Chen Juncun
Presiden AS ke-40 Ronald Wilson Reagan dianggap sebagai salah satu presiden terbesar Amerika Serikat. Dia terkenal dengan pidatonya yang sangat meyakinkan.
Dalam sebuah pidato di hadapan publik, presiden yang humoris itu mengalami “penembakan”, tapi tetap tidak mengubah rasa humornya dan membuat reaksi tak terduga bagi banyak orang.
Pada 12 Juni 1987, Reagan tiba di Bandara Tempelhof di Berlin dengan pesawat khusus untuk berpartisipasi dalam perayaan ulang tahun ke-750 pendirian kota Berlin.
Reagan berbicara di hadapan ratusan orang Amerika di Pangkalan Angkatan Udara AS di bandara. Tempat itu dihiasi dengan banyak balon berwarna-warni, suasananya meriah.
Pada saat Reagan berpidato, sebuah balon tiba-tiba meletus keras “Dor!”, yang terdengar seperti suara tembakan dari moncong senapan pembunuh. Saat itu, dia memutus pidatonya dan berseloroh: “(Saya) tidak kena (missed me).”
Reaksi lucu Reagan membuat hadirin tertawa dan tepuk tangan pun membahana. Reaksinya itu juga mengingatkan pada penembakannya di masa lalu pada 30 Maret 1981, ketika Reagan yang baru menjabat selama lebih dari dua bulan.
Dia tertembak di paru-parunya oleh seorang pria yang mengalami gangguan mental di sebuah hotel di Washington. Reagan mengalami pendarahan internal parah, namun berkat penyelamatan yang tepat waktu dia pun pulih dengan cepat.
Menurut United Press International, Reagan juga menyanyikan “Selamat Ulang Tahun kepadamu” pada perayaan yang bergaya Amerika di Berlin.
Pada saat itu dia yang berusia 76 tahun, dengan dengan gaya kocak berkata kepada hadirin, “Anda sepertinya tidak sering menghadiri pesta ulang tahun dari seseorang (atau sesuatu) yang lebih tua dari saya.”
Juga pada hari itu 12 Juni 1987, Reagan membuat pidato bersejarah yang terkenal di depan Gerbang Brandenburg (Gate) di persimpangan Berlin Timur dan Barat . Dia menyerukan kepada pemimpin Uni Soviet untuk melakukan reformasi politik dan ekonomi serta merobohkan Tembok Berlin.
Ungkapan Reagan “Runtuhkan tembok ini (Tear down this wall)!” dalam pidatonya telah menjadi pepatah klasiknya yang dikenal luas oleh dunia.
Setelah 29 bulan pidato Reagan itu, Tembok Berlin benar-benar runtuh dan tak lama kemudian Uni Soviet menyusul tercerai-berai.
Pada 12 September 1990, Reagan, yang telah pensiun sebagai presiden Amerika Serikat, kembali mengunjungi Berlin.
Dia mengangkat sendiri tatah dan palu serta secara simbolis menggempur sebidang sisa Tembok Berlin sebagai saksi sejarah. (hui/whs/asr)
Artikel ini Terbit di Epochtimes Versi bahasa Indonesia Edisi 579