oleh Chen Han dan Chen Jie
Direktur majalah online ‘Bitter Winter’ Marco Respinti baru-baru ini mengungkapkan, tangan ‘hitam’ Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang selama belasan tahun digerakkan untuk mengambil paksa organ tubuh dari praktisi Falun Gong Tiongkok, sekarang tampaknya sudah diarahkan untuk warga etnis Uighur.
Informasi terakhir menyebutkan bahwa sedikitnya 1 juta orang warga etnis Uighur telah ditangkap dan dijebloskan ke dalam “kamp pendidikan ulang.” Kamp ini tak lain adalah kamp konsentrasi. Mereka diambil sampel darahnya untuk mengumpulkan data sitogenetika dan DNA.
Marco mempertanyakan, apakah tangan hitam PKT juga sudah mulai menjangkau para tahanan etnis Uighur? Menjadikan mereka sebagai sumber organ baru untuk diambil.
‘Bitter Winter’ terutama melaporkan tentang kebebasan beragama dan situasi hak asasi manusia di daratan Tiongkok. Media ini telah berulang kali menguak kondisi internal dalam kamp konsentrasi di Xinjiang.
Marco Respinti saat menghadiri forum dialog ‘A Civil Society Dialogue on Securing Religious Freedom in the Indo-Pacific Region’ yang diadakan di Taiwan pada 12 Maret lalu mengatakan, bahwa sedikitnya 1 juta orang warga etnis Uighur telah ditahan dalam lokasi tertutup yang dinamakan “kamp pendidikan ulang” oleh rezim komunis Tiongkok.
Sam Brownback, Duta AS untuk urusan Kebebasan Beragama Internasional dalam pidato di Hong kong pada 8 Maret lalu mengatakan bahwa tuduhan internasional terus-menerus ditujukan kepada Partai Komunis Tiongkok. Ini dikarenakan PKT mengambil paksa organ tubuh para pemeluk agama yang ditahan, termasuk para praktisi Falun Gong dan warga etnis Uighur di negara mereka.
Data yang ditemukan oleh para peneliti cukup mengejutkan. Menanggapi pernyataan ini, Marco Respinti mengatakan : “PKT menyangkal pengambilan organ secara hidup-hidup, tetapi kami memiliki bukti yang menunjukkan mereka telah melakukannya dan masih terus berlangsung. Dimulai dari praktisi Falun Gong dan sekarang meluas ke etnis lain atau kelompok agama lain, terutama warga Uighur.”
Xing Tianxing, seorang komentator politik yang tinggal di Amerika Serikat mengatakan : “Sudah ada bukti di tangan untuk menjelaskan, bahkan meskipun bukti itu tidak langsung karena yang bersangkutan tewas setelah organ tubuhnya diambil. Sekarang hanya dapat berspekulasi dengan sejumlah besar bukti pendukung. Hal yang sangat tidak normal, pihak berwenang komunis Tiongkok di Xinjiang menahan sedikitnya 1 juta orang warga etnis Uighur dalam kamp konsentrasi dan mengumpulkan DNA, mengambil darah mereka secara paksa, untuk apa ?”
Presiden Asosiasi Bantuan Uyghur Halmurat Harri mengatakan : “Beberapa waktu yang lalu, ada sebuah perusahaan raksasa AS yang bergerak di bidang biologis, mereka menghentikan penjualan produk terhadap Xinjiang. Ini dapat dipastikan memiliki hubungan dengan masalah tersebut. PKT sekarang menjebloskan jutaan warga etnis Uighur di kamp konsentrasi, sangat mungkin terjadi pengambilan organ paksa di dalam sana.”
Dr. Enver Tohti Bughda yang berada dalam pengasingan pernah mengungkapkan bahwa sejak tahun 2016, PKT telah mengambil paksa darah, tes DNA para warga etnis Uighur dengan alasan untuk pemeriksaan kesehatan, tetapi mengecualikan etnis Han dan etnis Kazakh. Dr. Enver Tohti memperkirakan bahwa PKT sedang membangun basis untuk data pencocokan organ.
Menurut survei tahun 2017 oleh jurnalis dan penulis Amerika Serikat Ethan Gutmann, 99,7% orang Uighur telah menyelesaikan pengambilan darah.
Marco Respinti mengatakan : “Masalahnya adalah, untuk apa menganalisis DNA orang ? Untuk apa menahan setidaknya 1 juta orang warga etnis Uighur yang tidak bersalah ? Untuk apa menahan anak-anak antara usia 3 sampai 18 tahun ? Ini adalah hal yang sangat mengerikan jika dipikirkan !”
Marco Respinti percaya bahwa pengambilan paksa organ dari tubuh hidup di Tiongkok belum berakhir.
Halmurat Harri mengatakan : “Saya tidak akan percaya bahwa Partai Komunis Tiongkok sangat peduli terhadap kesehatan para warga Uighur. Mereka mengumpulkan sejumlah besar sampel DNA Uighur, tentunya ada tujuan lain. Sangat mungkin bahwa warga etnis Uighur ini akan digunakan sebagai sumber organ baru.”
Xing Tianxing mengatakan bahwa kejahatan pengambilan organ dimulai dengan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong Tiongkok.
Ketika PKT telah mengumpulkan banyak pengalaman jahat dan telah memperoleh keuntungan materi besar dari sana, maka tangan iblisnya secara alami akan menjangkau lebih banyak kelompok.
“Warga Xinjiang Uighur juga merupakan kelompok yang telah dirampas hak asasi manusia mereka oleh PKT. PKT melakukan apa pun yang diinginkannya terhadap kelompok ini yang mereka kontrol secara ketat. PKT ingin menerapkan cara jahat seperti yang dilakukan terhadap praktisi Falun Gong. Semuanya ini mungkin saja terjadi,” kata Xing Tianxing.
Lalu, bagaimana cara menghentikan PKT yang bertindak kejam terhadap umat manusia ini ? Marco mengkritik dunia bebas yang terdiam atau tidak bersuara. “Ini adalah sebuah dosa besar,” katanya. Dia juga menambahkan : “Tindakan kita masih kurang, jadi tidak bisa dihentikan.”
Marco Respinti mengatakan, ini juga merupakan alasan mengapa ada majalah online Bitter Winter’.
Ia telah menyediakan platform untuk menghubungkan antar teman, cendekiawan, jurnalis, aktivis. Dialog kebebasan beragama Indo-Pasifik di Taipei juga mengimbau negara Barat, negara bebas berpartisipasi dalam gerakan menentang hal yang mengerikan, tidak manusiawi dan harus segera dihentikan!
Xing Tianxing mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok tidak hanya menargetkan praktisi Falun Gong Tiongkok, warga etnis Uighur atau kelompok lain sebagai sumber organ tubuh untuk diambil demi keuntungan materi yang besar.
Tetapi tujuan sebenarnya adalah untuk menghancurkan manusia melalui cara ini, karena ketika orang membiarkan PKT bertindak di luar prikemanusiaan. Ketika orang-orang sudah kehilangan hati nurani dan pikiran baik mereka, mereka akan dibinasakan oleh Pencipta Alam bersama dengan PKT. Pengambilan paksa organ hidup ini sebenarnya adalah ujian bagi hati manusia di mana pun ia berada. (Sin/asr)
Video Rekomendasi :
https://www.youtube.com/watch?v=4uCJcxw3lDk
Atau video ini :