Frank Fang – The Epochtimes
Seorang ilmuwan Tionghoa yang dituduh mencuri lebih dari 1 miliar dolar AS, rahasia dagang dari mantan majikannya. Ia telah mengaku bersalah atas tuduhannya.
Pria bernama Hongjin Tan berusia 35 tahun itu, seorang penduduk tetap yang sah di AS. Ia seorang associate ilmuwan untuk perusahaan energi yang berbasis di Oklahoma mulai Juni 2017 hingga Desember 2018.
Dia ditugaskan untuk bekerja dengan tim mengembangkan teknologi baterai generasi mendatang untuk sistem baterai berbasis lithium.
Baterai lithium banyak digunakan dalam gadget elektronik, seperti smartphone, laptop, dan tablet.
Pada 12 November, Tan mengaku bersalah atas pencurian rahasia dagang, transmisi rahasia dagang yang ilegal, dan kepemilikan rahasia dagang yang tidak sah, menurut siaran pers resmi dari Departemen Kehakiman AS.
Hongjin Tan telah mengaku dengan sengaja menyalin dan mengunduh materi penelitian, tanpa menerima izin dari atasannya, sesuai dengan perjanjian pembelaannya.
Menurut siaran pers Departemen Kehakiman AS, Hongjin mengunduh ratusan file ke thumb drive pada 11 Desember 2018. Ia kemudian mengajukan pengunduran dirinya pada hari yang sama.
Keesokan harinya, dia kembali ke perusahaan. Ia mengklaim bahwa dirinya lupa menyerahkan thumb drive, sebelum meninggalkan perusahaan.
Ditemukan bahwa lima file telah dihapus dari thumb drive dan penyelidikan FBI berikutnya menunjukkan, bahwa Hongjin Tan telah mengunduh lima file yang sama ini ke hard drive komputer pribadinya.
John C. Demers, asisten Jaksa Agung Amerika Serikat untuk Divisi Keamanan Nasional, dalam siaran pers menyatakan, permohonan bersalah Hongjin Tan terus mengisi rangkaian pencurian kekayaan intelektual Amerika di Tiongkok. Ia ditangkap pada 20 Desember tahun lalu.
Rahasia dagang yang dicuri Hongjin Tan diperkirakan bernilai sekitar 1,4 miliar hingga 1,8 miliar dolar AS, menurut pernyataan tertulis yang diajukan oleh FBI.
Menurut akun LinkedIn Tan, ia bekerja sebagai staf ilmuwan di Phillips 66, perusahaan energi multinasional yang berbasis di Oklahoma, sejak Mei 2017.
Dalam uraian tugasnya, ia menulis bahwa ia melakukan proyek penelitian tentang “penyimpanan energi skala besar.”
Sebelum bekerja di Phillips 66, ia menghabiskan lebih dari 15 tahun di Institut Teknologi California, mendapatkan gelar Master dan Ph.D dalam ilmu material. Dia kemudian menjadi ilmuwan tamu di sekolah itu. Dia menerima gelar sarjana dalam fisika benda kental dan biofisika di Universitas Nanjing Tiongkok.
Menurut situs web Caltech, disertasi Ph.D nya difokuskan pada studi lithium iron phosphate, senyawa anorganik, sebagai bahan yang digunakan untuk baterai lithium.
Jaksa A.S. Trent Shores untuk Distrik Utara Oklahoma, dalam siaran pers mengatakan, Agresi ekonomi Tiongkok menjadi ancaman bagi industri teknologi tinggi Amerika yang sedang berkembang. Mata-mata industri seperti Hongjin Tan terlibat dalam spionase untuk mencuri rahasia perdagangan Amerika dan kekayaan intelektual yang lahir dari inovasi yang ada di dalam sistem pasar bebas AS.Â
Hongjin akan dihukum pada 12 Februari 2020. Departemen Kehakiman tidak menentukan hukuman maksimum yang dihadapi Hongjing.
Jaksa federal telah mendakwa banyak periset dan ilmuwan Tionghoa yang diduga mencuri atau mencoba mencuri rahasia dagang dari majikan AS mereka.
Pada Agustus tahun lalu, seorang insinyur Tionghoa diperintahkan untuk membayar ganti rugi 66 juta dolar AS. Hal demikian setelah ia dinyatakan bersalah mencuri rahasia dagang dari majikannya, pembuat Lumileds LED yang berbasis di Amerika Serikat. Ia diketahui menyerahkan informasi hak milik kepada majikan barunya di Tiongkok. (asr)