d. PBB Menyebarkan Nilai-Nilai yang Menyimpang
Pada tahun 1990, Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan bahwa homoseksualitas bukanlah penyakit mental, yang sangat memacu gerakan homoseksual di seluruh dunia. Di bawah kondisi globalisasi, AIDS menyebar secara global, beserta kelompok yang paling penting dari orang yang rentan terhadap AIDS, homoseksual, terus menjadi target kepedulian sosial dan diskusi masyarakat. Komunisme telah mempromosikan perluasan gerakan homoseksual. Pekerja medis mendorong penderita AIDS homoseksual untuk tidak malu dan mencari perawatan medis. Sebagai akibat wajar, pengakuan moral terhadap perilaku homoseksual telah dipromosikan secara bersamaan. Dengan demikian, di Afrika, Asia, dan Amerika Latin, pendanaan komunitas internasional untuk AIDS telah berdampak mempromosikan gerakan homoseksual. [33]
Afrika Selatan adalah negara pertama yang memperkenalkan konvensi baru di Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang mengharuskan pengakuan orientasi seksual dan identitas jenis kelamin digunakan sebagai indikator hak asasi manusia. Konvensi akhirnya diterima. Ini adalah resolusi PBB pertama yang secara langsung menargetkan orientasi seksual dan identitas jenis kelamin. [34] Pada kenyataannya, hal ini menormalkan apa yang dulunya dianggap sebagai gagasan yang menyimpang dengan mengaitkannya pada kepentingan yang sama dengan hak-hak alami.
Pasal 13 Konvensi PBB mengenai Hak-Hak Anak menyatakan, “Anak akan memiliki hak untuk kebebasan berekspresi; hak ini harus mencakup kebebasan untuk mencari, menerima dan memberikan informasi dan gagasan dari segala jenis, terlepas dari perbatasan, baik secara lisan, tertulis atau cetak, dalam bentuk seni, atau melalui media lain pilihan anak tersebut.”[35]
Beberapa sarjana telah bertanya, jika orangtua tidak mengizinkan anak-anaknya untuk mengenakan T-shirt dengan simbolisme setan, apakah itu merupakan pelanggaran terhadap hak-hak anak? Apakah anak-anak memiliki hak untuk memilih cara yang mereka inginkan untuk berbicara kepada orangtuanya? [36] Anak-anak mungkin tidak memiliki penilaian. Jika anak-anak melakukan kekerasan atau melanggar norma etika, dapatkah orangtua mendisiplinkan anak-anaknya?
Kekhawatiran ini bukanlah tidak beralasan. Pada tahun 2017, Ontario, Kanada, mengeluarkan undang-undang bahwa orangtua tidak boleh menolak keinginan anak untuk berekspresi jenis kelamin (misalnya, anak-anak dapat memilih sendiri jenis kelaminnya). Orangtua yang tidak menerima identitas jenis kelamin yang dipilih oleh anaknya dapat dianggap terlibat dalam pelecehan anak, dan anaknya dapat dibawa pergi oleh negara. [37]
Komunisme dengan demikian menggunakan globalisasi untuk mengubah dan menghancurkan kebudayaan tradisional dan nilai-nilai moral dengan cara yang mencakup segalanya. Hal ini termasuk penggunaan negara maju, perusahaan global, dan lembaga internasional. Orang-orang tenggelam dalam kenyamanan dangkal kehidupan global, tetapi mereka tidak sadar bahwa gagasan dan kesadarannya dengan cepat diubah. Hanya dalam beberapa dekade, gagasan yang sama sekali baru ini telah menelan banyak bagian dunia bagaikan tsunami yang mengamuk. Ke mana pun gagasan ini pergi, terjadi perubahan kebudayaan dan hilangnya peradaban. Bahkan negara tertua dan paling tertutup pun tidak dapat menghindar darinya.
Kebudayaan tradisional adalah akar dari keberadaan manusia, jaminan penting bagi manusia untuk mempertahankan standar moral. Kebudayaan tradisional adalah kunci kemampuan manusia untuk diselamatkan oleh Sang Pencipta. Dalam proses globalisasi, kebudayaan tradisional telah bermutasi atau bahkan dihancurkan oleh pengaturan hantu komunisme, dan peradaban manusia menghadapi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kesimpulan
Berbagai bangsa dan negara telah ada selama ribuan tahun. Meskipun berbagai bangsa dan negara tersebut ada di daerah yang berbeda, memiliki bentuk sosial dan sistem politik yang berbeda, menggunakan bahasa yang berbeda, dan memiliki kualitas kebudayaan dan psikologis yang berbeda, semua bangsa dan negara tersebut memiliki nilai universal yang sama. Nilai-nilai universal ini adalah inti dari kebudayaan tradisional untuk semua kelompok etnis.
