Masih Jauh dari Selesai! Kasus Infeksi Global Melonjak, WHO Memperingatkan Kemungkinan Munculnya Varian Baru yang Lebih Berbahaya

 Li Zhaoxi

Ketika jumlah infeksi harian di seluruh dunia melonjak menjadi 500.000 kasus, Komite Darurat WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis (15/7/2021) bahwa pandemi itu “masih jauh dari selesai.” Ketua Komite Didier Houssin juga mengakui kepada wartawan bahwa “tren baru-baru ini sangatmengkhawatirkan.” 

Setelah pengumuman pertama bahwa epidemi tersebut merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat (PHEIC) yang menjadi perhatian internasional, satu setengah tahun setelah tingkat peringatan tertinggi WHO dikeluarkan disebutkan bahwa : “kita masih mengejar virus ini, dan virus itu masih mengejar kita.”

Saat ini, 4 varian virus yang menjadi Varian of Concern mendominasi situasi pandemi global, yaitu Alpha, Beta, Gamma, dan Delta. Varian Delta, yang pertama kali ditemukan di India, adalah yang paling menular dan telah menyebar ke lebih dari 111 negara. Hampir 60% dari semua kasus di Amerika Serikat disebabkan olehnya.

Baru-baru ini, karena melonjaknya varian Delta, jumlah kematian di Afrika melonjak. 

WHO mengatakan, bahwa secara keseluruhan, karena kurangnya tempat perawatan intensif dan oksigen, jumlah kematian akibat infeksi di Afrika telah melonjak sebesar 43% dalam waktu seminggu. Di Asia, Indonesia mengumumkan rekor 56.757 infeksi pada Kamis 15 Juli, menjadikannya “pusat episentrum” epidemi di wilayah tersebut.

Komite memperingatkan bahwa situasi yang lebih buruk mungkin belum datang, dan menunjukkan bahwa “varian baru, mungkin lebih berbahaya, dan mengkhawatirkan kemungkinan akan muncul dan menyebar ke seluruh dunia. Varian ini mungkin lebih sulit dikendalikan.”

Komite tersebut menyatakan bahwa, mengingat bahwa setiap negara memiliki kebutuhan kesehatan, ekonomi, dan sosial yang berbeda, pandemi tetap menjadi tantangan dalam skala global.

WHO menyatakan : “Negara-negara dengan vaksin canggih dan sistem kesehatan yang makmur menghadapi tekanan untuk membuka kembali masyarakat mereka sepenuhnya. Negara-negara dengan akses terbatas terhadap vaksin, mengalami gelombang infeksi baru, dan kepercayaan publik melemah dan memburuk.  Bahkan, dalam beberapa kasus terjadinya peningkatan kerusuhan sosial.”

WHO terus menekankan pentingnya vaksin dan mengeluarkan seruan untuk bertindak, yang mengharuskan setidaknya 10% dari penduduk setiap negara untuk divaksinasi pada September tahun ini, sembari mendorong negara-negara kaya untuk berbagi vaksin dengan negara lain.

Dikarenakan epidemi masih belum menunjukkan tanda-tanda usai, WHO bekerja keras untuk melakukan penyelidikan tahap kedua tentang asal usul virus. 

Pada Kamis 15 Juli, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak Komunis Tiongkok untuk bekerja sama lebih baik, transparan dan terbuka, dan menuntut lebih banyak data awal virus. (Hui)