EpochTimesId – Baru-baru ini saya berbincang-bincang dengan seorang pria Perancis yang bekerja di Hongkong, dan dia membicarakan apa yang ia temukan dari makna mendalam aksara tradisional Tiongkok 聽 (Ting, baca: ding, yang artinya mendengar). Teman Perancis ini baru saja menghadiri kursus pelatihan perusahaan tempatnya bekerja, instrukturnya memulai kelas dengan menjelaskan secara rinci makna aksara Mandarin 聽 (Ting) atau mendengar.
Aksara Ting, terdiri dari dua bagian, pada sisi kiri aksara adalah aksara untuk kata telinga, dan pada sisi kanan aksara tersusun dari 4 aksara dengan urutan dari atas ke bawah: 十 (shi, sepuluh), 目(mu, mata), 一 (yi, satu) dan 心 (xin, hati).
Ketika mendengarkan, orang akan menggunakan kedua telinganya; seseorang juga akan menggunakan kedua mata untuk membuat kontak mata dan menggunakan hati untuk memahami sepenuhnya subyek pembicaraan. Orang mendengar dengan konsentrasi pikiran.
Dalam menjelaskan keindahan aksara tradisional Tiongkok, instruktur tersebut dengan bijak menanamkan pengertian ini kepada para peserta yang hadir dalam pelatihan tersebut.
Melalui pengamatan lebih dekat lagi, Anda dapat melihat bagian kanan dari aksara (聽) sama persis dengan bagian kanan dari aksara (德) atau De, yang bermakna kebajikan atau pahala.
Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan tenang, tanpa menyelanya dengan nada tidak sabar, adalah suatu jenis dari De atau kebajikan.
Di zaman kuno, orang Tiongkok menyebut tanah mereka dengan nama Shen Zhou, atau Tanah Dewata. Kebudayaan tradisional Tiongkok merupakan kebudayaan yang diinspirasi oleh Dewa, dan menurut penuturan legenda, Cangjie diutus Langit untuk turun ke Tiongkok.
Cangjie terlahir dengan memiliki empat mata, membuat dirinya dapat melihat seluruh penciptaan yang ada di bumi. Dia merupakan sosok yang menciptakan aksara Mandarin.
Aksara yang telah disederhanakan untuk kata “mendengar” yang digunakan di Tiongkok saat ini (sejak Partai Komunis Tiongkok mulai berkuasa) adalah (听), yang apabila diuraikan hanya memiliki kata mulut, yakni aksara (口) atau kou pada bagian kiri dari aksara tersebut, sedangkan aksara pada bagian kanan adalah (斤), merupakan aksara jadian dari kata “palu” (斧) yang diambil dari aksara kuno.
Bagaimana bisa orang mendengarkan dengan sebuah mulut dan sebuah palu? Orang dari daratan Tiongkok saat ini, dapat kita saksikan akan berbicara dengan suara yang keras di tempat-tempat umum, tidakkah Anda merasa iba terhadap mereka? Mereka sebenar-nya adalah korban dari budaya komunis; apa yang mereka pelajari di sekolah adalah aksara yang telah disederhanakan, yang membabat habis urat nadi kebudayaan tradisi-onal. (Epochtimes/Joyce Lo/Ajg/Yant)
VIDEO REKOMENDASI
https://www.youtube.com/watch?v=CJmtVKz1BS0