Lebih Pro Komunis Tiongkok, Trump Hentikan Pendanaan untuk WHO

The Epochtimes

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada hari Selasa 14 April 2020, bahwa ia akan menghentikan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Itu dikarenakan penanganannya terhadap pandemi virus Komunis Tiongkok. Sebelumnya Trump menyebut WHO lebih condong kepada pro Komunis Tiongkok. 

Menurut Trump, WHO “gagal dalam tugas utamanya dan harus bertanggung jawab.” Ia juga mending, WHO  telah mempromosikan “disinformasi” Tiongkok tentang virus Komunis Tiongkok, yang umumnya dikenal sebagai novel coronavirus. Sehingga menyebabkan kemungkinan mengarah pada meluasnya penyebaran virus daripada yang seharusnya terjadi. Oleh karena itu, Trump mengumumkan bakal menghentikan pendanaan untuk WHO. 

Amerika Serikat adalah pendonor terbesar untuk WHO yang berbasis di Jenewa. Negeri paman SAM itu menyumbang lebih dari 400 juta dolar AS pada tahun 2019, sekitar 15 persen dari anggaran WHO. 

Kini, Trump semakin kritis terhadap organisasi kesehatan dunia itu karena darurat kesehatan global masih terus berlanjut.

Trump mengatakan bahwa WHO gagal menyelidiki laporan yang dapat dipercaya dari sumber-sumber di provinsi Wuhan, Tiongkok yang menyalahi dengan Beijing tentang penyebaran virus. Lebih parah lagi, “membajak dan mendukung secara publik” gagasan bahwa tidak terjadi penularan dari manusia ke manusia.

“Seandainya WHO melakukan tugasnya untuk membawa para ahli medis ke Tiongkok untuk menilai secara objektif situasi di lapangan dan menyebut kurangnya transparansi Tiongkok, wabah itu bisa diatasi dengan kematian yang sangat sedikit,” kata Trump.

Trump mengatakan AS bakal mereview WHO kemungkinan dalam kurun waktu 60-90 hari ke depan. 

Trump mengatakan, Washington akan membahas dengan mitra kesehatan global, tentang apa yang akan dilakukan dengan jutaan dolar yang biasanya masuk ke WHO. Akan tetapi, Trump mengatakan negaranya akan terus terlibat dengan WHO.

Sudah sejak lama, Trump mempertanyakan esensi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menepis pentingnya multilateralisme ketika ia berfokus pada agenda dan janji kampanye di negaranya dengan slogan “America First”

Sejak menjabat sebagai Presiden AS, Trump telah keluar dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB, badan budaya UNESCO, perjanjian global untuk mengatasi perubahan iklim dan kesepakatan nuklir Iran.

Di bawah anggaran dua tahunan WHO pada 2018-1919, Amerika Serikat diharuskan mengucurkan anggaran 237 juta dolar AS. Selain itu, kucuran 656 juta dolar AS dalam kontribusi sukarela yang terkait dengan program-program tertentu.

Pendanaan sukarela Amerika Serikat untuk WHO telah digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan seperti pemberantasan polio, vaksin, memerangi HIV, hepatitis dan TBC dan kesehatan wanita, bayi baru lahir dan anak-anak.

Sebelum pengumuman itu, Trump dalam cuitannya menulis: “W.H.O. benar-benar gagal. Untuk beberapa alasan, sebagian besar didanai oleh Amerika Serikat, namun sangat Tiongkok sentris. Kami akan memberikan tampilan yang bagus. “

Presiden menambahkan: “Untungnya saya menolak saran mereka tentang menjaga perbatasan kita terbuka ke Tiongkok  sejak dini. Mengapa mereka memberi kami rekomendasi yang salah?”

Amerika Serikat sudah melarang pelancong dari Tiongkok pada 31 Januari. Pada hari yang sama, WHO mengatakan bahwa negara-negara harus menjaga perbatasan mereka tetap  terbuka ke Tiongkok.

