2. Pengaruh Besar Seni pada Kemanusiaan
Karya-karya besar seni mentransmisikan warisan, menyebarkan pengetahuan dan kebijaksanaan, dan memperkuat karakter. Karya-karya besar seni memegang posisi agung di peradaban besar Timur dan Barat.
Matematikawan dan filsuf Yunani kuno Pythagoras percaya bahwa rahasia musik adalah tiruan harmoni benda-benda langit, yang dengan sendirinya mencerminkan harmoni alam semesta.
Orang Tiongkok memiliki pandangan yang serupa. Klasik Tiongkok “Records of the Grand Historian” dan “Classic of Music” keduanya membahas korespondensi musik dengan lima elemen, dan bagaimana instrumen musik seharusnya mewakili dan meniru pola langit dan bumi. Hanya dengan cara ini “musik gaya termegah” dapat menunjukkan “harmoni yang sama yang berlaku antara langit dan bumi.” [10] Dalam cerita Tiongkok kuno, musik ini mampu menarik burung bangau dan burung phoenix, dan bahkan memanggil makhluk surgawi.
Konfusius pernah berkata, “Dinasti Zhou memiliki hal tersebut sebelum dua Abad. Betapa kaya dalam kebudayaan! Saya mengikuti Dinasti Zhou.”[2] Konfusius mengagumi bagaimana kaisar Zhou memerintah dengan ritual dan musik:” Kaisar-Sage Shun menciptakan alat musik lima senar, yang ia sebut qin, menyanyikan lagu mengenai angin musim panas yang lembut dari selatan, dan lihatlah, kekaisarannya diatur dengan baik [di bawah pengaruh musiknya yang ramah].”[3]
“Musik Pangeran Qin Menghancurkan Musuh Terdepan,” yang disusun oleh kaisar pertama Dinasti Tang, Li Shimin, dihormati oleh etnis minoritas di sekitarnya. “Buku Baru Tang” mencatat bahwa dalam perjalanan untuk mencari kitab suci Buddha dari Barat, biksu Xuanzang diberitahu oleh seorang raja di salah satu kerajaan, “Kaisar anda pasti adalah seorang suci, karena ia menggubah ‘Musik Pangeran Qin Menghancurkan Musuh Terdepan.’”[4]
Selama masa pemerintahan Louis XIV, Istana kerajaan Prancis menampilkan keanggunan tinggi melalui tarian dan seni. Tarian tidak hanya mengandung teknik gerakan, tetapi juga etiket dan norma sosial. Louis XIV mengilhami Eropa melalui seni dan budaya istananya dan ditiru oleh gedung pengadilan lain dan populasi pada umumnya di Eropa.
Frederick yang Agung dari Prussia tidak hanya seorang raja yang luar biasa, tetapi juga adalah seorang musisi, komposer, dan pemain suling yang ulung. Ia memerintahkan pembangunan Gedung Opera Berlin, secara pribadi mengawasi opera, dan membuka opera untuk kelas sosial yang lebih luas. Hingga hari ini, opera tetap menjadi bagian penting dari kebudayaan Jerman. Beberapa contoh ini memperjelas pengaruh jangka panjang yang dapat diberikan oleh seni ortodoks pada masyarakat.
Seni ortodoks sesuai dengan hukum alam, meniru kebijaksanaan Ilahi, dan membawa serta energi dan efek khusus, yang memiliki dampak yang menguntungkan bagi rakyat, baik secara fisik maupun spiritual. Seniman ortodoks bekerja tidak hanya pada tingkat fisik, teknis, tetapi juga, yang lebih penting, pada tingkat spiritual, dalam persekutuannya dengan tema karya. Seniman semacam itu terkadang mengungkapkan perasaan mengalami kekuatan yang lebih tinggi di luar dunia fisik ini. Efeknya mirip dengan menyanyikan lagu Ode to God — pengalaman khusyuk dan Ilahi yang melampaui bahasa manusia.
Bagi mereka yang menghargai seni rupa, seni rupa adalah kendaraan khusus untuk persekutuan dengan Ilahi. Di belakang seni terletak akumulasi kebijaksanaan, kreativitas, dan inspirasi manusia. Sering ada makna mendalam yang jauh melampaui apa yang tampak di permukaan. Beberapa karya mentransmisikan energi spiritual jenis khusus. Semua ini berdampak pada pemirsa di tingkat spiritual yang dalam. Efeknya tunggal dan tak tergantikan dengan cara lain.
