Li Lan
Dikarenakan pelanggaran data, Bank Dunia menangguhkan publikasi laporan ekonomi tahunan Doing Business dan menggelar penyelidikan independen. Hasilnya menunjukkan Kristalina Georgieva, ketika menjabat CEO Bank Dunia dan Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) saat ini, melayani pemerintah Komunis Tiongkok dengan memerintahkan merevisi data menguntungkan bagi Tiongkok.
Pada 16 September, laporan survei pihak ketiga yakni Firma WilmerHale yang dirilis oleh Bank Dunia menunjukkan Kristalina Georgieva, CEO Bank Dunia saat itu dan presiden Dana Moneter Internasional (IMF) saat ini, menekan bawahannya untuk merevisi isu-isu terkait Tiongkok pada tahun 2017.
Data yang dilaporkan meningkatkan peringkat Tiongkok dalam Laporan Lingkungan Bisnis Global 2018 yang disusun oleh Bank Dunia menaikkan 7 tingkat, dari peringkat 85 menjadi 78.
Jim Yong Kim, selaku kepala Bank Dunia pada saat itu, juga menjadi salah satu pengambil keputusan dalam insiden ini.
Pada saat itu, Bank Dunia sedang berusaha agar Tiongkok meningkatkan pendanaan untuk bank Dunia. Tiongkok merupakan pemegang saham terbesar ketiga Bank Dunia setelah Amerika Serikat dan Jepang.
Georgieva pada 16 September mengatakan bahwa dia tidak setuju dengan hasil investigasi dan konten terkait.
Laporan ekonomi tahunan Doing Business Bank Dunia adalah laporan penting untuk menilai lingkungan bisnis negara-negara di seluruh dunia, dan memainkan peran penting dalam menarik investasi dari negara-negara lain. Survei yang baru dirilis ini menarik perhatian besar dari negara-negara anggota Bank Dunia.
Juru bicara Departemen Keuangan AS, Alexandra LaManna mengatakan bahwa temuan penyelidikan adalah “temuan serius.” Ia mengatakan Departemen Keuangan sedang menganalisis laporan tersebut. Ia juga menyatakan bahwa menjaga integritas lembaga keuangan internasional merupakan salah satu tanggung jawab utama.
Komentator Heng He mengatakan, kini terungkap eksekutif Bank Dunia menggunakan tekanan untuk meningkatkan peringkat Tiongkok dalam Laporan Lingkungan Bisnis Bank Dunia, hanyalah puncak gunung es. Komunis Tiongkok tidak hanya memperoleh manfaat paling banyak darinya, tetapi juga benar-benar merusak organisasi komunitas internasional. Tak lain, untuk memperluas model Komunis Tiongkok ke dunia. Ketika semua pejabat Komunis Tiongkok menjabat sebagai direktur organisasi internasional, mereka hanya memiliki satu tujuan, yaitu untuk melayani kepentingan Komunis Tiongkok, bukan untuk melayani organisasi Internasional ini.”
Menanggapi hasil survei tersebut, Peraih Nobel Ekonomi, Paul Romer menyatakan bahwa kepemimpinan Bank Dunia “kurang berintegritas”. Ketika Romer menjadi kepala ekonom Bank Dunia pada tahun 2018, ia secara terbuka mempertanyakan bahwa “Laporan Doing Business” dipengaruhi oleh faktor politik dan mengubah metode persiapannya. Akan tetapi ia mengundurkan diri dan meninggalkan Bank Dunia tak lama setelah mengajukan pertanyaan tersebut. (hui)