Epochtimes.id- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian ESDM merilis Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran teramati, Kamis (7/2/2019) pukul 18.28 WIB dengan jarak luncur ± 2 km ke arah hulu Kali Gendol, amplitudo 70 dengan durasi 215 detik.
Menurut Keterangan resmi PVMBG, rangkaian awanpanas guguran juga terjadi pada 29 Januari 2019 ke arah Kali Gendol. Awanpanas guguran pertama teramati pada pukul 20.17 WIB, jarak luncur 1.400 m dan durasi 141 detik.
Sedangkan Awanpanas guguran kedua pada hari yang sama, terjadi pada pukul 20.53 WIB jarak luncur 1.350 m dan durasi 135 detik, dan ketiga terjadi pada pukul 21.41 WIB dengan jarak luncur 1.100 m dan durasi 111 detik.
Apa yang terjadi dengan aktivitas terkini dengan Gunung Merapi? Saat ini aktivitas G. Merapi didominasi oleh aktivitas pertumbuhan kubah lava yang diiringi kejadian guguran – guguran yang sebagiannya menghasilkan awan panas.
Gunung Merapi merupakan gunungapi strato yang memiliki ketinggian 2968 m dpl berada dalam wilayah kabupaten Sleman Provinsi DIY, Kab. Magelang, Kab. Boyolali, dan Kab. Klaten Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah penduduk di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III sekitar 60 ribu jiwa.
Periode erupsi G. Merapi rata-rata 4 tahun dengan karakter erupsi yang dominan bersifat efusif dengan pembentukan kubah lava dan menghasilkan awanpanas guguran skala VEI II.
Erupsi eksplosif besar terjadi pada tahun 2010 menyisakan sebuah kawah dengan diameter 400 m dan kedalaman sekitar 150 m. Letusan ini mirip dengan letusan tahun 1872 dari sisi magnitudenya dan juga dampak perubahan morfologi yang dihasilkan. Sehingga kronologi aktivitas vulkanik paska letusan 1872 dapat dijadikan referensi dalam penilaian bahaya saat ini.
Catatan PVMBG, aktivitas G. Merapi pasca 2010 dimulai dengan kejadian letusan freatik yang terakhir terjadi pada 11 Mei – 1 Juni 2018 sehingga tingkat aktivitas dinaikan dari Normal menjadi Waspada.
“Setelah itu kubah lava muncul pada 11 Agustus 2018 yang menandakan G. Merapi sudah memasuki fase erupsi dengan erupsi yang efusif. Kubah lava terus tumbuh dengan laju pertumbuhan yang relatif rendah <5000 m3/hari,” demikian keterangan PVMBG.
Oleh karena itu, PVMBG merekomendasikan 4 Hal :
1.Agar dikosongkan dari aktivitas masyarakat Wilayah dalam radius 3 km dari puncak
2. Pemerintah daerah dan masyarakat agar mengantisipasi bahaya abu vulkanik.
3. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar G. Merapi.
4. Masyarakat yang tinggal di KRB lll dimohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas erupsi G.Merapi.
(asr)