Epochtimes.com
The Heritage Foundation, sebuah lembaga think tank konservatif Amerika Serikat yang berbasis di Washington, D.C, merilis laporan militer tahunan. Senator Republik Joni Ernst mengatakan pada konferensi pers, bahwa komunis Tiongkok mencoba menantang posisi dominan Amerika Serikat di wilayah Pasifik dan menindas tetangganya. Amerika Serikat tidak akan membiarkannya merebut Taiwan dengan kekuatan militer.
Pada Rabu, 30 Oktober 2019, The Heritage Foundation merilis Indeks Kekuatan Militer Amerika Serikat tahun 2020. Laporan tersebut menilai lingkungan operasional-tempur global dengan kekuatan militer Amerika Serikat dalam lima tingkat: “sangat lemah,” “lemah,” “marginal,” “kuat” dan “sangat kuat.”
Laporan itu mengatakan bahwa pada tahun lalu, meskipun Angkatan Darat Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Korps Marinir Amerika Serikat telah secara aktif meningkatkan kesiapan tempur, namun, masih ada kesenjangan dalam jumlah dan peralatan dari sisi kualitas maupun personel. Oleh karena itu, kekuatan militer Amerika Serikat secara keseluruhan dikategorikan “marginal”.
Di antaranya itu, kesiapan tempur Angkatan Darat berubah dari “kuat” menjadi “sangat kuat”, merupakan skor tertinggi di antara semua angkatan militer.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Amerika Serikat menghadapi tantangan dari “ancaman 4 + 1”, termausk dari komunis Tiongkok, Rusia, Korea Utara, Iran dan terorisme. Setelah runtuhnya organisasi teroris “Negara Islam” (ISIS), ancaman terorisme dari Timur Tengah telah menurun.
Joni Ernst, anggota Komite Senat untuk Layanan Bersenjata, adalah seorang veteran perang Angkatan Darat Amerika Serikat. Dia mengatakan pada konferensi pers bahwa laporan itu menyoroti ancaman nyata, tetapi Amerika Serikat harus menghindari terjadinya ancaman dan memastikan bahwa sekutu maupun lawan tidak akan pernah meragukan tekad dan kemampuan Amerika Serikat.
Ketika menyebut tentang ancaman komunis Tiongkok, Ernst mengatakan bahwa tujuan ekspansi besar-besaran militer dan pengembangan senjata komunis Tiongkok adalah untuk menantang posisi dominan Amerika Serikat di Pasifik.
Menurut Ernst komunis Tiongkok yang mendominasi Laut China Selatan mengintimidasi tetangganya, sehingga memungkinkan mereka untuk menerima hegemoni komunis Tiongkok. Melalui proyek” Satu Sabuk, Satu Jalan “, membuat banyak negara jatuh ke dalam perangkap melalui pinjaman predator, dan menyatukan kekuatan militer serta ekonomi mereka yang terus berkembang.
Ernst menilai, jika dibandingkan dengan ancaman komunis Tiongkok dan Rusia, strategi Rusia adalah memecah Amerika Serikat, sedangkan komunis Tiongkok adalah mengganti posisi Amerika Serikat.
Komunis Tiongkok berusaha memperluas ekspansinya ke setiap titik dimana Amerika Serikat tampaknya mengurangi kehadirannya.
“Kita tidak bisa membiarkan hari esok menjadi hari ketika komunis Tiongkok berspekulasi bahwa mereka tidak akan pernah gagal untuk merebut Taiwan dengan kekuatan militer,” kata Ernst. (jon)