Seniman yang baik dapat memengaruhi moralitas masyarakat dengan menanamkan nilai-nilai ke dalam hati masyarakat melalui kisah dan gambar yang menyentuh. Bahkan masyarakat yang tidak memiliki pendidikan atau yang memiliki pendidikan mendalam dapat memperoleh wawasan, inspirasi, dan pelajaran moral yang disampaikan oleh seni tradisional.
Dalam masyarakat tradisional, pertimbangkan berapa banyak yang belajar kebenaran dari kesalahan, belajar kebaikan dari kejahatan, melalui medium cerita rakyat seperti “The Little Mermaid” dan “Snow White.” Berapa banyak orang Tiongkok yang belajar dari empat novel masterpiece karya sejarah Tiongkok dan dari seni tradisional mendongeng dan drama? Karya-karya seperti itu menunjukkan prinsip surgawi bagi manusia, memungkinkan manusia merasakan kebesaran Ilahi, dan membuat manusia ingin sekali berasimilasi dengan prinsip surgawi.
Nilai-nilai yang merosot juga mengerahkan pengaruh yang tidak terlihat melalui seni. Profesor Robert McKee menulis dalam bukunya berjudul Story: “Setiap kisah yang efektif mengirimkan ide yang dibebankan kepada kita, yang pada dasarnya mendesakkan ide tersebut ke dalam diri kita, sehingga kita harus percaya. Faktanya, kekuatan pembujukan dari sebuah cerita begitu besar sehingga kita dapat mempercayai maknanya bahkan walaupun secara moral kita menolaknya.”[5]
Baik dari segi positif maupun negatif, seni dapat memiliki dampak luar biasa pada moralitas, pemikiran, dan perilaku manusia. Ini tidaklah berlebihan. Masyarakat modern memiliki banyak contoh untuk dipelajari.
“Efek Mozart,” misalnya, telah menarik perhatian dunia. Komunitas ilmiah telah melakukan sejumlah studi mengenai pengaruh positif musik Mozart pada manusia dan binatang. Pada tahun 2016, studi yang lebih mendalam mengenai efek Mozart menemukan bahwa musik Mozart memiliki efek positif pada fungsi dan perilaku kognitif manusia. Anehnya, memutar musik Mozart secara terbalik memiliki efek yang sepenuhnya berlawanan. Musik atonal (tanpa nada) modern Arnold Schoenberg memiliki efek yang sama seperti memainkan musik Mozart secara terbalik – menunjukkan karakter yang merusak. [6]
Dibandingkan dengan musik atonal, musik rock memiliki efek yang jauh lebih negatif. Seorang peneliti mengumpulkan data dari dua kota serupa: Kota di mana radio dan televisi menyiarkan sejumlah besar lagu rock menunjukkan 50 persen lebih banyak kasus kehamilan di luar nikah, putus sekolah, kematian pemuda, kejahatan, dan sebagainya. [7] Beberapa musik rock bahkan membuat bunuh diri tampak masuk akal. “Irama gelap dan liriknya yang menyedihkan tentu saja dapat dianggap sebagai dorongan untuk bunuh diri, dan itu adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa kaum muda menghabiskan hidupnya sambil mendengarkannya berulang kali.” [8] Tidak jarang bagi remaja yang bunuh diri untuk melakukan seperti yang dijelaskan dalam lirik rock, dan banyak musisi rock menderita depresi, penyalahgunaan narkoba, dan bunuh diri.
Contoh negatif terkenal lainnya adalah film nasionalis Nazi “Triumph of the Will.” Meskipun sutradara, Leni Riefenstahl, berpendapat bahwa ia telah membuat film dokumenter, film propaganda tersebut menunjukkan penguasaan artistik yang luar biasa. Adegan-adegan agung dan tampilan kekuatan membuat audiens beresonansi dengan energi dan kekuatan di baliknya. Sejumlah metode dalam pemotretan dan pengeditan mempengaruhi film selama beberapa dekade mendatang.
Namun karya tersebut juga menjadi bagian penting dari propaganda bagi Hitler dan Nazi Jerman, dan dikenal sebagai salah satu film propaganda paling sukses dalam sejarah. Pada tahun 2003, surat kabar Inggris, The Independent menulis: “’Triumph of the Will’ menggoda banyak pria dan wanita bijak, membujuk mereka untuk mengagumi daripada membenci Nazi, dan tidak diragukan lagi memenangkan teman-teman dan sekutu Nazi di seluruh dunia.” [9]
Memahami kekuatan seni yang hebat dapat membantu kita lebih memahami pentingnya seni tradisional dan mengapa unsur-unsur jahat ingin merusak dan menyabotase seni manusia dan membuatnya merosot.