oleh Chen Han
Pemerintah Distrik Dongxihu Wuhan, Tiongkok, sebagaimana dilaporkan dari sejumlah media daratan Tiongkok bahwa melalui artikel berjudul ‘Analisis tentang Operasi Ekonomi Bidang Investasi dan Konstruksi pada Distrik Dongxihu di Paruh Pertama Tahun ini’ yang diterbitkan pada 30 Juli lalu, telah menjelaskan bahwa proyek-proyek besar di Distrik Dongxihu, dan Proyek Manufaktur Semikonduktor Wuhan Hongxin, sedang menghadapi kesenjangan pendanaan yang cukup besar. Bahkan, berpotensi menghadapi terputusnya produksi setiap saat karena putusnya rantai pendanaan.
Artikel menyebutkan, penyesuai dan perpindahan lahan tahap kedua yang dibutuhkan Hongxin belum dilakukan. Sedangkan proyek tersebut kekurangan bahan pendukung seperti lahan dan penilaian dampak lingkungan, sehingga belum dapat dilaporkan ke Komisi Pembangunan dan Reformasi komunis Tiongkok. Akibatnya, dana berjumlah besar yang dibutuhkan industri semikonduktor dari otoritas dan dana ekuitas lainnya tidak dapat masuk.
Alasan mengapa Wuhan Hongxin telah mendapat perhatian dari dunia luar adalah bahwa pabrik chip tersebut pada awal berdirinya, pabrik ini disebut-sebut merupakan salah satu perusahaan kunci yang diharapkan mampu menyelesaikan misi swatantra semikonduktor pada tahun 2025 nanti.
Alasan lainnya adalah Hongxin dan sebuah perusahaan Tiongkok lainnya telah membajak lebih dari 100 orang insinyur dan manajer senior dari perusahaan Taiwan TSMC.
Berita tentang Wuhan Hongxin telah jatuh ke dalam krisis, membuat dunia luar kembali prihatin mengenai isu apakah ‘impian chip’ Tiongkok untuk memproduksi chip sendiri hanya berupa mimpi belaka.
Jin Chun, mantan insinyur Huawei mengatakan : “Dalam urusan jiplak menjiplak, orang Tiongkok paling pintar, membuat barang-barang tiruan mirip aslinya. Namun, produksi chip itu terlalu rumit. Chip baru bisa dihasilkan melebihi mungkin 2.000 jalur proses, dan setiap jalur proses harus sempurna, mulus. Jika sebuah teknologi hanya dihasilkan melalui lusinan jalur proses, ia tidak sulit untuk ditiru, tetapi jika melalui lebih dari 2.000 proses, dan setiap prosesnya tidak boleh membuat kesalahan, maka ini akan sangat sulit untuk ditiru”.
Sebelumnya, Perusahaan Wuhan Hanxin ini terlibat dalam skandal besar di mana chip yang diproduksi asing dibersihkan dengan amplas kemudian diganti dengan logo Hanxin, seakan produk tersebut merupakan ciptaan independen.
Jin Chun mengatakan : “Teknologi adalah sangat sangat penting dalam bidang industri chip, karena di bidang ini, pembaharuannya juga sangat cepat. Sekarang Tiongkok untuk memproduksi secara massal chip 28-nanometer masih belum mampu, padahal TSMC Taiwan telah memproduksi chip yang 5-nm”.
Jin Chun mengatakan bahwa manufaktur kelas atas seperti chip ini, yang terlihat seolah hanya masalah teknologi, tetapi sebenarnya yang diuji adalah masalah sistem. Sistem otokratis seperti komunis Tiongkok yang jelas telah membatasi kreativitas dan antusiasme orang.
