Nicole Hao – The Epochtimes
Media pemerintahan komunis Tiongkok melaporkan pada tanggal 3 Februari bahwa pasukan Tiongkok mulai membantu pengiriman barang-barang kebutuhan pokok ke Wuhan, kota berpenduduk 9 juta jiwa yang diserang Coronavirus di Provinsi Hubei, Tiongkok.
Menurut China Central Television (CCTV), pasukan Tentara Pembebasan Rakyat Garnisun Hubei di Komando Teater Pusat dikerahkan ke Wuhan pada tanggal 2 Februari, di mana tugas pertama mereka adalah mengangkut lebih dari 220 ton barang ke supermarket di Wuhan.
Sehari sebelumnya, Harian Tentara Pembebasan Rakyat melaporkan bahwa Chen Wei, ahli senjata biologi Tiongkok, memimpin upaya mengatasi patogen mirip-pneumonia yang mematikan itu selama sembilan hari terakhir.
Pihak berwenang Tiongkok memastikan merebaknya jenis Coronavirus baru tahun 2019 pada tanggal 31 Desember 2019, tetapi penelitian yang baru-baru ini diterbitkan menunjukkan bahwa pasien pertama ditegakkan diagnosisnya pada tanggal 1 Desember 2019.
Sejauh ini, Coronavirus telah menyebar setidaknya ke 27 negara, sementara semua provinsi dan wilayah di Tiongkok memastikan adanya kasus tersebut.
Wuhan adalah ibukota Provinsi Hubei. Dengan ada penyebaran Coronavirus, seluruh Provinsi Hubei dan lebih dari 58 juta penduduknya, serta setidaknya tiga kota besar di pesisir Provinsi Zhejiang dikarantina. Kedua provinsi tersebut tidak memiliki perbatasan.
âBersiap untuk Skenario Terburukâ
Menurut laporan Harian Tentara Pembebasan Rakyat, Chen Wei adalah seorang wanita berpangkat mayor jenderal, dan merupakan ahli senjata biologi terkemuka Tiongkok. Ia bekerja sebagai peneliti di institut kesehatan Akademi Ilmu Militer, dan juga adalah seorang akademisi dari Akademi Teknik Tiongkok.
Chen Wei mulai meneliti Coronavirus sejak wabah SARS tahun 2003, menurut Harian Tentara Pembebasan Rakyat. Dalam beberapa tahun terakhir, ia juga bekerja meneliti virus Ebola dan Bacillus anthracis, agen yang menyebabkan antraks.
Sebelum laporan Harian Tentara Pembebasan Rakyat itu, pangkat dan spesialisasi militer Chen Wei tidak diketahui secara luas. Ia pertama kali diwawancarai pada tanggal 30 Januari oleh China Science Daily yang dikelola pemerintah. Dalam wawancara kedua pada hari berikutnya, ia meramalkan bahwa wabah di Wuhan akan mereda dalam beberapa hari ke depan, tetapi akan segera memburuk lagi.
“Kita perlu mempersiapkan skenario terburuk, menemukan solusi terbaik, dan siap untuk bertarung dalam pertempuran terpanjang,” kata Chen Wei.
Kontingen Tentara Pembebasan Rakyat pertama yang memasuki Wuhan berjumlah 260 orang, menurut CCTV.
Penugasan kontigen tersebut dilakukan beberapa hari setelah pemimpin Komunis Tiongkok Xi Jinping, yang adalah panglima angkatan bersenjata rezim Komunis Tiongkok, pada tanggal 29 Januari memerintahkan Tentara Pembebasan Rakyat membantu upaya-upaya pengendalian penyakit di Wuhan.
Rumah Sakit yang dinamakan Gunung Dewa Api yang baru dibangun di Wuhan beroperasi pada tangal 3 Februari, dan dikelola oleh sekitar 1.400 petugas kesehatan Tentara Pembebasan Rakyat dan personel militer lainnya. Rumah sakit Leishenshan Wuhan, fasilitas lain yang sedang dibangun, akan beroperasi pada tanggal 6 Februari.
Total angka untuk jumlah orang yang tertular atau menderita Coronavirus Wuhan diberikan oleh pihak berwenang Komunis Tiongkok yaitu sebanyak lebih dari 20.000 orang, pada statistik yang dirilis pada tanggal 4 Februari 2020. Namun, ada banyak keraguan mengenai penghitungan resmi tersebut.
Beberapa ahli Tiongkok dan internasional, serta warga Tiongkok yang mengaku sebagai petugas kesehatan di Wuhan, mengatakan bahwa jumlah sebenarnya yang terinfeksi mencapai ratusan ribu.
Rezim Komunis Tiongkok memberangus diskusi online Coronavirus yang tidak disetujuinya, dan memodifikasi hukum kriminalnya untuk menghukum mereka yang dituduh menggunakan topik tersebut untuk menyebarkan atas dalih “desas-desus” atau informasi sesat.
Menurut postingan media sosial oleh netizen Tiongkok yang mengklaim memiliki kontak dalam rezim Tiongkok, bila wabah Coronarius tidak dapat dikendalikan pada tanggal 10 Februari 2020, maka Tentara Pembebasan Rakyat akan menempatkan Wuhan di bawah darurat militer. Warga tidak diizinkan meninggalkan rumahnya, dan pasokan akan dikirimkan kepada warga oleh tentara yang pergi dari rumah ke rumah, demikian bunyi postingan yang beredar luas di daratan Tiongkok. (Vivi/asr).
FOTO : Petugas keamanan memeriksa suhu penumpang di Dermaga Sungai Yangtze di kota Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok, pada 22 Januari 2020. (Foto oleh Getty Images)