Central News Agency Taiwan melaporkan
Setelah merebaknya wabah coronavirus baru di Tiongkok pada akhir tahun 2019, telah memicu kritik keras dituijukan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pasalnya WHO dinilai “tidak responsif” dan terkesan “meremehkan” kasus coronavirus atau yang dikenal N2019-CoV, pneumonia Wuhan.
Kritikan itu dilakukan seiring diluncurkannya petisi penandatanganan di situs Change.org. Petisi itu menuntut Sekretaris Jenderal atau Sekjend WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus untuk mundur. Ada lebih dari 200.000 orang telah menandatangani petisi itu. Dalam petisi, juga menyatakan bahwa WHO tidak seharusnya mengecualikan Taiwan.
Menurut isi petisi, bahwa setelah pertemuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 23 Januari 2020 lalu, Tedros Adhanom Ghebreyesus menolak untuk mengumumkan wabah 2019-nCoV, pneumonia Wuhan sebagai Keadaan darurat kesehatan global.
Perlu diketahui, bahwa infeksi dan kematian telah melonjak lebih dari 10 kali lipat hanya dalam tempo 5 hari. Menurut penyelenggara, sebagian faktor itu tak terlepas dari Tedros Adhanom Ghebreyesus sebagai Sekjen WHO yang meremehkan ancaman yang ditimbulkan oleh virus tersebut.
Hingga pada 30 Januari 2020 malam ketika itu, WHO baru mengumumkan bahwa pneumonia Wuhan merupakan “Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia.
Petisi itu tegas menyatakan: “Menurut kami, Tedros Adhanom Ghebreyesus tidak layak menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia. Kami meminta Tedros Adhanom Ghebreyesus untuk segera mengundurkan diri.”
Petisi selanjutnya mengatakan bahwa WHO seharusnya tetap netral secara politik. Namun, sikap Tedros Adhanom Ghebreyesus sangat mengecewakan, karena sepenuhnya percaya pada angka kematian dan infeksi yang disediakan pemerintah Tiongkok tanpa melakukan penyelidikan.
Selain itu, petisi juga menyatakan bahwa Taiwan tidak boleh dikecualikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia karena alasan politik apa pun. Dibandingkan dengan beberapa negara dalam “Daftar Terpilih WHO”, teknologi Taiwan relatif lebih maju.
Petisi tersebut ditandatangani oleh Osuka Yip beberapa hari yang lalu. Menurut statistik situs web Change.org, hanya dalam tempo 3 hari, petisi itu melampaui target awal 200.000 orang yang menandatangani. Saat ini targetnya telah dinaikkan menjadi 300.000 penandatangan.
Menurut Wikipedia, change.org dioprerasikan oleh Change.org, Inc, organisasi nirlaba yang berbasis di San Francisco, yakni sebuah perusahaan yang diklaim memiliki lebih dari 100 juta pemakai dan menjadi tuan rumah bagi kampanye-kampanye yang disponsori oleh organisasi-organisasi. Keberhasilan tandatangan bersama tidak mengikat WHO. (jon)
Video Rekomendasi :