oleh Li Yun
Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa komunis Tiongkok berada di balik kecurangan pemilihan presiden AS. Baru-baru ini, seorang warga Tiongkok yang termasuk golongan Generasi Merah Ketiga merilis sebuah rekaman video rahasia yang menunjukkan bahwa komunis Tiongkok mencetak surat suara palsu untuk 3 negara bagian Amerika Serikat. Pengacara terkenal AS Sidney Powell juga mengungkapkan bahwa surat suara palsu yang dicetak komunis Tiongkok itu dikirim ke Amerika Serikat dengan pesawat terbang
Yi Qiwei (Vinness. A. Ollervides) adalah warga keturunan dari etnis Manchu Spanduk Kuning Polos (Plain Yellow Banner). Kakeknya adalah mantan pensiunan senior kader etnis minoritas dari Biro Keamanan Pusat Partai Komunis Tiongkok. Ayahnya adalah seorang eksekutif di industri perbankan. Dia dipenjara dan meninggal dunia pada tahun 2016 sebagai dampak dari gerakan anti-korupsi Xi Jinping. Yi Qiwei pernah menerbitkan novel berjudul ‘Penebusan’ dan dinominasikan serta direkomendasikan oleh Dewan Negara Tiongkok.
Pada 5 Desember 2020, media AS ‘Gateway Pundit’ melaporkan bahwa dari rekaman video rahasia yang disediakan oleh Yi Qiwei terungkap bahwa komunis Tiongkok telah terlibat pemalsuan pilpres AS, karena mencetak surat suara palsu bulanan sebanyak 500.000 lembar per bulan untuk ketiga negara bagian AS, yakni Mississippi, Florida, dan Carolina Utara.
Dalam video tersebut terdapat rekaman percakapan antara 2 orang pria, salah satunya berbicara dalam bahasa Mandarin dengan aksen Kanton, yang mana rupanya merupakan pemilik percetakan, sedang membahas tentang cara menjiplak surat suara pemilu Amerika Serikat.
Dalam pesan Twitter Yi Qiwei pada 2 Desember disebutkan : Orang yang mempublikasikan video ini adalah orang yang memiliki hati nurani dan beriman. Dia memanfaatkan kesempatan memancing ikan untuk mengungkap campur tangan komunis Tiongkok dalam pemilihan AS. Saya akan memberikan lebih lanjut informasi yang membuktikan bahwa pemilihan ini penuh kecurangan.
Pada 5 Desember, ‘Gateway Pundit’ mengutip apa yang disampaikan Yi Qiwei dalam pesan tweet-nya : Saya bersumpah kepada Tuhan demi kepribadian dan keyakinan saya bahwa pemilu kali ini adalah pemilu yang curang.
Yi Qiwei pada 9 November juga memposting tulisannya di Twitter : Pabrik percetakan di Provinsi Guangdong Tiongkok membantu mencetak surat suara palsu. Surat suara palsu tersebut kemudian dikirim sebagai barang persediaan medis ke Kanada dan Meksiko antara bulan Agustus hingga Oktober 2020. Dan, secara bertahap disusupkan ke Amerika Serikat.
Yi Qiwei sebelumnya juga pernah mengungkapkan, bahwa sejumlah besar surat izin mengemudi palsu dan dokumen palsu dari Tiongkok yang disita di seluruh Amerika Serikat pada tahun 2020 juga terkait dengan pemungutan suara palsu ini. Menurut laporan VOA bahwa hingga 10 Agustus, otoritas penegak hukum AS telah menemukan 54.718 lembar kartu identitas palsu.
Yi Qiwei mengatakan bahwa, karena setiap surat suara kosong harus dicocokkan dengan identitas pribadi untuk memberikan suara, sekarang ada orang yang memalsukan surat suara, ada pula sejumlah besar dokumen palsu. “Pelanggan” di belakangnya jelas untuk memfasilitasi pemalsuan surat suara untuk kepentingan salah satu dari pihak yang ikut pemilu.
Hingga kini, lebih dari sebulan telah berlalu sejak hari pemilihan AS. Meskipun Joe Biden secara sepihak telah mengumumkan dirinya sebagai pemenang pemilu di bawah pengaruh media aliran kiri dan perusahaan teknologi besar. Namun, seiring dengan semakin banyak warga yang mencari keadilan, semakin banyak kasus penipuan di kubu Biden yang terungkap.