Dalam waktu sedikit lebih dari seratus tahun setelah munculnya komunisme di panggung global, umat manusia sudah berada dalam bahaya besar, karena kebudayaan tradisional telah dirusak dan dihancurkan dalam skala besar.
Setelah Revolusi Oktober, komunis mengambilalih kekuasaan di Rusia dan Tiongkok — kekuatan besar Timur — membunuh para elit kebudayaan tradisional dan menghancurkan kebudayaan tradisional. Setelah Perang Dunia II, negara-negara komunis menyusup dan mengendalikan PBB dan organisasi internasional lainnya, menyalahgunakan prosedur demokrasi untuk memungkinkan mayoritas menaklukkan minoritas, dan menggunakan uang untuk menyogok negara-negara kecil dalam upaya untuk menggunakan pemerintah besar PBB untuk menarik seluruh dunia menuju kejahatan.
Di seluruh dunia, terutama setelah berakhirnya Perang Dingin, komunisme mulai menggunakan pertukaran dan kerjasama politik, ekonomi, dan kebudayaan internasional untuk memperluas dan mengendalikan globalisasi, mendorong nilai-nilai menyimpang di seluruh dunia, dan secara sistematis menghancurkan nilai-nilai dan tradisi universal. Sampai hari ini, hantu komunisme menguasai seluruh dunia.
Kelompok-kelompok politik dan ekonomi transnasional saat ini telah menguasai sumber daya yang sangat besar, dan pengaruh mereka telah menembus setiap aspek masyarakat manusia. Dari masalah besar seperti lingkungan hidup, ekonomi, perdagangan, urusan militer, diplomasi, sains dan teknologi, pendidikan, energi, perang, dan imigrasi, hingga masalah kecil seperti hiburan, mode, dan gaya hidup, semuanya semakin dimanipulasi oleh para globalis. Jika pemerintah global akan dibentuk, akan mudah bagi semua umat manusia untuk dimutasi atau bahkan dihancurkan dengan satu perintah.
Dengan menggunakan globalisasi bersamaan dengan cara-cara lain, hantu komunisme telah menghancurkan masyarakat manusia hanya dalam beberapa ratus tahun, dan baik Timur maupun Barat berisiko dihancurkan.
Hanya dengan kembali ke tradisi barulah manusia dapat memperkenalkan kembali nilai-nilai universal dan kebudayaan tradisional kepada negara-negara berdaulat dan dalam pertukaran internasional. Hal ini diperlukan untuk kembali ke nilai-nilai universal dan kebudayaan tradisional, dan akan memungkinkan umat manusia, di bawah perlindungan dan rahmat Tuhan, untuk mengusir roh komunisme dan bergerak menuju masa depan yang cerah.
Referensi
[1] Karl Marx, Manifesto of the Communist Party (Marx/Engels Internet Archive), https://www.marxists.org/archive/marx/works/1848/communist-manifesto/ch04.htm.
[2] Karl Marx and Friedrich Engels, The German Ideology, Vol. I, 1845, https://www.marxists.org/archive/marx/works/1845/german-ideology/index.htm
[3] V. I. Lenin, “The Third, Communist International,” Lenin’s Collected Works, 4th English Edition, Volume 29 (Moscow: Progress Publishers, 1972), 240–241, https://www.marxists.org/archive/lenin/works/1919/mar/x04.htm.
[4] G. Edward Griffin, Fearful Master: A Second Look at the United Nations (Appleton, Wis.: Western Islands, 1964), Chapter 7.
[5] William Z. Foster. Toward Soviet America (International Publishers, 1932), Chapter 5.
[6] James Bovard, “The World Bank vs. the World’s Poor,” Cato Institute Policy Analysis No. 92, September 28, 1987, https://object.cato.org/sites/cato.org/files/pubs/pdf/pa092.pdf.
[7] The World Bank, “Poverty: Overview,” https://www.worldbank.org/en/topic/poverty/overview.
[8] Dani Rodrik, The Globalization Paradox: Why Global Markets, States, and Democracy Can’t Coexist (Oxford: Oxford University Press, 2011), 19.
[9] Sarah A. Webster, “Inside America’s Bold Plan to Revive Manufacturing: It’s All About the Technology,” May 14, 2015, https://www.sme.org/american-manufacturing-and-nnmi/.
[10] U.S. Bureau of Labor Statistics, “A Profile of the Working Poor, 2016,” July 2018, https://www.bls.gov/opub/reports/working-poor/2016/home.htm.
