Oleh Reuters/The Epochtimes
Epochtimes.id- Polisi perbatasan Amerika Serikat telah menyita sekitar 1 juta pon (sekitar 454.000 Kilogram) daging babi asal Tiongkok. Laporan ini dungkapkan oleh seorang juru bicara polisi perbatasan Amerika Serikat pada Jumat (15/3/2019).
Penyitaan dilakukan karena dicurigai kemungkinan mengandung virus demam babi Afrika yang telah menerpa produksi daging babi Tiongkok.
Polisi federal telah menyita suplai daging babi selama sepekan terakhir di New York. “Penyitaan tersebut dalam upaya untuk memerangi penyebaran demam babi Afrika,” kata Anthony L. Bucci, Ahli Hubungan Umum di Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika Serikat, kepada Reuters melalui surat elektronik.
Ditanya apakah babi yang disita menderita demam babi Afrika, Anthony L. Bucci mengatakan “Pemeriksaan sedang berlangsung.” Dia menambahkan bahwa polisi federal sedang bekerja sama dengan Departemen Pertanian Amerika Serikat untuk masalah ini.
Tiongkok adalah rumah bagi kawanan babi terbesar di dunia, telah melaporkan 112 kasus wabah penyakit yang sangat menular di 28 provinsi dan wilayah sejak Agustus 2018. Sebagian besar wabah ini ditemukan di peternakan yang menyatu dengan rumah pemotongan hewan.
Penyakit demam babi ini dapat membunuh babi hanya dalam waktu dua hari, tetapi tidak berbahaya bagi manusia. Sekitar 1 juta ekor babi telah dimusnahkan sejauh ini dalam upaya mengendalikan penyebaran wabah.
Harga babi di Tiongkok mencapai angka tertinggi pada minggu ini selama 14 bulan terakhir karena penyebaran penyakit ini telah mengurangi produksi.
Pejabat Amerika Serikat memutuskan untuk meningkatkan perjuangan mereka guna menghindari virus demam babi setelah Vietnam mengkonfirmasi kasus pertamanya bulan lalu.
Departemen Pertanian Amerika Serikat mengatakan akan menambahkan lebih banyak anjing untuk mengendus produk daging babi ilegal di bandara dan pelabuhan dalam upaya mencegah penularan penyakit babi yang telah menyebar ke seluruh Asia dan Eropa.
Tiongkok Membeli Sebagian Besar Daging Babi Asal Amerika Serikat
Pada 14 Maret 2019 data Departemen Pertanian Amerika Serikat menunjukkan bahwa pekan lalu Tiongkok melakukan pembelian terbesar daging babi asal Amerika Serikat dalam hampir dua tahun terakhir. Ini dilakukan saat terjadi lonjakan harga babi di Tiongkok menyusul wabah penyakit demam babi yang mematikan.
Para pembeli dan konsumen daging babi dari produsen babi terbesar di dunia sepakat untuk mengimpor daging babi asal Amerika Serikat. Impor dilakukan meskipun adanya tarif sebesar 62 persen dikenakan oleh Tiongkok terhadap daging babi Amerika Serikat sebagai konsekuensi dari perang dagang antara kedua negara.
Bea cukai telah memangkas impor daging babi Amerika Serikat ke Tiongkok dari perusahaan seperti Smithfield Foods WH Group Ltd sejak musim panas 2018.
Penjualan 26.286 ton (12.000 kilogram) daging babi Amerika Serikat berakhir pada 7 Maret 2019 terjadi setelah wabah demam babi Afrika selama sebulan di Tiongkok telah menyebar menjadi 111 kasus yang dikonfirmasi di 28 provinsi dan wilayah di seluruh negeri sejak Agustus 2018.
Tidak ada obat dan vaksin untuk penyakit demam babi. Wabah ini tidak mempengaruhi manusia tetapi sangat menular dan berakibat fatal bagi babi. Sejauh ini dilaporkan sekitar 1 juta ekor babi telah dimusnahkan dalam upaya mengendalikan penularan penyakit ini.
“Tiongkok banyak membutuhkan daging babi,” kata Dennis Smith, pialang komoditas untuk Archer Financial Services di Chicago, mengenai Tiongkok.
Penjualan daging babi tersebut merupakan penjualan yang terbesar ke Tiongkok sejak bulan April 2017 dan terbesar ketiga sejak Departemen Pertanian Amerika Serikat mulai melacak penjualan ekspor daging babi pada tahun 2013.
Departemen Pertanian Amerika Serikat tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai penjualan daging babi ke Tiongkok. Sebelumnya para pejabat Departemen Pertanian Amerika Serikat mengatakan Tiongkok mungkin tidak melaporkan kematian babi akibat demam babi Afrika.
Baru-baru ini Tiongkok mulai kembali pembelian produk pertanian Amerika Serikat lainnya, termasuk kedelai dan sorgum, yang menghadapi tarif balas dendam.
Presiden Donald Trump mengatakan pada Kamis bahwa Amerika Serikat melakukan pembicaraan perdagangan dengan Tiongkok secara baik, tetapi ia tidak dapat mengatakan apakah kesepakatan akhir akan tercapai.
Bob Brown, seorang analis ternak Amerika Serikat yang independen, mengatakan bahwa harga daging babi Amerika Serikat telah cukup menurun untuk mengimbangi tarif Beijing.
“Jika Tiongkok membutuhkan barang-barang itu, kami adalah yang termurah sejauh ini,” kata Bob Brown.
Chicago Mercantile Exchange May mengatakan harga daging babi jatuh ke harga terendah bulan lalu. Pada hari Kamis, harga daging babi mencapai harga tertinggi dalam lebih dari dua bulan terakhir, didukung oleh meningkatnya kekhawatiran akan penyakit demam babi Afrika di Tiongkok.
Harga babi di Tiongkok mencapai tertinggi dalam 14 bulan terakhir pada Senin lalu. “Tentu saja ada banyak fokus perhatian yang dilakukan terhadap harga daging babi di Tiongkok,” kata Altin Kalo, ahli ekonomi di bidang pertanian untuk Steiner Consulting yang berbasis di New Hampshire. (Vivi)
Oleh Humeyra Pamuk dan Tom Polansek
Video Rekomendasi :
https://www.youtube.com/watch?v=4uCJcxw3lDk