Theepochtimes.com- Di hari Minggu pagi 31 Mei 2020, orang-orang Amerika Serikat menyaksikan puluhan kota yang hangus dan berserakan kaca-kaca di jalan-jalan, itu setelah malam sebelumnya terjadi kerusuhan kekerasan. Setelah kematian seorang pria kulit hitam saat dikunci dengan lutut polisi.
Puluhan ribu orang berbaris dengan damai di jalan-jalan pada hari Sabtu 30 Mei 2020, untuk memprotes kematian George Floyd, yang meninggal setelah seorang petugas polisi Minneapolis dengan lututnya menekan leher George Floyd. Sampai akhirnya George Floyd berhenti bernapas.
Akan tetapi banyak demonstrasi tenggelam dalam kekacauan saat malam tiba: Mobil-mobil dan bisnis-bisnis dibakar. Kata-kata yang berbunyi : “Saya tidak dapat bernapas” disemprotkan dengan cat di seluruh bangunan. Sebuah tempat sampah terbakar di dekat gerbang Gedung Putih.
Orang-orang membakar mobil patroli, melemparkan botol ke arah petugas, dan merusak jendela etalase, menggondol TV dan barang-barang lainnya, bahkan saat seperti beberapa pengunjuk rasa mendesak mereka untuk berhenti menjarah.
Di Indianapolis, dilaporkan terjadi beberapa penembakan, termasuk satu kasus penembakan yang menewaskan seseorang di tengah unjuk rasa, menambah kematian di Detroit dan Minneapolis dalam beberapa hari terakhir.
Di ibukota Amerika Serikat, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di dekat markas besar Kementerian Kehakiman meneriak, “Nyawa Orang Kulit Hitam Itu Penting.”
Kemudian banyak pengunjuk rasa pindah ke Gedung Putih, di mana mereka berhadapan dengan polisi yang membawa perisai, beberapa polisi menunggang kuda.
Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Sabtu 30 Mei 2020, bahwa jika pengunjuk rasa yang berkumpul malam sebelumnya di Lafayette Square, di seberang Gedung Putih, melanggar pagar, “mereka akan disambut dengan yang anjing paling ganas, dan senjata paling tidak menyenangkan, yang pernah saya lihat.”
Di Minneapolis, kota tempat unjuk rasa dimulai, polisi negara bagian, anggota Garda Nasional segera masuk setelah jam malam yang berlaku pada pukul 8 malam untuk membubarkan unjuk rasa.
Setidaknya 13 petugas polisi terluka di Philadelphia, dan setidaknya empat kendaraan polisi dibakar.
Di New York, konfrontasi berbahaya berkobar berulang kali saat petugas melakukan penangkapan dan membersihkan jalanan.
Sebuah video menunjukkan dua penjelajah Departemen Kepolisian New York City, meluncur ke kerumunan pengunjuk rasa yang mendorong barikade ke salah satu dari mereka dan melempar barikade tersebut dengan benda-benda.
Beberapa orang-orang terjatuh ke jalanan. Tidak jelas apakah ada yang terluka.
Jam malam diberlakukan di lebih dari selusin kota besar di seluruh Amerika Serikat, yang mencakup Atlanta, Denver, Los Angeles, Minneapolis, San Francisco, dan Seattle.
Beberapa sudut Amerika Serikat tidak tersentuh, dari pengunjuk rasa yang membakar bagian dalam Balai Kota Reno, untuk polisi meluncurkan gas air mata pada pengunjuk rasa yang melempar batu di Fargo, Dakota Utara.
Di Salt Lake City, para pengunjuk rasa membalik sebuah mobil polisi dan membakarnya. Polisi mengatakan enam orang ditangkap dan seorang petugas terluka setelah kepalanya dipukul dengan tongkat baseball.
Menjelang fajar, pembersihan sudah dimulai di Nashville di sepanjang Broadway Street — dikenal karena bar-bar murah yang tidak terkenal — setelah pengunjuk rasa memecahkan jendela, menyalakan api, dan menghancurkan tiang lampu.
Polisi mengatakan dalam tweet bahwa setidaknya 30 bisnis dan bangunan rusak.