Dan, tim pengacara Presiden Trump telah mengumpulkan banyak bukti kecurangan pemilu dan sedang mengajukan tuntutan melalui jalur hukum.
Pada 2 Desember 2020, pengacara terkenal Amerika Serikat Sidney Powell di Georgia menyatakan, bahwa timnya memiliki bukti tentang pemalsuan dan pelenyapan surat suara pemilih yang dilakukan kubu Biden.
Dalam wawancara dengan komentator khusus NTD Dr. Lin Xiaoxu pada 4 Desember, Pengacara Sidney Powell juga mengungkapkan bahwa surat suara palsu yang digunakan untuk memanipulasi suara itu, dibuat di daratan Tiongkok dan masih dikirim ke Amerika Serikat sampai sekarang.
“Kami mendengar dari sebuah rekaman bahwa seseorang memesan suara dari Tiongkok. Kami memiliki bukti bahwa seluruh surat suara palsu itu didatangkan ke Amerika Serikat. Kami memiliki saksi yang mengatakan bahwa surat suara palsu masih terus dikirim karena dapat digunakan pada pemilihan apapun, atau dimanfaatkan saat butuh penghitungan ulang”, kata Sidney.
Sidney menambahkan bahwa mereka juga memiliki bukti berupa video pengangkutan surat suara palsu melintasi perbatasan AS – Meksiko.
Perwakilan Dagang Gedung Putih Peter Navarro me-retweet sebuah pesan pada 1 Desember yang menyatakan bahwa Staple Street Capital, perusahaan induk dari perusahaan mesin pemungutan suara Dominion telah memperoleh dana hingga USD. 400 juta pada 8 Oktober, atau kurang dari sebulan pilpres dilaksanakan.
Dana tersebut berasal dari UBS Group, yang 75% sahamnya dikuasai oleh perusahaan komunis Tiongkok.
Dengan masuk ke situs US Securities and Exchange Commission, Anda dapat menemukan bahwa Staple Street Capital memiliki catatan pengarsipan pada 8 Oktober. Dikatakan bahwa perusahaan telah menerima dana USD. 400 juta, dan penyedia dananya adalah UBS Securities (UBS Securities) .
UBS adalah bank investasi multinasional Swiss, sedangkan UBS Securities adalah perusahaan patungan Sino-asing. Ia didirikan bersama oleh UBS (UBS) dan Beijing Guoxiang dan perusahaan milik negara lainnya pada tahun 2006. Perusahaan tersebut dikenal sebagai perusahaan penanaman modal asing pertama di daratan Tiongkok. Beijing Guoxiang adalah pemegang saham terbesar dari UBS Securities karena memegang 33% saham.
Lin Wood, pengacara dari kubu Trump telah mengumumkan berita tersebut melalui Twitter, dan menggambarkan struktur kepemilikan UBS Securities. Sebagian besar dari mereka didanai oleh perusahaan yang dikendalikan pemerintah komunis Tiongkok.
Banyak orang memiliki bukti tentang kecurangan dari mesin pemilu Dominion yang beroperasi di bawah bendera perusahaan Staple Street Capital, yang baru saja mendapat drop-dropan dana sebesar USD. 400 juta dari UBS Securities.
Lin Wood dalam pesan tweet-nya menyebutkan bahwa pihaknya sedang mendalami berita tentang penyertaan saham komunis Tiongkok ke Dominion Voting sebesar USD. 400 juta. Jika hal ini benar, maka ini membuktikan bahwa komunis Tiongkok berusaha menggulingkan pemerintah AS demi mengendalikan Amerika Serikat.
Sidney Powell dalam banyak kesempatan, telah mengatakan bahwa ada sejumlah besar bukti mengungkapkan kekuatan asing seperti komunis Tiongkok menggunakan Dominion untuk memanipulasi pemilihan dan melancarkan perang melawan Amerika Serikat. Dengan demikian, maka semua orang yang berkolusi dengan komunis Tiongkok dan kekuatan asing lainnya ini, telah melakukan pengkhianatan, dan dapat dijerat dengan hukuman subversi. Joe Biden, Hillary, Obama dan lainnya dari pemerintahan terdahulu yang terlibat akan masuk penjara. (sin)
Keterangan Foto : Yi Qiwei (Vinness. A. Ollervides) adalah warga keturunan dari Manchu yang termasuk Generasi Merah Ketiga. (Epoch Times)
Video Rekomendasi :