spesies, terancam punah atau tidak karena tidak ada kontrol seperti itu.”
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tiongkok mengarahkan permintaan untuk memberikan komentar kepada Administrasi Kehutanan dan Perkebunan Negara, yang bertanggung jawab atas masalah satwa liar.
Administrasi tersebut mengarahkan permintaan tersebut kepada Administrasi Kelautan Negara, yang pada gilirannya mengarahkan permintaan ke Kementerian Sumber Daya Alam. Kementerian tersebut mengarahkan permintaan tersebut ke Departemen Pertanian dan Urusan Pedesaan, yang tidak menanggapi permintaan untuk komentar.
Banyak taman laut Tiongkok menampilkan hiu paus, paus Beluga, lumba-lumba dan pari manta. Namun tidak ada orca, atau paus pembunuh yang dikenal karena warna hitam dan putihnya yang khas, telah ditampilkan secara publik hingga saat ini.
Setidaknya 13 orca Rusia diimpor ke Tiongkok antara tahun 2013 dan 2016, menurut CITES, Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah. Dua lainnya dikirim pada tahun 2017 dan lebih banyak yang akan diimpor tahun ini, menurut Oxana Fedorova, kepala Proyek Dolphin Rusia.
Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) tidak mengungkapkan perusahaan-perusahaan yang terlibat tersebut.
Konservasi Paus dan Lumba-lumba (Whale and Dolphin Conservation), sebuah kelompok yang berbasis di Inggris, mengatakan Kerajaan Laut Chimelong memiliki sembilan orca, Shanghai Haichang Polar Ocean World memiliki empat dan dua lagi berada di Kerajaan Laut Wuxi Changqiao.
Rusia, yang merupakan pemasok tunggal orca liar dan paus-paus beluga ke Tiongkok, pada bulan Juli mengumumkan penyelidikan atas penjualan ilegal 7 paus pembunuh tersebut.
Empat perusahaan terlibat dalam penjualan orca ke Tiongkok, menurut pernyataan dari Kantor Jaksa Agung Rusia. Ia tidak menyebutkan nama perusahaan atau tempat tujuan orca-orca tersebut.
Rusia menyetujui kuota penangkapan untuk 13 Orca pada 2018. Beberapa paus pembunuh telah ditangkap di Lautan Okhotsk Rusia, kata para aktivis yang memantau perburuan itu pada Agustus.
“Masalahnya adalah permintaan yang sedang dibuat di Tiongkok,” kata Fedorova, yang bekerja dengan tim, yang diselenggarakan oleh Ocean Friends. Dia mengatakan tim tujuh telah diancam, ditembak dan dirampok oleh para pemburu.
Para aktivis tersebut mengatakan mereka tidak dapat merekam penangkapan pada film ketika pesawat mereka ditembak jatuh.
Namun, foto dari Ocean Friends menunjukkan tangki transportasi di sebuah kapal Rusia bernama Jurii Shvezov yang menampung dua orca.
Perwakilan dari Kupets, perusahaan pemilik kapal itu, mengatakan pihaknya terlibat dalam transportasi orca tersebut dengan tidak menangkap mereka. Dia menolak berkomentar lebih lanjut.
KEBIASAAN SEKALI PAKAI
Naomi Rose, seorang ilmuwan mamalia laut yang berbasis di Washington di Animal Welfare Institute, mengatakan penangkapan-penangkapan itu tidak dapat dipertahankan dan tidak manusiawi.
Dia menambahkan bahwa prospek keuntungan yang tinggi akan terus menarik unsur kriminal.
“Ketika Anda memiliki banyak bersangkutan dengan uang, di mana seekor hewan bernilai beberapa juta dolar, Anda akan menjadi jahat dan berbahaya.”
Sekali di penangkaran, tingkat kematian sangat tinggi, kata aktivis. Ini memaksa perusahaan untuk terus membeli kembali hewan-hewan laut.
“Mereka benar-benar menderita di penangkaran. Khusus untuk orca, mereka adalah yang paling tidak cocok untuk dimasukkan ke dalam tangki. Budaya mereka ada di alam liar,” kata Taison Chang, ketua Lembaga Konservasi Lumba-Lumba Hong Kong.
Kondisi-kondisi yang jorok dan perlakuan-perlakuan kesejahteraan yang buruk menjadi keprihatinan di tengah membanjirnya taman laut yang semakin meningkatnya.
Pada bulan Juni, misalnya, video online menunjukkan seorang pelatih dari Ocean World di kota pelabuhan Dalian di Tiongkok memakaikan lipstik merah muda pada ikan paus beluga. Perusahaan tersebut kemudian meminta maaf dan berjanji untuk memperkuat perlindungan hewan, menurut media setempat.
Para aktivis khawatir bahwa setelah para pemain terbesar Tiongkok memulai pertunjukan-pertunjukan orca, ia akan menelurkan efek peniru di taman-taman laut yang lebih kecil dan kurang berpengalaman di seluruh negeri.
Peng, yang menonton pertunjukan beluga di Ocean Kingdom bersama istri dan putranya, mengatakan dia tidak menyadari bahwa Beluga terancam dan bahwa dia telah menikmati pertunjukan tersebut.
“Ia tidak kejam pada mereka. Mereka memberinya makan dan tidak memukulnya.” (ran)
https://www.youtube.com/watch?v=gl4ZBazsxU8