oleh Wu Ying
Pada Kamis, negosiasi perdagangan Tiongkok – AS putaran ketujuh untuk tingkat menteri dimulai. Menurut sumber yang mengetahui masalah ini bahwa pembicaraan pada hari tersebut mengalami kebuntuan karena pihak Tiongkok mengelak komitmen tentangĀ reformasi struktural, terutama isu yang diprihatinkan AS yakni, pengalihan paksa teknologi, subsidi industri dan kebijakan lainnya. pihak Tiongkok hanya berjanji untuk membeli lebih banyak produk Amerika Serikat.
Negosiator utama AS, Robert Lighthizer dan Menkeu AS, Steven Mnuchin melangsungkan perundingan dengan tim yang dipimpin Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He di Diaoyutai State Guesthouse, Beijing.
Pada hari yang sama, Bloomberg mengutip sumber terpercaya memberitakan bahwa Trump sedang menanti hasil perundingan ini untuk menentukan apakah perlu memperpanjang batas waktu “gencatan senjata”.
Dengan “memutar ulang lagu lama” delegasi Tiongkok berharap isu pelik diatasi di KTT
Sumber informasi memberitakan kepada Wall Street Journal bahwa negosiator Tiongkok dalam negosiasi tingkat menteri pada 14 Februari itu masih membantah tuduhan AS soal transfer teknologi wajib dan masalah subsidi, mencoba dengan memperluas pembelian produk-produk Amerika Serikat sebagai strategi untuk meredakan perang perdagangan.
Selain komitmen sebelumnya untuk membeli produk pertanian AS dan produk energi, Komisi Pengembangan dan Reformasi Nasional mengusulkan untuk membeli produk semikonduktor AS senilai USD. 200 miliar dalam 6 tahun ke depan. Angka ini sekitar lima kali lebih tinggi dari nilai ekspor AS saat ini. Menurut statistik, pada tahun 2017, ekspor produk semikonduktor AS ke Tiongkok berjumlah USD. 6,1 miliar.
Selain itu, negosiator Tiongkok mengusulkan untuk membatalkan kebijakan yang memberikan insentif berupa subsidi kepada rakyat Tiongkok yang membeli mobil nasional.
Sumber tersebut menyebutkan bahwa negosiator utama Tiongkok Liu He berharap proposal membeli lebih banyak produk AS dapat dijadikan sebagai pembuka jalan bagi pertemuan pemimpin kedua negara. Kemudian melalui pertemuan itu nantinya memecahkan masalah kelebihan kapasitas produksi yang dialami Tiongkok dan sejumlah masalah pelik lainnya.
Strategi pencabangan pihak Tiongkok bisa menggagalkan negosiasi
Namun, angan-angan Tiongkok mungkin tidak memenuhi persyaratan administrasi Trump, sehingga harapannya terhadap KTT Trump – Xi untuk memperpanjang batas waktu “gencatan senjata” semua itu menjadi gagal.
Pada 5 Februari, Trump mengatakan dalam pidato kenegaraan di Kongres bahwa Amerika Serikat sedang berupaya untuk mencapai kesepakatan perdagangan baru dengan komunis Tiongkok. Tetapi harus mencakup reformasi struktural nyata yang dapat mengakhiri praktik perdagangan tidak adil dan mengurangi defisit perdagangan, serta melindungi peluang kerja AS.
Robert Lighthizer terus meminta Beijing untuk melakukan reformasi struktural yang komprehensif, seperti penghapusan transfer teknologi wajib dan subsidi pemerintah untuk perusahaan-perusahaan Tiongkok. Namun, dalam negosiasi minggu ini, pihak Tiongkok belum mengusulkan solusi untuk masalah-masalah struktural ini.
Ahli : Komunis Tiongkok memiliki beberapa cara menyalurkan subsidi
Meskipun pihak Tiongkok mengusulkan untuk mencabut kebijakan pemberian insentif kepada rakyatnya yang membeli mobil nasional, tetapi tidak disebutkan apakah akan membatalkan kebijakan subsidi pemerintah daerah.
Adapun pihak Tiongkok mengusulkan untuk mengimpor lebih banyak jumlah produk semikonduktor AS, sebenarnya hal tersebut tidak merugikanĀ rencana Tiongkok untuk mengembangkan industri teknologi tinggi, seperti dirgantara dan robotika. Ini adalah kebijakan industri yang sangat dikritik oleh pemerintah Trump.
Untuk pembatalan subsidi sebagaimana yang diminta oleh AS, Tiongkok hanya berjanji untuk meningkatkan transparansi dari berbagai langkah subsidinya. Tetapi, Tiongkok tidak mau menghapus atau secara substansial merevisi kebijakan industrinya seperti yang dipersyaratkan oleh AS.
James Green, seorang rekan senior di Universitas Georgetown dan kepala Kantor AS dari Perwakilan Dagang AS (USTR), mengatakan kepada Financial Times : “Meningkatkan transparansi adalah langkah pertama, tetapi meskipun demikian, ini juga merupakan langkah yang sangat sulit.ā
James Green mengatakan bahwa, bahkan jika Beijing setuju untuk menghapuskan salah satu program subsidi tertentu, itu tidak menjamin, karena Beijing memiliki banyak saluran subsidi lainnya untuk proyek-proyek industri utama mereka, khususnya, Presiden Xi menekankan bahwa Tiongkok perlu mandiri dan pemerintah daerah akan menggunakan sumber daya keuangan mereka yang cukup besar untuk mendukung keberhasilan dari rencana ini.
Industri semikonduktor AS : Komunis Tiongkok berniat jahat
Wall Street Journal mengutip ucapan pihak berwenang dari sebuah industri semikonduktor AS memberitakan bahwa perusahaan-perusahaan AS sedang berupaya untuk melepaskan ketergantungan penjualan mereka terhadap pasar Tiongkok dan mendesak pemerintah Trump untuk tidak menerima proposal delegasi Tiongkok untuk membeli produk semikonduktor AS.
John Neuffer, kepala eksekutif dari Asosiasi Industri Semikonduktor AS mengatakan proposal untuk membeli produk semikonduktor AS hanya membuat muak dan menjijikkan, tujuan mereka tak lain adalah untuk mensukseskan program Made in China 2025.
Trump : Perpanjangan waktu dapat dipertimbangkan bila berpotensi mencapai kesepakatan
Presiden Trump pada Selasa lalu mengatakan, jika Amerika Serikat dan Tiongkok dapatĀ mencapai kesepakatan dalam waktu dekat, ia baru akan mempertimbangkan untuk memperpanjang batas waktu “gencatan senjata”, tetapi ia tidak cenderung melakukannya.
Steve Bannon, mantan kepala ahli strategi Gedung Putih berpendapat bahwa Presiden Trump tidak perlu mengurangi tekanan untuk komunis Tiongkok. Dia pasti akan memberlakukan kenaikan tarif pada 2 Maret nanti, biar komunis TIongkok tidak memiliki jalan lain, dan para eksekutif Wall Street tidak perlu melemahkan tekat Trump.
Selain itu, menurut juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders dan pidato Wakil Menteri Pertanian AS Steve Censky pada hari Rabu, KTT Trump – Xi Jinping berikutnya mungkin akan diadakan di Mar-aLago, Florida, AS pada suatu waktu di bulan Maret mendatang. (Sin/asr)