Theepochtimes, oleh ALLEN ZHONG dan CHARLOTTE CUTHBERTSON
Walikota Minneapolis Jacob Frey mengatakan bahwa dinamika unjuk rasa telah berubah selama beberapa hari terakhir.
“Kami melihat semakin banyak orang datang dari luar Minneapolis. Kami melihat semakin banyak orang yang ingin menyebabkan kekerasan di komunitas kami dan saya harus mengatakan hal tersebut tidak dapat diterima,” kata Jacob Frey saat konferensi pers hari Sabtu pagi 30 Mei 2020 lalu.
Jacob Frey menyatakan kepada penduduk setempat untuk tidak berpartisipasi dalam unjuk rasa lagi, karena situasinya telah berubah.
“Jika anda memiliki anggota keluarga atau teman yang mempertimbangkan untuk berpartisipasi dalam unjuk rasa tersebut, ini bukan lagi mengenai unjuk rasa. Ini tidak lagi mengenai ekspresi verbal. Ini mengenai kekerasan,” tegas Jacob Frey.
Walikota Melvin Carter III mengatakan kepada wartawan bahwa di St. Paul, setiap orang yang ditangkap pada hari Jumat malam 29 Mei 2020 berasal dari luar Minneapolis.
Melvin Carter mengatakan para aktivis setempat memastikan bahwa para demonstran yang melakukan kekerasan tidak berasal dari Minneapolis.
“Saya mendengar mereka berkata, kami tidak kenal orang-orang ini. Kami tidak tahu orang-orang ini yang menggerakkan. Kami tidak tahu orang-orang ini yang menghasut untuk terjadinya kekerasan. Kami tidak tahu orang-orang ini yang pertama kali memecahkan jendela.”
Jaksa Agung Amerika Serikat, William Barr pada hari Sabtu 30 Mei 2020, memperingatkan bahwa adalah kejahatan federal untuk melewati batas negara bagian atau menggunakan fasilitas antar-negara bagian untuk menghasut atau berpartisipasi dalam kerusuhan hebat.
“Kelompok-kelompok radikal dan penggerak kerusuhan berasal dari luar yang mengeksploitasi situasi ini untuk mengejar agendanya sendiri memecah belah dan melakukan kekerasan. Kami akan menegakkan hukum-hukum ini,” kata William Barr.
Semakin Banyak Pemrotes yang Memiliki Agenda
Ribuan pengunjuk rasa melanggar jam malam yang diberlakukan mulai pukul 8 malam oleh Gubernur Minneapolis, Tim Walz, dengan menyerbu pusat kota di daerah kota kembar, menjarah dan membakar beberapa toko.
Campuran etnis muncul untuk bergabung dalam unjuk rasa tersebut, dan orang-orang dari segala usia hadir, tetapi cenderung berusia lebih muda.
Suasananya kacau, berasap, dan semakin banyak pengunjuk rasa tampaknya memiliki agenda selain aksi keadilan bagi George Floyd.
Yang lainnya membuat kerusuhan, menjarah, dan membakar toko-toko terdekat.
Banyak tanda-tanda pada unjuk rasa tersebut adalah sama dan “Partai Sosialisme dan Pembebasan” tertulis di bagian bawah slogan,”Penjarakan Semua Polisi Pembunuh Rasis!”
Beberapa orang membagikan air dan makanan ringan, dan kemudian yang lainnya membantu orang yang terkena dampak gas air mata.
Kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam di Minneapolis yang tewas pada 25 Mei 2020 lalu di penahanan polisi Minneapolis, telah menyebabkan kegemparan di seluruh Amerika Serikat.
Unjuk rasa merebak di puluhan kota di seluruh Amerika Serikat yang mencakup Minneapolis, Louisville, Washington, New York, Atlanta, Detroit, dan beberapa kota-kota lain, di mana kadang disertai aksi penjarahan, pembakaran, dan perusakan.
Sebuah video yang beredar luas menunjukkan George Floyd berbaring dan diborgol saat seorang petugas polisi terlihat berlutut di leher pria itu selama hampir delapan menit.
Rekaman itu menunjukkan George Floyd mengatakan kepada polisi tersebut bahwa ia “tidak dapat bernapas” sebelum tubuhnya tidak bergerak. Menurut laporan Minneapolis Departemen Pemadam Kebakaran, George Floyd tidak responsif dan “tidak berdaya” saat ia sedang diangkut ke ambulans oleh paramedis dari lokasi penangkapannya menuju rumah sakit.
Petugas polisi yang terlihat berlutut di leher pria itu, Derek Chauvin, dipecat bersama dengan tiga petugas polisi lainnya. Derek Chauvin didakwa dengan pembunuhan tingkat-tiga dan pembunuhan tingkat-dua.
Aktivis Black Lives Matter New York Tampak di Minneapolis
Selama hari Jumat malam 29 Mei 2020, unjuk rasa di Minneapolis, beberapa aktivis Black Lives Matter yang artinya “Nyawa Orang Kulit Hitam Itu Penting”, dari luar wilayah kota kembar terlihat berpartisipasi.
Hawk Newsome, pemimpin Black Lives Matter di kawasan Greater New York, terbang bersama anggota kelompok lai.
Hawk Newsome menggunakan megaphone untuk meneriakkan slogan-slogan seperti “enyahkan babi- babi kapitalis” selama unjuk rasa di luar Kantor Polisi ke-5 Departemen Kepolisian Minneapolis.
“Saya ingin menunjukkan sesuatu kepada kalian semua. Apakah anda pernah memperhatikan saat kita pawai, separuh dari kelompok itu sedikit takut dan polisi ada di sekitar anda? Tetapi saat anda di sini dengan ribuan sumpah serapah yang tanpa rasa takut, kita terkendali. Apa yang mereka lakukan? Mereka mundur dan berlari. Dan itu sebabnya kita katakan, ‘Dukung, dukung, kami menginginkan kebebasan, kebebasan,'” kata Hawk Newsome.
Aktivis Black Lives Matters tidak diamati sebagai bagian kerumunan kekerasan, meskipun sulit untuk melihat identitas setiap orang.
Keterangan gambar: Polisi mengambil kembali jalan-jalan sekitar tengah malam setelah menembakkan sejumlah besar gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa dan perusuh di luar Kantor Polisi Minneapolis pada malam keempat protes dan kekerasan setelah kematian George Floyd, di Minneapolis, Minnesota, pada 29 Mei, 2020. (Charlotte Cuthbertson / The Epoch Times)
vivi/rp
Video Rekomendasi