oleh Zhang Ting
Situasi di pusat ibu kota Washington DC, Amerika Serikat nampak berbeda. Terlihat pagar kawat berduri berbentuk spiral, barikade, pos pemeriksaan keamanan, dan penjaga oleh pasukan bersenjata lengkap. Suatu pemandangan yang umumnya hanya terlihat di medan perang kini dilihat di pusat ibu kota Washington DC. Ini merupakan bagian dari langkah-langkah yang diambil pihak berwewenang dalam persiapan pelantikan presiden terpilih hari Rabu 20 Januari.
Kawat berduri berbentuk spiral dililitkan di pagar sekitar Capitol untuk memperkuat keamanan. (Samuel Corum/Getty Images)
Dalam beberapa hari terakhir, pihak berwenang mulai memperkuat langkah pengamanan di ibu kota Washington DC, terutama Gedung Putih dan gedung Capitol. Video yang diambil oleh reporter, pekerja, dan warga daerah tersebut menunjukkan bahwa jalan-jalan mulai ditutup, para pekerja menempatkan alat pemblokir jalan dan pagar penghalang sampai bermil-mil panjangnya. Pintu dan jendela toko dan kantor ditutupi dengan papan kayu, dan kekuatan pasukan ditingkatkan.
Warga dapat melihat kendaraan militer di parkir di tepi jalan-jalan di pusat kota, dan pasukan bersenjata memeriksa identitas orang yang masuk dan keluar dari wilayah ibu kota.
Berikut adalah rencana dalam pengamanan Washington DC dalam rangka pelantikan presiden Amerika Serikat.
Secret Service memimpin urusan keamanan khusus
Upacara pelantikan presiden Amerika Serikat ditetapkan sebagai “Kegiatan Pengamanan Khusus Nasional”. Secret Service akan menjadi badan federal utama yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan keamanan acara pelantikan.
Agen Dinas Rahasia, Matt Miller mengatakan bahwa penerapan keamanan khusus di ibu kota berlaku mulai 13 Januari hingga hari kedua setelah pelantikan, yaitu 21 Januari.
Militer Amerika Serikat mengkonfirmasi bahwa sebanyak 25.000 orang pasukan Garda Nasional dari semua 50 negara bagian, 3 wilayah dan Washington berada di Washington DC pada minggu ini, bertambah 5.000 orang personil dari angka yang diumumkan awal pekan lalu.
Pentagon menyatakan pada 15 Januari lalu bahwa jumlah pasukan yang dikirim ke Washington melebihi jumlah pasukan Amerika Serikat di Afghanistan. Jumlah pasukan militer Amerika Serikat di Afghanistan telah dikurangi menjadi tinggal 2.500 orang.
Selain polisi kongres, ribuan orang aparat penegak hukum lokal dari berbagai negara bagian akan memberikan bantuan kepada polisi SAR, diperkirakan ratusan orang agen Biro Investigasi Federal – FBI juga akan hadir.
Administrator regional ‘Badan Manajemen Darurat Federal’ Maryann Tierney mengatakan bahwa pihaknya juga telah menempatkan orang di Washington DC dan daerah sekitar Maryland dan Virginia.
Ambulans akan bersiaga di dekat gedung Capitol, dan jika perlu, makanan dan air juga akan dikirimkan ke lingkungan tersebut.
Menurut pernyataan dari Garda Nasional di Washington DC, pada 12 Januari, anggota Garda Nasional telah menerima otorisasi menggunakan senjata untuk mendukung penegakan hukum di gedung Capitol dan Washington DC.
Menjelang pelantikan Biden, Washington DC memperkuat pertahanan keamanannya. (Spencer Platt/Getty Images)
Perjalanan wisata mengalami banyak hambatan
Sebagai bagian dari Rencana Transportasi Subkomite Pelantikan Presiden 2021, Washington DC telah dibagi menjadi zona hijau dan merah. Dinas Rahasia Amerika Serikat dalam situs webnya telah mempublikasikan daftar penutupan jalan di ibu kota. Sejumlah jalan ditutup mulai 16 Januari pukul 6 pagi dan baru akan dicabut pada 21 Januari pukul 6 pagi. Beberapa jembatan dan jalan raya antar negara bagian yang melewati Washington DC juga ditutup mulai 19 Januari pukul 6 pagi.
Walikota Washington DC, Muriel Bowser mengumumkan bahwa ada 13 pintu stasiun kereta api bawah tanah ditutup dan 4 jembatan utama diblokir, termasuk jalur kereta api dan bus akan ditangguhkan, jalan-jalan besar di sekitar gedung Capitol akan ditutup.
Muriel Bowser menghimbau warga Amerika Serikat untuk tinggal di rumah pada 20 Januari, dan menyaksikan pelantikan Biden melalui video.
Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) juga memperkuat langkah pengamanan sebelum pelantikan. Direktur TSA David Pekoske mengatakan bahwa sebagai bagian dari penilaian risiko, badan tersebut saat ini bekerja dengan lembaga penegak hukum untuk memproses daftar ratusan orang dengan potensi risiko keselamatan. Badan itu juga akan menambahkan langkah-langkah keamanan tambahan di tiga bandara di Washington DC.
Kebebasan sipil terancam
Tindakan memiliterisasi Washington DC sebagai upaya pengamanan pelantikan Joe Biden merupakan langkah antisipasi terulangnya kasus kekerasan di Capitol pada 6 Januari lalu. Tetapi para kritikus menyatakan bahwa reaksi berlebihan oleh pihak berwenang ini dikhawatirkan dapat memudarkan kebebasan sipil.
Senator Rand Paul mengkritik cara pihak berwenang menanggapi acara kongres pada 6 Januari. Menurutnya kebebasan sipil akan hilang dengan cepat pada saat krisis.
“Kalian tahu pemerintah. Mereka entah kurang bereaksi atau bereaksi berlebihan. Jadi, menurut saya jaminan keamanan pada 6 Januari itu jelas terlalu minim, tetapi sekarang kita akan menjadi zona militer lagi,” kata Rand Paul dalam sebuah wawancara dengan Fox News.
Menurut Rand Paul, anggota Kongres juga harus diperiksa apakah membawa pena tajam.
“Ini menjadi konyol. Oleh sebab itu, kita lihat saja apa yang akan terjadi dan apakah ini permanen. Kebanyakan orang yang berbicara tentang kebebasan sipil mengatakan bahwa pada saat perang, atau pada saat banyak tekanan, Anda akan segera kehilangan kebebasan sipil,” kata Paul.
Paul juga mengatakan bahwa begitu warga Amerika Serikat kehilangan kebebasan sipil mereka akan sulit untuk mendapatkannya kembali.
“Karena begitu pemerintah menjadi lebih besar, maka tidak akan pernah mau menunduk lagi. Tetapi, benar juga, kita harus mencegahnya. Tetapi kita juga butuh adanya rasa aman,” tambah Paul. .
Paul menyesali insiden yang terjadi di Capitol 2 pekan lalu karena kurang persiapan dalam masalah keselamatan, tetapi ia juga khawatir bahwa memperkuat keamanan akan memunculkan citra “risiko reaksi berlebihan”.
Ada juga kekhawatiran bahwa penutupan jalan dapat merugikan perusahaan yang sudah bermasalah akibat pandemi virus komunis Tiongkok. (sin)
Keterangan Foto : Menjelang pelantikan presiden pada 20 Januari, Ibukota Washington DC, tampak siap “berperang”. Gambar ronda anggota Garda Nasional. (Spencer Platt/Getty Images)
Video Rekomendasi :