Gubernur Georgia, Brian Kemp, mengizinkan penyebaran hingga 3.000 pasukan Garda Nasional ke Athens, Savannah, dan kota-kota lain di mana unjuk rasa direncanakan pada hari Minggu 31 Mei 2020.
Brian Kemp sudah menyetujui hingga 1.500 pasukan Garda Nasional, tujuannya membantu memberlakukan jam malam pada jam 9 malam pada hari Sabtu di Atlanta.
“Para pengunjuk rasa perlu tahu bahwa kita akan mendukung upaya mereka dalam unjuk rasa damai dan tanpa kekerasan,” kata Brian Kemp kepada stasiun televisi WSB pada hari Sabtu sore.
“Para penggerak unjuk rasa perlu tahu bahwa kita akan berada di sana…untuk membawanya ke penjara jika mereka menghancurkan kehidupan dan harta benda.”
Donald Trump memuji penempatan Garda Nasional di Minneapolis, dan mengatakan polisi di New York “harus diizinkan melakukan pekerjaannya!”
Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengutuk kekerasan tersebut saat ia terus mengekspresikan tujuan bersama dengan mereka yang berdemonstrasi setelah kematian George Floyd.
“Tindakan unjuk rasa seharusnya tidak boleh dibiarkan menaungi alasan kita untuk berunjuk rasa,” kata Joe Biden dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu malam 30 Mei 2020.
Di Ferguson, Missouri, di mana Michael Brown Jr ditembak dan dibunuh oleh seorang petugas polisi pada tahun 2014, memicu gelombang unjuk rasa di seluruh negeri, enam petugas terluka setelah dipukul dengan batu dan kembang api.
Polisi menangkap hampir 1.700 orang di 22 kota sejak hari Kamis 28 Mei, menurut penghitungan oleh The Associated Press. Hampir sepertiga mereka yang ditangkap berasal dari Los Angeles, di mana gubernur menyatakan keadaan darurat. Ia memerintahkan Garda Nasional untuk mendukung 10.000 petugas polisi Los Angeles karena puluhan kebakaran membakar seluruh Los Angeles.
Tidak semua unjuk rasa dirusak oleh kekerasan. Di Juneau, Alaska, polisi setempat bergabung dengan pengunjuk rasa di sebuah unjuk rasa di depan patung paus raksasa di kota tepi laut tersebut.
“Kami tidak mentolerir penggunaan kekuatan yang berlebihan,” kata Kepala Polisi Juneau Ed Mercer pada sebuah pertemuan di mana sebagian besar orang mengenakan masker dan beberapa orang menyanyikan lagu asli Alaska.
Unjuk kekuatan di Minneapolis terjadi setelah tiga hari, di mana polisi sebagian besar menghindari pengunjuk rasa terlibat, dan setelah Minneapolis mengerahkan lebih dari 4.000 pasukan Garda Nasional ke Minneapolis. Pihak berwenang mengatakan dari angka 4.000 itu akan segera naik menjadi hampir 11.000.
Gubernur Tim Walz mengatakan : “Situasi di Minneapolis tidak lagi berkaitan dengan pembunuhan George Floyd.” Ia mengatakan pasukan setempat dipaksaka pada hari sebelumnya.
“Ini mengenai penyerangan masyarakat sipil, menanamkan takut dan menggangu kota-kota besar kita.”
Beberapa warga senang melihat pergolakan telah reda.
“Saya tinggal di sini. Saya belum dapat tidur,” kata Iman Muhammad, yang
lingkungan tempat tinggalnya banyak terjadi kebakaran pada hari Jumat malam 29 Mei 2020. Iman Muhammad berkata ia bersimpati dengan unjuk rasa damai atas kematian George Floyd, akan tetapi tidak setuju dengan kekerasan, dengan mengatakan, “Kesalahan tidak menjawab kesalahan.”
Keterangan Gambar: Kios Departemen Kepolisian Los Angeles terlihat terbakar di pusat perbelanjaan The Grove selama protes atas kematian George Floyd, di Los Angeles, California, pada 30 Mei 2020. (Mark J. Terrill / AP Photo)
(Vivi/asr)
Video Rekomendasi