Seiring Krisis Pandemi Berkembang, Tiongkok Mengirim Pasokan Medis Berkualitas Rendah ke Negara-Negara yang Terkena Virus

Theepochtimes.com

Bernafsu mencitrakan dirinya sebagai peduli kemanusiaan di tengah pandemi global, rezim Tiongkok mengirim pasokan medis ke negara-negara yang dilanda virus di seluruh dunia dari Spanyol hingga Peru. 

Sejak tanggal 1 Maret 2020, Tiongkok memiliki sekitar empat miliar masker, 37,5 juta jubah  pelindung, dan 2,8 juta kit pengujian, menurut pernyataan tanggal 5 April oleh administrasi bea cukai Tiongkok.

 Namun, semakin banyak contoh masker dan kit uji yang rusak mempertanyakan apakah upaya “diplomasi masker” Beijing dapat berhasil.

Finlandia, setelah menerima 2 juta masker bedah dari Tiongkok pada tanggal 7 April melalui pengiriman udara, menjelaskan masker tersebut memiliki kualitas yang “mengecewakan” dan tidak cocok untuk staf rumah sakit.

 “Pasar Tiongkok adalah sangat kacau,” Tomi Lounema, direktur pelaksana Badan Pasokan Darurat Nasional Finlandia, mengatakan dalam briefing pers pada hari Rabu. Ia menambahkan bahwa ini berarti Tiongkok harus berurusan dengan sejumlah besar pemasok tidak jelas yang membuat Tiongkok sulit melacak di mana barang tersebut dibuat.

 “Harga naik setiap saat, transaksi harus dilakukan dengan cepat dan harus bayar di muka. Risiko komersial sangat tinggi,” kata Tomi Lounema.

 Sementara itu, Toronto menarik lebih dari 62.000 masker bedah Tiongkok yang rusak, senilai 200.000 dolar AS, yang telah didistribusikan ke fasilitas perawatan jangka panjang, menurut siaran pers tanggal 7 April. Kini Toronto sedang menyelidiki apakah ada orang yang terpapar virus saat memakai masker tersebut.

Di antara batch pertama alat pelindung diri Irlandia dari Tiongkok, 20 persen adalah rusak, menurut media Irlandia. Alat pelindung diri yang rusak bernilai  4 juta eruro atau  4,37 juta dolar AS.  

Kedutaan Besar Tiongkok di Dublin berjanji untuk mengganti alat pelindung diri tersebut, menurut Irish Times.

15 Persen alat pelindung diri yang dikirim melalui kapal, mencakup hazmat putih, dipertimbangkan “dapat diterima untuk digunakan petugas kesehatan jika produk yang dipilih tidak tersedia,” kat Paul Reid, direktur Eksekutif Layanan Kesehatan, kepada media pada tanggal 5 April.

John Newton, kepala pengujian Inggris, mengatakan uji antibodi yang bersumber dari Tiongkok adalah tidak efektif, karena uji antibodi tersebut hanya dapat mengidentifikasi kekebalan secara akurat untuk pasien  “yang sakit parah dengan kandungan virus yang sangat banyak,” demikian lapor Times.

Pemerintah Inggris memesan jutaan alat uji antibodi dari Tiongkok minggu lalu, tetapi Matt Hancock, Sekretaris Negara Inggris untuk Kesehatan dan Perhatian Sosial, mengatakan pada hari Minggu bahwa “kami masih belum memiliki alat uji antibodi yang cukup bagus.”

Pada tanggal 28 Maret, Belanda menarik sekitar 600.000 masker yang berasal dari Tiongkok, sementara Kementerian Kesehatan Spanyol juga menarik 58.000 kit pengujian buatan Tiongkok. Itu setelah Spanyol menemukan bahwa kit pengujian tersebut memiliki tingkat akurasi hanya 30 persen.

Kondisi Pabrik Dipertanyakan

Saat permintaan alat pelindung diri meningkat secara global, ribuan perusahaan Tiongkok bergegas terjun ke bisnis pabrik peralatan medis, yang menarik perhatian apakah operasi tersebut memenuhi standar kesehatan dan keamanan.

Minggu lalu, rezim Tiongkok memperketat aturan yang mengatur ekspor peralatan medis dalam upaya untuk mengatasi masalah kualitas. 

Pihak berwenang Tiongkok mengumumkan pada tanggal 31 Maret, bahwa hanya produsen yang terakreditasi yang menjual produknya di Tiongkok yang boleh mengekspor alat uji, masker bedah, hazmat, ventilator, dan termometer inframerah.

Lin Xin (samaran), sebelumnya bekerja di pabrik kayu di Provinsi Heilongjiang, utara Tiongkok, kini membantu memfasilitasi ekspor masker ke Eropa. Ia mengatakan teman-temannya di industri pakaian dan mainan telah mengubah pabriknya menjadi jalur perakitan.

Ia mengatakan ini adalah fenomena yang tersebar luas di Provinsi Heilongjiang. Tetapi sejumlah perusahaan ini memulai produksi sebelum memperoleh izin resmi, dan beberapa perusahaan baru-baru ini tertangkap, Lin Xin mengatakan kepada The Epoch Times berbahasa Mandarin.

“Untuk menghasilkan uang, seperti segerombolan lebah, orang-orang beralih membuat masker,“ kata Lin Xin.

Menurut situs berita keuangan Tiongkok Sanyan Blockchain, hampir 5.500 produsen masker didirikan di Tiongkok antara tanggal 23 Januari hingga 11 Maret.

Chen berkunjung ke sebuah pabrik yang berdebu, tempat para pekerja menangani masker dari jalur perakitan tanpa mengenakan sarung tangan atau masker.

“Siapa yang berani menggunakan masker yang dibuat seperti ini? Siapa yang berani mengenakan masker tersebut di wajahnya?” kata Chen.

Lu Honghai, pendiri situs e-commerce yang berbasis di Shenzhen, Ennews, mengatakan ia menemukan bangkai-bangkai lalat dan bintik-bintik gelap dalam pemeriksaan acak terhadap 350.000 masker yang dibelinya untuk diekspor.

Sebagai respon, produsen Aokang Hygienic Materials di Kabupaten Hua di Provinsi Henan, kepada siapa ia mengirim pesanan itu pada tanggal 17 Maret, setuju untuk menarik kembali  13.000 masker. Akan tetapi menolak untuk mengkompensasi sisa pesanan. Lu menulis pesannya dalam posting tanggal 3 April di media sosial Tiongkok, Weibo. Sejak ia mengajukan pengaduan ke polisi. Lu mengatakan sebagian besar masker itu telah dijual secara online ke bagian lain di dunia.

Keterangan Gambar: Pekerja memproduksi masker di sebuah pabrik di Yangzhou di Provinsi Jiangsu, China timur, pada 26 Januari 2020. (STR / AFP via Getty Images)

(Vivi/asr)

Video Rekomendasi

https://www.youtube.com/watch?v=kjD1onxgtB8