ETIndonesia – Pemerintahan Donald Trump meningkatkan tekanan pada Uni Eropa. Tekanan AS muncul sebagai upaya mengakhiri perjuangan guna menghentikan subsidi panjang Uni-Eropa yang melibatkan pembuat pesawat terbesar di dunia, Airbus.
Perwakilan Dagang AS (USTR) minggu lalu mengusulkan potensi tarif tambahan untuk barang-barang dari UE hingga sebesar 4 miliar dolar AS. Rencana tarif Amerika ini sebagai tanggapan atas subsidi blok Eropa untuk pabrikan pesawat terbang Eropa, Airbus. Angka ini lebih tinggi dari daftar pendahuluan yang diumumkan oleh USTR pada bulan April 2019 lalu.
Para kritikus berpendapat bahwa langkah itu akan meningkatkan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan UE. Namun, tarif terhadap subsidi pesawat UE telah lama tertunda dan sejalan dengan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), menurut USTR.
Amerika Serikat telah lama berargumen bahwa UE, terutama Prancis, Jerman, Spanyol, dan Inggris, membantu Airbus yang disubsidi secara tidak adil. Subsidi itu menempatkan Boeing pada posisi yang tidak menguntungkan dalam persaingan.
Perselisihan itu terjadi pada tahun 1985, ketika Amerika Serikat mulai meningkatkan kekhawatiran tentang subsidi yang diberikan kepada Airbus. Pada Juli 1992, Amerika Serikat dan Eropa mencapai kesepakatan yang membatasi bantuan pemerintah untuk pengembangan program pesawat baru hingga 33 persen dari total biaya pengembangan proyek.
Namun, Washington kemudian mengklaim bahwa UE tidak memenuhi perjanjian bilateral tersebut, dan mengajukan kasus tersebut ke WTO pada 2004. WTO menyimpulkan pada 2011 bahwa Eropa memberikan Airbus hingga 18 miliar dolar AS dalam bentuk subsidi dari 1968 hingga 2006.
WTO menemukan bahwa apa yang disebut subsidi ‘bantuan peluncuran’, khususnya, menyebabkan Boeing kehilangan penjualan lebih dari 300 pesawat secara global, menurut USTR. ‘Bantuan peluncuran’ adalah subsidi terbesar dan paling berdampak, yang memungkinkan Airbus mendapatkan pinjaman bersubsidi tinggi untuk pengembangan produk baru.
Uni Eropa melakukan penyesuaian terhadap subsidi pesawat setelah keputusan WTO. Namun, WTO memutuskan tahun lalu bahwa ada pelanggaran tambahan, yang telah menyebabkan Amerika Serikat menyiapkan tindakan balasan.
“Kasus ini telah dalam proses pengadilan selama 14 tahun, dan sudah saatnya untuk bertindak. Pemerintah (AS) sedang bersiap untuk merespons, segera ketika WTO mengeluarkan temuannya tentang nilai tindakan balasan AS,” tulis Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer dalam sebuah pernyataan pada 8 April 2019.
Amerika Serikat mengklaim kehilangan 11 miliar dolar AS setiap tahun karena subsidi UE untuk Airbus, menurut perkiraan USTR. Namun, jumlah ini tunduk pada putusan dari WTO, yang diperkirakan akan keluar dalam beberapa bulan ke depan.
Menurut Boeing, karena subsidi, Airbus telah menguasai 50 persen pasar pesawat komersial besar.
“Tidak ada lagi banding yang tersisa bagi UE untuk dikejar,” tulis perusahaan itu di situs webnya. “Sekarang mulai proses bagi Amerika Serikat untuk memaksakan miliaran dolar dalam sanksi yang disetujui WTO, yang seharusnya diberlakukan tahun ini.”
USTR merilis pada April, daftar awal barang UE yang akan dikenakan kenaikan tarif. Daftar awal memiliki lebih dari 300 produk, termasuk pesawat komersial besar, sepeda motor, produk susu, dan anggur. Dan minggu lalu, badan itu menambahkan 89 barang lagi, termasuk zaitun, keju Italia, dan wiski Scotch, ke dalam daftar produk yang akan dikenai tarif, setelah putusan WTO dikeluarkan.
Dalam perselisihan selama 14 tahun, UE juga menuduh Amerika Serikat secara ilegal memberi subsidi kepada Boeing. Uni Eropa membawa kasus kontra terhadap Amerika Serikat di WTO, mengklaim bahwa Boeing menerima 23 miliar dolar AS dalam subsidi tidak langsung melalui NASA dan kontrak Departemen Pertahanan untuk proyek-proyek penelitian dan pengembangan. UE sekaligus menggugat keringanan pajak federal, negara bagian dan lokal, dan dukungan pemerintah untuk infrastruktur yang diterima oleh Boeing.
Menurut analis Citi, sulit untuk membandingkan subsidi untuk menentukan siapa yang menyediakan lebih banyak.
“Uni Eropa memberikan pinjaman, yang dimaksudkan untuk dibayar kembali, sedangkan Amerika Serikat memberikan bentuk subsidi lain. Dan karenanya, jumlah nominal tidak dapat dibandingkan untuk menentukan pihak mana yang memberi lebih banyak dan berapa banyak yang ‘liar’,” sebuah laporan Citi menyatakan.
“Kami berharap bahwa jika Amerika Serikat meneruskan tarif ini, UE akan mengenakan tarif tandingan,” tulis para analis, seraya menambahkan bahwa Airbus mungkin akhirnya menjual lebih sedikit pesawat ke Amerika Serikat sebagai hasil dari perang tarif terbaru. (EMEL AKAN/The Epoch Times/waa)
Video Pilihan :
Simak Juga :