Jin Chun menguraikan, Jadi jika Tiongkok ingin memproduksi chip high-end, hendak bersaing dengan Barat dalam bidang iptek dan militer, adalah hal yang mustahil. Ditinjau dari masalah bahan baku pembuatan chip, seperti beberapa bahan kimia pekat, bahan baku tersebut hanya dapat diproduksi oleh Jepang, Amerika Serikat dan lainnya. Yang berarti di satu sisi, komunis Tiongkok tidak dapat membuat chip ini, dan di sisi lain, meskipun bisa dibuat, masih sangat terbelakang, dan sampai sekarang produk mereka tidak memiliki daya kompetitif.
Dari informasi terbuka dapat diketahui bahwa Wuhan Hongxin secara resmi didirikan di Distrik Wuhan Dongxihu pada bulan November 2017 dengan total investasi RMB. 128 miliar. Dalam 2 tahun berikutnya, Hongxin 2 kali terdaftar sebagai proyek konstruksi utama di Provinsi Hubei. Menurut pengakuan mereka, proyek investasi utama adalah membangun jalur produksi chip 14-nanometer.
Hingga tahun 2019, Hongxin telah menginvestasikan dana sebesar RMB. 15,3 miliar. Kabarnya, perusahaan akan menyuntik lagi dana sebesar RMB. 8.7 miliar pada tahun 2020.
Namun pada bulan November 2019, Hongxin digugat di pengadilan, karena menunggak pembayaran kepada perusahaan ‘Huanyu’ di Wuhan, subkontraktor pembangunan infrastruktur sebesar RMB. 41 juta. Karena itu, rekening perusahaan Hongxin dibekukan, dan lahan bernilai RMB. 75,3 juta disita pengadilan. Padahal lahan tersebut sebelumnya sudah dijadikan agunan oleh Hongxin untuk mendapatkan pinjaman.
Meskipun setelah insiden tersebut, kontraktor umum ‘Torch Construction Group’ secara terbuka mengeluarkan surat permintaan maaf kepada Hongxin, yang menyatakan bahwa Hongxin bukan gagal dalam pembayaran proyek, tetapi kesenjangan pendanaan besar yang dialami Hongxin telah menarik perhatian dari dunia luar.
Menurut media ‘Caijing Xinbao’, bahwa sebuah perusahaan lain, yakni ‘L&K Engineering’ juga secara terbuka menyatakan bahwa Hongxin gagal dalam pembayaran proyeknya.
Qin Peng, seorang analis politik dan ekonomi di AS mengatakan : “Wuhan Hongxin adalah perusahaan yang sangat misterius, karena pemegang saham pengendali yang berada di belakangnya adalah Beijing Light Volume Blueprint, yang memiliki 90% jumlah saham perusahaan Hongxin, dan pemegang saham 10% lainnya adalah pemerintah Distrik Dongxihu, Wuhan.Â
Menurut Qin Peng, yang terlihat di permukaan, pemegang saham utamanya adalah Li Xueyan, orang ini sebenarnya tidak memiliki pengalaman di bidang IT. “Jadi, rasanya sangat sulit baginya untuk mencapai goal perusahaan. Tidak heran untuk menyelesaikan investasi sebesar itu, apalagi mengingat kebiasaan praktik bisnis politik yang diterapkan komunis Tiongkok,” ujarnya.
Qing Peng secara pribadi menganalisa bahwa suatu kekuatan yang “serakah” berada di di belakang mereka. Terlepas dari apapun motto muluk yang digembar-gemborkan atau Li Xueyan yang dipinjam namanya, mereka itu hanyalah topeng perusahaan”.
Sebagaimana diketahui bahwa CEO Wuhan Hongxin saat ini adalah Jiang Shangyi, mantan pegawai tinggi di perusahaan TSMC Taiwan yang dibajak komunis Tiongkok, tetapi dilaporkan bahwa dia berniat pensiun.
Beberapa media meminta Jiang Shangyi untuk memverifikasi masalah tersebut, tetapi ia hanya memberikan konfirmasi bahwa, memang benar perusahaan saat ini memiliki beberapa masalah yang harus diselesaikan. Tetapi ia tidak menjelaskan lebih jauh permasalahannya. (sin)
Video Rekomendasi :