Li Zhaoxi
Sebagai dampak kekurangan chip dan kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh epidemi, pada pertengahan tahun 2021, produsen ponsel pintar Tiongkok Oppo dan perusahaan terkait OnePlus akan menggabungkan operasionalnya. Namun perusahaan saat ini sedang memangkas sejumlah besar karyawan
Menurut laporan Bloomberg pada 16 September, orang-orang yang mengetahui masalah tersebut mengungkapkan bahwa Oppo menjadi merek ponsel terlaris di Tiongkok pada tahun 2016.
Dalam beberapa tahun terakhir, berkembang pesat dalam hal rekrutmen, bahkan meluncurkan tantangan terhadap ponsel Apple. Akan tetapi, sekarang mulai merumahkan para karyawan. PHK itu berdampak terhadap beberapa departemen penting, termasuk sekitar 20% karyawan di tim perangkat lunak dan peralatan utama.
Oppo yang berbasis di Shenzhen, Tiongkok, membentuk salah satu merek smartphone terbesar di Tiongkok dengan memperluaskan pengecer swasta di daerah pedesaan serta melengkapi perangkat mereka dengan baterai dan memori yang lebih besar.Â
Menanggapi persaingan ketat dari Apple dan perusahaan lainnya, Oppo banyak berinvestasi dan secara aktif menjelajahi pasar di India, Asia Tenggara dan Eropa, tetapi tidak mencapai hasil yang diharapkan.
Upaya Oppo untuk memasuki wilayah yang berdekatan juga tidak berhasil. Bryan Ma, seorang analis di IDC, sebuah lembaga analisis pasar Amerika, memperkirakan pangsa pasar jam tangan pintar global Oppo masih akan kurang dari 1% dalam beberapa tahun, dan pengiriman headset hanya akan mencapai 1,7%.
Tarun Pathak, kepala penelitian di Counterpoint Research, sebuah perusahaan riset pasar, mengatakan: “Perusahaan menyebar di beberapa bidang, memasuki pasar kelas atas, membuat taruhan regional yang besar, dan beralih ke peralatan yang dapat dikenakan. PHK mungkin untuk menghemat biaya, juga untuk mengubah strategi.”
Pada puncaknya, Oppo memberikan bonus besar kepada pengecer untuk merebut pangsa pasar, dan menugaskan Zaha Hadid Architects untuk merancang gedung kantor pusat di Shenzhen dengan gedung 20 lantai yang terdiri Aala vertikal dan galeri seni.
Menurut data IDC, pengiriman smartphone global Oppo melonjak 37% pada kuartal kedua, tetapi tak cukup untuk membuatnya tetap berada di peringkat keempat.
Dua hari setelah peluncuran iPhone 13, Apple menunjukkan potensi penjualan yang besar di Tiongkok. Menurut laporan South China Morning Post pada tanggal 17 September, Apple telah menerima lebih dari 2 juta pesanan iPhone 13 dari Tiongkok. Pesanan tersebut ditautkan kepada toko resmi Apple melalui platform e-commerce JD.com.
Ethan Qi, seorang analis senior di Counterpoint Research, menunjukkan bahwa iPhone 13 saat ini tidak memiliki saingan di pasar smartphone. Harga awal ponsel ini adalah 5.000 yuan atau paling murah sekitar Rp 12 jutaan dan paling mahal Rp 29 jutaan, menjadikannya sebagai smartphone terkemuka di dunia.
Awal tahun ini, Huawei meluncurkan smartphone Android P50 dan P50 Pro. Namun, karena tidak ada 5G, ponsel ini tidak menarik banyak perhatian. (hui)