Tiga Perbedaan Terbesar Perang Dingin Lama dan Baru

Dalam kondisi perang dingin baru ini, dunia sedang di-reshuffle, semua negara dunia sedang mengatur ulang barisan, begitu barisan sudah ditetapkan, maka pertarungan pun akan dimulai.

Dua tahun terakhir akibat salah menilai dan salah bertindak, sifat asli Komunis Tiongkok pun terungkap, bahkan para pemeluk panda yang paling pro-Komunis Tiongkok pun tidak berdaya lagi. Hanya bisa menatap sedih dari kejauhan, dan mengingatkan Komunis Tiongkok bahwa situasi sangat buruk. 

Kejahatan Komunis Tiongkok terhadap Hong Kong dan sikap kasar Komunis Tiongkok terhadap Taiwan, menyebabkan kerjasama Taiwan dan AS semakin menguat dalam hal politik dan militer. 

Menurut Su Ziyun dari wadah pemikir Departemen Pertahanan Taiwan sekaligus akademisi dari Institute for National Defense and Security Research, kebijakan presiden AS terdahulu yakni Obama terhadap Taiwan adalah “strategi buram”, dan sekarang pemerintahan Trump memiliki “strategi jelas”.

Yang mengusap mata warga AS sehingga dapat melihat Komunis Tiongkok dengan jelas adalah perilaku buruk Komunis Tiongkok sendiri. 

Kini, pejabat penghubung AS yang akan menghadiri latihan perang Taiwan adalah unit strategis setingkat “batalyon.” Kedua pihak akan menggunakan sistem Joint Theatre Level Simulation (JTLS), mulai dari komando hingga tempur, Angkatan Darat-Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Semuanya ikut bergabung, merupakan model persiapan untuk perang panas.

Perbedaan terbesar dalam perang dingin lama dengan baru, terletak pada pemikiran dan ideologinya yang memiliki kedalaman yang berbeda. Musuh bagi dunia bebas saat ini, sangat berbeda dengan masa perang dingin lama dulu. 

Sebagai musuh terakhir peradaban manusia, Komunis Tiongkok tidak hanya kejam, tapi juga tidak memiliki batas akhlak. 

Negara Komunis Tiongkok merupakan negara ekonomi yang jauh lebih besar daripada Uni Soviet dalam hal ekonomi. Karena pemerasan Komunis Tiongkok terhadap rakyat Tiongkok, karena sumber daya ekonomi yang dikuras oleh Komunis Tiongkok juga jauh melampaui Uni Soviet. Ia memanfaatkan sumber daya ekonomi ini untuk menebar kekejaman, atheisme, dan kejahatan paham komunis menentang kepercayaan seluruh dunia, menentang HAM.  

Dan, teori sesatnya yang meninggalkan nilai universal manusia telah membodohi dan mempermainkan masyarakat dunia. 

Unsur beracun ini dipropagandakan ke seluruh dunia, lewat Institut Konfusius dan media massa, merasuk sangat dalam ke setiap pelosok dunia.

Akhir dari perang dingin lama, adalah sebagian dunia ini telah menyingkirkan beberapa rezim sosialisme, dan mendatangkan kebebasan terbatas. 

Dan, kemenangan akhir perang dingin baru, adalah seluruh dunia telah menyingkirkan arus pemikiran komunisme secara tuntas. Berikut segala pengaruh dari otoritarianisme, memberikan kebebasan bagi manusia, sebagai ending yang paling akhir. (SUD/WHS)

FOTO : Terdapat perbedaan karakteristik antara perang dingin baru dan lama. Dalam Perang Dingin lama, kedua negara Jerman berusaha menyenangkan warganya dengan kebun binatang (disini adalah suasana pintu masuk kebun binatang Berlin), menara TV dan sepakbola yang semakin mengintensifkan persaingan (Getty Images)

Dr. Xie Tian seorang profesor di Aiken School of Business di University of South Carolina, Amerika Serikat. Artikel ini sudah terbit di Epochtimes.com