ETindonesia-Saat ayahnya masih ada, kondisi keluarga Arjuna termasuk lumayan stabil secara ekonomi, ayahnya adalah seorang guru sekolah menengah pertama, sementara ibunya bekerja di pabrik.
Namun, sepeninggal ayahnya, beban hidup sekeluarga pun harus dipikul ibunya sendirian. Banyak tetangga atau teman-teman yang menyarankan ibu Arjuna untuk menikah lagi, tetapi ibunya menolak karena takut Arjuna tertekan dengan kehadiran seorang ayah tiri.
Setelah lulus kuliah, Arjuna pun bekerja keras mencari uang, agar ibunya tak perlu lagi susah payah banting tulang dan bisa hidup dengan lebih baik.
Isteri Arjuna adalah seorang gadis kota, dulunya adalah rekan sekantor Arjuna .
Winda, istri Arjuna berasal dari keluarga yang cukup berada, orangtuanya adalah pengusaha.
Ketika itu, Arjuna memang ingin menikah dengan tipe gadis seperti itu. Setidaknya dia tidak perlu susah payah banting tulang selama beberapa tahun kalau bisa menikah dengan anak orang kaya. Gumam Arjuna ketika itu.
Belakangan, Arjuna pun secara aktif mengejar cinta Winda, dan tak disangka Winda pun membalas cintanya beberapa minggu kemudian.
Setelah sekian lama berhubungan dengan Winda, Arjuna baru tahu kalau Winda adalah seorang gadis yang baik, ramah dan sederhana, sedikit pun tidak mempersoalkan kaya atau miskin.
Namun, semakin cinta pada Winda, Arjuna justru merasa semakin malu dan rendah diri, saat bertemu dengan kedua orangtua Winda juga, dia hanya menunduk, tidak berani menatap wajah orangtua Winda.
Awalnya, orangtua Winda meminta mereka untuk menunggu beberapa waktu lagi baru menikah, tapi akhirnya mereka melangsungkan pernikahan juga karena desakan Winda.
Sementara itu, Arjuna yang belum sanggup membeli rumah, akhirnya tinggal di rumah mertuanya yang cukup besar.
Saat menikah, ibu Arjuna memberikan mas kawin sebesar 20 juta rupiah kepada Winda, dan Winda juga tidak marah dengan mas kawin yang tidak seberapa itu.
Namun, Arjuna merasa malu, ia takut ditertawakan teman-teman dan tetangganya, takut dipandang hina oleh mertuanya.
Karena takut dan merasa malu bertemu dengan mertuanya, Arjuna pun sering makan malam di luar, dan larut malam baru pulang ke rumah.
Pada hari itu, Arjuna beralasan lagi akan lembur kerja, hingga akhirnya ia bertengakar hebat dengan istrinya.
Sejak menikah, Arjuna tidak pernah sekali pun makan malam di rumah, namun, dia serba salah dan tak berdaya, karena takut dipandang dengan tatapan aneh orang lain.
Saat pulang larut malam dan merasa lapar lagi, Arjuna pun ke dapur untuk mencari makanan, dan ia terkejut ketika melihat ibunya sedang membuat sup, Arjuna pun jatuh terkulai duduk di atas lantai dan terpaku di sana.
Winda, istrinya berkata : “Aku menjemput ibu ke rumah, kelak kita bertiga tinggal bersama.
Orangtua Winda telah membelikan sebuah apartemen untuk mereka, “Sayang, lain kali pulang makan ya!” kata Winda lembut pada Arjuna.
Mendengar ucapan lembut Winda yang penuh perhatian, Arjuna pun seketika memeluknya dan menangis sesenggukan seperti anak kecil.
Winda telah melakukan begitu banyak untuk menjaga harga diriku, dan aku tidak boleh mengecewakannya, gumam Arjuna dalam hati.
Sekarang Arjuna tinggal bersama istri dan ibunya, setiap malam Arjuna selalu mampir ke rumah bapak-ibu mertuanya yang tinggal tidak jauh dari apartemennya.
Bahkan ibu mertuanya juga mengenalkan seorang calon untuk ibu Arjuna, sehingga ibu Arjuna pun tidak akan sendirian lagi.
Sejak punya tempat tinggal sendiri dan tidak tinggal bersama dengan bapak-ibu mertuanya lagi, hati Arjuna pun merasa lega dan tidak tertekan lagi, meski apartemen itu pembelian mertuanya.
Arjuna pun berjanji pada dirinya selamanya akan bersikap baik pada kedua mertuanya dan harus lebih menyayangi Winda istrinya, yang telah banyak berbuat untuknya.(jhn/yant)
Sumber: life.bldaily.com
Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.