oleh Li Yun
Epidemi virus komunis Tiongkok masih berkecamuk di seluruh dunia. Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok, Luo Zhaohui pada 12 November mengakui bahwa jumlah kasus infeksi baru di daratan Tiongkok terus meningkat pesat sejak bulan Oktober lalu. Tampaknya ancaman dari epidemi gelombang kedua ini sangat serius.
Media daratan Tiongkok pada 12 November memberitakan bahwa dalam konferensi pers yang diadakan Dewan Negara, Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok Luo Zhaohui memperkenalkan beberapa tindakan baru yang diambil oleh pihaknya sebagai tanggapan dalam menghadapi epidemi gelombang kedua ini.
Menurut Luo Zhaohui, ancaman epidemi gelombang kedua yang bersifat global ini tampaknya lebih ganas. Selain harus menghindari masuknya virus dari luar, juga menghadapi tekanan dari terus meningkatnya pasien infeksi virus Komunis Tiongkok atau COVID-19 dalam negeri.
“Musim dingin ini bakal lebih sulit kita lewati,” kata Luo Zhaohui.
Dalam kesempatan yang sama, Li Bin, wakil direktur Komisi Kesehatan Tiongkok mengatakan bahwa sekelompok epidemi dapat terjadi di beberapa wilayah Tiongkok, dan penyakit infeksi saluran pernapasan lainnya memasuki periode insiden tinggi di musim dingin.
Wabah virus Komunis Tiongkok jenis baru meletus di Wuhan, Provinsi Hubei pada bulan Desember tahun lalu. Beijing menyembunyikan fakta ini, dan wabah itu menyebar ke seluruh dunia serta menyebabkan kerusakan luar biasa pada kesehatan, kehidupan, ekonomi, politik, dan budaya masyarakat di semua negara.
Hingga 13 November waktu Beijing, tercatat jumlah infeksi virus Komunis Tiongkok secara global telah melebihi 52 juta orang, dengan jumlah kematian melebihi 1,2 juta jiwa. Namun angka ini bisa lebih banyak mengingat Partai Komunis Tiongkok terbiasa menyembunyikan data epidemi, dan data aktual jauh lebih tinggi daripada yang diumumkan ke publik.
Jumlah kasus baru tertinggi di seluruh dunia yang terjadi dalam 1 hari adalah 600.000 orang lebih, yang berarti 6 kali lipat gelombang pertama dan puncaknya terjadi pada musim semi.
Sejak 14 Oktober, kasus yang dikonfirmasi terinfeksi virus komunis Tiongkok terjadi di Qingdao, Tianjin, Shanghai, Anhui, Xinjiang dan tempat lain. Namun, komunis Tiongkok mengkambinghitamkan makanan beku sebagai penyebab kasus infeksi.
Ketika epidemi meletus di Beijing pada bulan Juni, salmon impor menjadi kambing hitam pada saat itu.
Sedangkan pada bulan Agustus, kasus COVID-19 di Shenzhen, sayap ayam beku Brasil adalah kambing hitamnya.
Pada 17 Oktober, kasus COVID-19 yang terjadi di Qingdao, Provinsi Shandong, ikan kod beku jadi kambing hitam.
Ketika kasus virus Komunis Tiongkok muncul di Shanxi, Tianjin, Henan, Hubei dan tempat-tempat lain, makanan beku impor, termasuk ikan bawal beku dari Ekuador, daging babi Jerman, ikan layur beku India, produk daging babi Brasil, ikan halibut dan lainnya dijadikan kambing hitam.
Keterangan Foto : Vaksin untuk menangkal virus komunis Tiongkok. (Kevin Frayer/Getty Images)
Zhu Wei, direktur medis sebuah perusahaan farmasi di Amerika Serikat mengatakan kepada media NTDTV bahwa hingga saat ini belum ada bukti pasti yang menunjukkan berapa lama virus komunis Tiongkok dapat bertahan pada kemasan, sehingga sulit untuk memastikan bahwa virus berasal dari makanan beku yang diimpor.
Tetapi tidak juga menutup kemungkinan bahwa para pekerja di daratan Tiongkok yang telah terjangkit virus lalu mencemari kemasan luar makanan beku yang diimpor itu.
Karena pemerintah komunis Tiongkok selalu menyembunyikan kebenaran tentang epidemi dan terbiasa dengan mencari-cari kambing hitam luar negeri, pernyataan resmi dan data yang dipublikasikan umumnya masih dipertanyakan berbagai pihak.
Menurut Zhu Wei situasi epidemi yang diumumkan oleh pemerintah komunis Tiongkok saat ini sama sekali tidak dapat dipercaya. Data yang mereka umumkan itu semata-mata untuk tujuan menjaga stabilitas. Masyarakat masih perlu mencari tahu tentang kebenaran dan jangan sampai mengendurkan kewaspadaan.
Selama pengujian asam nukleat terhadap warga di Qingdao, infeksi massal terjadi di daerah setempat. Seorang pengemudi taksi bermarga Shao yang dikonfirmasi positif terinfeksi telah membawa total 231 orang penumpang, tetapi hanya 52 orang kontak dekat yang diberitahu.
Zhu Wei menilai, jika masih banyak penumpang yang belum terlacak, kemungkinan akan menyebabkan wabah besar di provinsi dan kota.
“Perlu kita ketahui bahwa sebelum ada vaksin yang benar-benar efektif, virus tidak akan menghilang, sehingga kasus-kasus baru masih dapat muncul bahkan berulang kali. Hal ini tidak bisa pemerintah komunis Tiongkok hindari dengan hanya menciptakan ilusi,” kata Zhu Wei.
Menurut Zhu Wei pemerintah komunis Tiongkok telah mengadakan pertemuan tentang pencegahan epidemi pada bulan September lalu dan menyimpulkan bahwa epidemi di Tiongkok telah dapat dikendalikan. Pada saat itu, mereka beranggapan bahwa dengan demikian maka komunis Tiongkok dapat terhindar dari tuntutan pertanggungjawaban global akibat menyembunyikan fakta tentang epidemi.
Sekarang Komunis Tiongkok mencoba menggunakan kambing hitam berupa makanan beku impor, itu juga bertujuan untuk menghindari tuntutan global. (sin)
Video Rekomendasi :