[11] Alex Kingsbury, “Declassified Documents Reveal KGB Spies in the U.S.: Alger Hiss, Elizabeth Bentley, and Bernard Redmont Are the Subjects of Scrutiny,” U.S. News, July 17, 2009, https://www.usnews.com/news/articles/2009/07/17/declassified-documents-reveal-kgb-spies-in-the-us.
[12] William F. Jasper, Global Tyranny… Step by Step: The United Nations and the Emerging New World Order (Appleton, Wis.: Western Islands Publishers, 1992), 69.
[13] Ibid., 69–70.
[14] “FBI Chief Finds Red Spies ‘Potent Danger,’” Los Angeles Times, May 4, 1963, as quoted in G. Edward Griffin, The Fearful Master: A Second Look at the United Nations, Chapter 7.
[15] Jasper, Global Tyranny, 75.
[16] Colum Lynch, “China Enlists U.N. to Promote Its Belt and Road Project,” Foreign Policy, May 10, 2018, https://foreignpolicy.com/2018/05/10/china-enlists-u-n-to-promote-its-belt-and-road-project/.
[17] See Robert W. Lee, The United Nations Conspiracy (Appleton, Wis.: Western Islands, 1981); William F. Jasper, The United Nations Exposed: The International Conspiracy to Rule the World (Appleton, Wis.: The John Birch Society, 2001); Dore Gold, Tower of Babble: How the United Nations Has Fueled Global Chaos (New York, Crown Forum, 2004); Joseph A. Klein, Global Deception: The UN’s Stealth Assault on America’s Freedom (Los Angeles: World Ahead, 2005); Eric Shawn, The U.N. Exposed: How the United Nations Sabotages America’s Security and Fails the World (New York: Penguin Books, 2006); Daniel Greenfield, 10 Reasons to Abolish the UN (David Horowitz Freedom Center, 2011).
[18] Dore Gold, Tower of Babble: How the United Nations Has Fueled Global Chaos (New York, Crown Forum, 2004), 3.
[19] Gold, Tower of Babble, 1–24.
[20] As quoted in Robert Chandler, Shadow World: Resurgent Russia, The Global New Left, and Radical Islam (Washington, D.C.: Regnery Publishing, 2008), 403–4.
[21] Griffin, Fearful Master, Chapter 11.
[22] As quoted in Jasper, Global Tyranny, 90.
[23] Humanist Manifesto II, American Humanist Association, https://americanhumanist.org/what-is-humanism/manifesto2/.
[24] Hilary F. French, After the Earth Summit: The Future of Environmental Governance, Worldwatch Paper 107, Worldwatch Institute, March 1992, 6, http://infohouse.p2ric.org/ref/30/29285.pdf.
[25] Jasper, Global Tyranny…Step by Step, 71.
[26] As quoted in Chandler, Shadow World, 401.
[27] Chandler, Shadow World,, 401–3.
[28] W. Cleon Skousen, The Naked Communist (Salt Lake City: Izzard Ink Publishing, 1958, 2014), Chapter 12.
[29] Bernard Connolly, The Rotten Heart of Europe: Dirty War for Europe’s Money (London: Faber & Faber, 1997), Kindle edition, location 113–118.
[30] “Sign the Boycott Target Pledge!” American Family Association, https://www.afa.net/target.
[31] Hayley Peterson, “Outraged Shoppers Threaten to Boycott Target after a Man Exposes Himself to a Young Girl in a Store’s Bathroom,” Business Insider, April 6, 2018, https://www.businessinsider.com/target-faces-boycott-threat-after-man-exposes-himself-in-womens-bathroom-2018-4.
[32] Samantha Allen, “All the Things You Can No Longer Buy if You’re Really Boycotting Trans-Friendly Businesses,” The Daily Beast, April 26, 2016, https://www.thedailybeast.com/all-the-things-you-can-no-longer-buy-if-youre-really-boycotting-trans-friendly-businesses.
[33] Graeme Reid, “A Globalized LGBT Rights Fight,” Human Rights Watch, November 2, 2011, https://www.hrw.org/news/2011/11/02/globalized-lgbt-rights-fight.
[34] Ibid.
[35] United Nations, Office of the High Commissioner, Convention on the Rights of the Child, https://www.ohchr.org/en/professionalinterest/pages/crc.aspx (last visited Jan 25, 2019).
[36] Jasper, Global Tyranny…Step by Step, 148.
[37] Grace Carr, “Ontario Makes Disapproval of Kid’s Gender Choice Potential Child Abuse,” The Daily Caller, June 5, 2017, https://dailycaller.com/2017/06/05/ontario-makes-disapproval-of-kids-gender-choice-child-abuse/.