oleh Xu Jian
Setelah berita mengenai varian baru dari virus komunis Tiongkok (COVID-19) yang lebih menular dan lebih sulit dikendalikan muncul di Inggris tersebut beredar, masyarakat dunia jadi semakin panik, sehingga banyak negara memberlakukan larangan perjalanan dari dan ke Inggris.
The Epoch Times merujuk pada virus corona, yang menyebabkan penyakit COVID-19, sebagai virus Komunis Tiongkok karena sensor berita dan kesalahan manajemen dari Partai Komunis Tiongkok, sehingga memungkinkan virus itu menyebar ke seluruh Tiongkok dan menciptakan pandemi global.
Sejauh ini apa saja yang kita ketahui mengenai virus komunis Tiongkok ini ? Mari kita telusuri bersama.
1. Apa yang terjadi dengan varian virus COVID-19 ini ?
Varian baru dari virus komunis Tiongkok (COVID-19) ini merupakan mutasi genetik dari virus SARS-CoV-2 (penyebab COVID-19) yang diberi nama dengan kode VUI-202012/01. Huruf dan angka ini mewakili arti : varian pertama yang sedang diselidiki (variant under investigation) pada bulan Desember 2020.
2. Mengapa membuat orang sangat khawatir ?
Mutasi khusus ini disebabkan oleh fakta bahwa terdapat sebanyak 17 mutasi pada protein spike virus (virus corona memiliki duri di permukaan, dan protein spike terletak di atas tonjolan ini).
Para ilmuwan percaya bahwa mutasi menjadikan virus memiliki daya tular yang lebih tinggi, dapat membantu protein spike virus lebih mudah terserap ke dalam sel manusia demi penyerangan terhadap kesehatan manusia.
3. Seberapa besar daya penyebarannya ?
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada 19 Desember mengatakan bahwa varian baru dari virus COVID-19 itu adalah 70% lebih menular daripada virus jenis lain yang sudah ada. Hal ini yang menyebabkan peningkatan pesat dalam jumlah kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Inggris selatan dan London.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Masyarakat Inggris bahwa lebih dari 1.100 kasus COVID-19 yang terjadi pada 20 Desember itu dipastikan telah terinfeksi oleh varian virus SARS-CoV-2.
Kepala penasihat ilmiah pemerintah Inggris, Patrick Vallance dalam sebuah konferensi pers pada hari Sabtu (19 Desember) mengatakan : “Varian baru dari virus ini telah menjadi strain utama dengan kemampuan penyebaran yang melampaui semua strain virus lainnya”.
4. Apakah strain virus baru ini lebih mematikan ?
Saat ini, para ilmuwan tidak berpikir demikian. Ketika kepala petugas medis Inggris, Profesor Chris Whitty ditanya soal apakah varian tersebut lebih mematikan daripada virus sebelumnya, ia menjawab kemungkinannya tidak.
Dr. Susan Hopkins dari Badan Kesehatan Masyarakat Inggris mengatakan bahwa ada bukti bahwa pasien yang terinfeksi virus yang bermutasi memiliki tingkat virus yang lebih banyak dalam tubuhnya, tetapi dia mengatakan bahwa ini tidak mengindikasikan bahwa kondisi penyakit pasien tersebut akan menjadi lebih serius.
Ravi Gupta, seorang profesor mikrobiologi klinis di Universitas Cambridge, Inggris mengatakan : “Ia (mutan virus) dapat membuat dirinya lebih sulit untuk dikendalikan, tetapi hanya sedikit kemungkinannya untuk membuat penyakit pasien lebih parah”.
5. Kapan varian virus tersebut muncul ?
Patrick Vallance mengatakan bahwa mutan virus tersebut ditemukan di bagian selatan Inggris pada bulan September 2020 dan kemudian menyebar di Inggris.
Virus ini pertama kali ditemukan di London pada 21 September dan Kent pada 20 September. Data statistik Inggris pada bulan November menunjukkan bahwa 28% dari kasus yang dikonfirmasi di London disebabkan oleh penularan yang berasal dari varian baru virus COVID-19. Pada pertengahan bulan Desember, jumlah ini mendekati dua pertiga (62%) dari total kasus terinfeksi.
