Baru-baru ini, epidemi di daratan Tiongkok terus menyebar. Kini telah meluas ke Ibu Kota Beijing. Dari malam 28 Juli hingga dini hari hingga 29 Juli, di Distrik Changping yang terletak di Beijing, banyak penduduk dari 10 komunitas ditutup, dengan jumlah total lebih dari 40.000 jiwa.
Pejabat Beijing melaporkan pada 29 Juli, bahwa ada dua kasus baru yang dikonfirmasi di Beijing. Pasien itu memiliki riwayat kembali dari Zhangjiajie, Hunan. Ini adalah laporan pertama Beijing tentang epidemi lokal di Beijing dalam enam bulan terakhir. Namun demikian, dunia luar masih mempertanyakan data resmi epidemi tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan wartawan Epoch Times pada 29 Juli, seorang dokter di Distrik Changping Beijing menyatakan bahwa memang ada wabah di Beijing, tetapi situasi sebenarnya masih dipertanyakan.
Dia berkata: “Laporan itu mengatakan bahwa ada satu atau dua kasus yang dikonfirmasi. Itu (pemerintah) pasti mengatakan demikian, tetapi saya tidak tahu berapa banyak situasi sebenarnya.”
Badan Pencegahan Epidemi Komunis Tiongkok baru-baru ini memberitahukan bahwa, virus epidemi yang menyebar ke seluruh Tiongkok adalah virus Delta yang sangat menular yakni virus varian Komunis Tiongkok. Asalnya penyebaran adalah Bandara Nanjing Lukou. Setelah staf kebersihan bandara terinfeksi, epidemi pertama kali terjadi di Nanjing hingga akhirnya menyebar dengan cepat.
Ketika beberapa orang yang terinfeksi epidemi di Nanjing melakukan perjalanan ke Zhangjiajie, Hunan, mereka membawa epidemi ke daerah wisata Zhangjiajie. Sehingga menjadikan tempat ini sebagai klaster penyebaran epidemi dan menyebar ke seluruh negeri.
Partai Komunis Tiongkok secara resmi memberitahu bahwa pada 29 Juli, epidemi telah mempengaruhi setidaknya 8 provinsi termasuk Liaoning, Jiangsu, Guangdong, Anhui, Sichuan, Hunan, dan Beijing.
Namun demikian, Peng Mei News dari Media Daratan Tiongkok melaporkan pada hari yang sama, bahwa setelah menyisir informasi yang dilaporkan oleh komisi kesehatan di berbagai tempat, epidemi lokal dan kasus terkait di Nanjing telah melewati 16 provinsi dan 32 kota dalam 10 hari terakhir. Rantai penyebaran masih terus meluas.
Dengan penyebaran epidemi yang cepat di Tiongkok, ada kekhawatiran dari masyarakat bahwa Nanjing dan Zhangjiajie dapat menjadi pusat wabah ganda epidemi di Tiongkok. Jika tidak dapat dikendalikan secara efektif, wabah epidemi di Tiongkok mungkin menghadapi ujian yang lebih berat daripada wabah asli di Wuhan.
Vaksin buatan Tiongkok tidak berperan besar dalam wabah ini. Menurut data resmi terbaru dari Komunis Tiongkok, lebih dari 1,6 miliar dosis vaksin disuntikkan di Tiongkok. Namun, menurut laporan orang-orang di daratan Tiongkok, sebagian besar pasien yang dikonfirmasi telah disuntik dengan vaksin domestik.
Seorang penduduk Nanjing baru-baru ini mengungkapkan kepada Radio Free Asia, bahwa “lebih dari 90% orang yang terinfeksi di Nanjing telah divaksinasi (Tiongkok)”. Secara terus terang ia mengatakan bahwa “vaksin ini benar-benar tidak berguna.”
Zhang Wenhong, direktur Departemen Penyakit Menular di Rumah Sakit Huashan yang berafiliasi dengan Universitas Fudan di Shanghai, memposting di Weibo pada 29 Juli bahwa epidemi Nanjing dan epidemi Guangzhou sebelumnya terinfeksi setelah disuntiki dengan vaksin buatan Tiongkok.
Dia mengakui bahwa vaksin Tiongkok hanya dapat “memperlambat penyebaran” dan “mengurangi tingkat kematian” sampai batas tertentu, tetapi tidak mungkin untuk “mencegah” terdiagnosis atau “membasmi epidemi.” (hui)
Sumber : NTDTV.com