Bruce Aylward, penasihat senior Ghebreyesus, membela rekomendasi WHO untuk menjaga perbatasan tetap terbuka pada bulan Februari lalu, dengan mengatakan Tiongkok telah bekerja “sangat keras” untuk mengidentifikasi dan mendeteksi kasus awal dan kontak orang-orang dan memastikan orang-orang tidak bepergian.

David Heymann, seorang profesor epidemiologi penyakit menular di London School of Hygiene & Tropical Medicine, mengatakan kepada Reuters bahwa setiap pemotongan dana  akan menjadi pukulan besar bagi organisasi kesehatan dunia itu. 

“Jika WHO kehilangan dana, ia tidak dapat terus melakukan tugasnya,” kata Heymann.

Seperti dikutip dari laporan The Epochtimes pada 9 April 2020, senator AS  Guy Reschenthaler telah memperkenalkan undang-undang baru untuk menahan dana federal terhadap WHO hingga  Direktur Jenderal WHO saat inii Tedros Ghebreyesus mengundurkan diri.

“WHO membantu Komunis Tiongkok menyembunyikan ancaman dari dunia dan sekarang lebih dari 10.000 orang Amerika tewas, jumlah yang diperkirakan akan meningkat secara dramatis dalam beberapa minggu mendatang,” kata Reschenthaler dalam siaran persnya. 

RUU itu, yang diperkenalkan pada 7 April, menyerukan pengunduran diri Ghebreyesus dan pembentukan komisi internasional untuk menyelidiki WHO — sebelum pendanaan kongres dilanjutkan.

Anggota parlemen Amerika. mengatakan bahwa pihak berwenang Komunis Tiongkok menutupi bukti penularan dari manusia ke manusia, yang muncul pada awal Desember 2019.

WHO awalnya mengulangi klaim Beijing bahwa “tidak ada bukti jelas terjadinya penularan dari manusia ke manusia” untuk virus tersebut.

Reschenthaler menambahkan bahwa WHO menunda menyatakan “darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional” hingga 30 Januari, ketika virus itu sudah menyebar ke beberapa negara selama lebih dari seminggu.

Pandemi yang meningkat mulai di Wuhan, ibukota provinsi Hubei. Virus itu telah menyebar ke lebih dari 200 negara dan wilayah, dan menewaskan lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia dengan hampir 2 juta orang terinfeksi. 

Reschenthaler mengatakan WHO terlibat dalam penutupan Beijing. “Alih-alih bekerja untuk menyelamatkan nyawa di seluruh dunia, WHO berdiri dan meremehkan keparahan virus agar tidak menyinggung pejabat Tiongkok.”

Anggota parlemen itu juga menjelaskan bahwa Amerika Serikat adalah kontributor terbesar bagi WHO, yang merupakan “22 persen dari dana yang dinilai WHO dari negara-negara anggota,” menurut data WHO. Amerika Serikat juga menyediakan dana sukarela untuk WHO melalui program kesehatan global dan akun kemanusiaan yang disesuaikan secara kongres.

Presiden AS Donald Trump pernah menunjukkan perbedaan dalam kontribusi Amerika Serikat dan Tiongkok bagi WHO. Menurut statistik Departemen Luar Negeri, kontribusi AS melebihi  400 juta dolar AS, sementara Tiongkok hanya memberikan 44 juta dolar AS pada tahun 2019.

Reschenthaler mengatakan dia percaya uang itu tidak lagi harus pergi ke WHO, karena “tidak benar bahwa dolar yang diperoleh susah payah dari pajak warga Amerika digunakan untuk menyebarkan kebohongan Tiongkok  dan menyembunyikan informasi yang bisa menyelamatkan jiwa.”

RUU ini memiliki lebih dari 20 co-sponsor, termasuk senator Liz Cheney, Scott Perry, Brian Babin, Paul Gosar, Greg Steube, Jim Banks dan Matt Gaetz.

“Saya berharap rekan-rekan saya bergabung dengan saya untuk meminta WHO bertanggung jawab atas permainan politik daripada berfokus pada misinya untuk mengkoordinasikan upaya global pada krisis kesehatan masyarakat seperti yang kita alami saat ini,” kata Reschenthaler. (asr)

https://www.youtube.com/watch?v=DxUwe4MBrn4