6. Siapa yang menemukan varian baru dari virus COVID-19 ?
Varian baru virus ditemukan oleh konsorsium Inggris ‘COG-UK’ (COVID-19 Genomics UK Consortium) yang menyelesaikan pengurutan genetik acak dari sampel positif COVID-19.。
COG-UK ini merupakan konsorsium dari 4 institusi kesehatan masyarakat Inggris, Wellcome Sanger Institute beserta 12 institusi akademis.
7. Mengapa tidak mengambil tindakan lebih cepat ?
Penyebaran cepat dari strain virus baru ini baru ditemukan oleh para ilmuwan pada akhir pekan lalu.
Saat itu, pejabat kesehatan Inggris sedang memperdebatkan soal apakah itu diakibatkan oleh kelalaian masyarakat umum dalam melakukan pencegahan epidemi atau apakah karena adanya peningkatan daya tular dari virus mutan tersebut ? Belakangan melalui penelitian lebih lanjut para ilmuwan baru menemukan bahwa infektivitas virus varian baru dari virus COVID-19 ini secara signifikan lebih tinggi daripada strain virus lainnya.
8. Apakah virus mutan ini sudah terdeteksi oleh negara lain di dunia ?
Saat ini, setidaknya varian virus tersebut sudah muncul dan diketahui Denmark, Belanda, Australia, Belgia, dan Italia.
Menurut para ilmuwan, salah satu aspek dari virus baru itu yang disebut mutasi N501Y, telah beredar di Brasil pada bulan April 2020, di Australia pada bulan Juni hingga Juli 2020, dan di Amerika Serikat pada Juli 2020.
Dr. Julian Tang, pakar ilmu pernapasan dan ahli virologi dari Universitas Leicester mengatakan : “Apakah virus (mutasi baru) ini telah dibawa ke Inggris dan Eropa oleh para pelancong, atau secara spontan muncul di seluruh dunia, masalah ini perlu penyelidikan lebih lanjut”.
Virus lain yang disebut mutan D614G yang sebelumnya telah ditemukan di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Mungkin saja berkembang dari Inggris.
9. Apa penyebab yang memicu virus bermutasi ?
Hal ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Satu hipotesis adalah bahwa dengan meningkatnya kekebalan alami penduduk Inggris, membuat virus semakin sulit dalam penyebarannya, sehingga virus melakukan “pembaharuan diri”.
Hipotesis lainnya adalah bahwa varian virus ini berkembang dalam sel penderita penyakit kronis yang kemudian menyebar / menular ke orang lain.
Profesor Paul Hunter, seorang profesor kedokteran di University of East Anglia mengatakan bahwa kedua hipotesa itu masuk di akal, tetapi ia menekankan bahwa hipotesis itu belum terbukti pada saat ini.
10. Apakah varian virus ini akan berpengaruh terhadap efektivitas vaksin ?
Boris Johnson mengatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan virus mutan akan melemahkan efek vaksin, tetapi komunitas medis belum secara resmi menyimpulkan hal ini, para ahli masih sedang mendalaminya.
Patrick Vallance mengatakan bahwa kesimpulan awal menunjukkan bahwa varian ini tampaknya tidak terlalu berbahaya dan kecil kemungkinannya untuk mempengaruhi keefektifan vaksin. Tetap kita perlu terus meningkatkan kewaspadaannya”.
Vallance percaya bahwa secara teori, strain virus baru ini mungkin dapat mengubah respon imun, tetapi sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan hal ini pernah terjadi. (sin)
Keterangan Foto : Mutasi virus COVID-19 yang lebih menular dan lebih sulit dikendalikan telah muncul di Inggris. Banyak negara Eropa telah menutup jalur keluar masuk dari dan ke Inggris. Gambar menunjukkan penutupan sebagian Bandara Heathrow London pada 20 Desember. (Niklas Halle’n/AFP)
Video Rekomendasi :