oleh James Gorrie
Pada tahun 1992, sejarawan Francis Fukuyama menulis bahwa jatuhnya Uni Soviet menandakan “akhir sejarah.”
Kapitalisme Menang Atas Marxisme
Ada nuansa pada teori Francis Fukuyama, tetapi pada dasarnya teori itu menyatakan bahwa pertempuran antara Marxisme dengan Kapitalisme, Marxisme telah kalah.
Negara-negara komunis dari Kuba hingga Tiongkok dan keduanya adalah kegagalan ekonomi yang sengsara, rezim pembunuh, dan pencemar yang mengerikan benar-benar adalah neraka. Sistem komunis yang menindas atas-bawah, anti-Tuhan gagal memenuhi janjinya dalam segala hal.
Sebaliknya, negara kapitalis bebas dari setiap garis yang ditampilkan dengan cukup baik dalam segala hal yang penting—dalam standar hidup, dalam kebebasan bagi orang-orang dalam segala bentuknya, dalam inovasi teknologi, ekspresi artistik dan politik, hak asasi manusia, dan bahkan dalam mengurangi polusi.
Menurut Francis Fukuyama, yang tersisa adalah manajemen teknis menyerap negara-negara Marxis yang gagal ke dalam ekonomi global kapitalis.
Menjadikan Tiongkok dalam Citra Kita–atau Sebaliknya?
Akan tetapi, satu hal yang tidak terlalu lucu terjadi dalam perjalanan menuju akhir sejarah. Satu dekade sebelum jatuhnya komunisme Soviet, Barat dipimpin oleh Amerika Serikat–”memutuskan bahwa melibatkan Komunis Tiongkok tidak hanya akan menjadi penyeimbang bagi Uni Soviet, tetapi juga akan menghasilkan Tiongkok menjadi lebih seperti Barat kapitalis yang bebas.
Pemikiran tersebut adalah dengan memberikan uang, pabrik,teknologi, dan pasar ke Komunis Tiongkok, kita dapat membuat ulang negara dengan penduduk terpadat di dunia itu menjadi sebuah masyarakat yang menyerupai kita sendiri. Kita pikir bahwa kita berhasil, tetapi pembantaian terhadap 10.000 mahasiswa muda pada tahun 1989 di Lapangan Tiananmen mengakhiri khayalan itu.
Setelah pertunjukan yang kejam ditunjukkan oleh Komunis Tiongkok, Amerika Serikat memperkuat posisinya terhadap Tiongkok.
Pertama, Amerika Serikat menanggapi dengan sanksi yang lemah, kemudian pada tahun 2000, mengundang Komunis Tiongkok ke dalam Organisasi Perdagangan Dunia – WTO.
Dari tahun 1980 hingga 2020, Tiongkok beranjak dari sebuah negara agraris yang terbelakang yang tidak mampu memberi makan rakyatnya sendiri, menjadi sebuah negara yang menyaingi Amerika Serikat di bidang teknologi, kekuatan ekonomi, dan pengaruh global.
Selama tahun-tahun itu, apa yang Tiongkok tidak dapatkan secara resmi di bidang kekayaan intelektual dan teknologi, Tiongkok mencuri kekayaan intelektual dan teknologi dari Barat, satu cara atau cara yang lain. Praktik itu berlanjut hingga saat ini.
Sistem Kredit Sosial Muncul
Belum lama ini, Komunis Tiongkok memperoleh kemampuan teknologi–dari pengenalan wajah, hingga kamera, alat perekam, pencari GPS, dan hal lainnya–”untuk membuat sebuah sistem pengawasan digital untuk memantau, melacak, mengidentifikasi, menangkap, menahan, dan membuang orang-orang yang mungkin atau dapat berpotensi menjadi sebuah ancaman bagi negara. Lahirlah sistem kredit sosial Tiongkok.
Kemudian, Komunis Tiongkok menggabungkan teknologi pengawasan miliknya, memasarkan teknologi pengawasan tersebut sebagai teknologi “kota pintar”, dan menjual teknologi pengawasan tersebut ke rezim otoriter di seluruh dunia. ]
Komunis Tiongkok jelas-jelas tidak menciptakan teknologi pengawasan pintar, Inggris telah menjadi salah satu masyarakat yang paling diawasi di Bumi selama beberapa dekade. Tetapi Tiongkok telah menyempurnakannya.
Virus Komunis Tiongkok Membawa Totalitarianisme
Adapun penyensoran dan propaganda, media dan akademisi Amerika Serikat memerangi pemerintahan Donald Trump dan para pendukungnya hingga ke suatu tingkat yang belum pernah kita lihat sebelumnya.
Peristiwa negatif dibesar-besarkan dan bahkan diciptakan peristiwa palsu, sementara peristiwa positif kurang dilaporkan, diubah menjadi menyimpang, atau tidak dilaporkan sama sekali.
Tetapi semua perkembangan ini hanyalah pendahulu dari apa yang akan datang dengan debut virus Komunis Tiongkok (umumnya dikenal sebagai jenis Coronavirus yang baru) pada tahun 2019.
Ternyata, orang-orang di Amerika memiliki strain totaliter yang dibuat di negeri sendiri yang telah siap terpicu untuk beraksi. Terbukti bahwa bagi para maestro Big Tech Amerika Serikat, kekayaan besar tidaklah cukup.
Mereka menginginkan kekuatan besar, dan memang, mereka memilikinya.
Otoritarianisme Medis
Sayangnya, koordinasi para maestro Big Tech Amerika Serikat dengan pemerintah federal, untuk menyensor setiap gagasan yang bertentangan dengan narasi resmi terkait virus Komunis Tiongkok di Amerika Serikat menyerupai hubungan antara Partai Komunis Tiongkok dan media pemerintah di Tiongkok.
Perusahaan media sosial, bersama dengan pemerintah federal menggunakan virus Komunis Tiongkok untuk membenarkan pelanggaran terhadap hak-hak konstitusional dengan kedok “keamanan.”
Seolah-olah Deklarasi Hak-”yang tidak hanya menjamin hak-hak sipil kita dan kebebasan sebagai individu, tetapi juga membatasi otoritas pemerintah federal –” telah menyerah pada virus tersebut dan telah digantikan oleh otoritarianisme yang diinduksi secara medis. Itu karena sudah terjadi.
Kekuatan Ketakutan
Sayangnya, hal ini mengganggu terlalu sedikit orang di Amerika Serikat. Tentu saja, siapa yang dapat berpendapat bahwa melepaskan hak-hak kita atas nama keselamatan medis bukanlah bijaksana atau legal? Sangat sedikit, karena jika anda melakukannya, anda akan disensor. Di depan umum dikecam. Pengangguran. Diabaikan.
Kenyataannya adalah bahwa kita telah dicekoki ketakutan setiap hari selama 18 bulan, kita semua harus menerima bahwa kita adalah terlalu rentan, terlalu lemah, terlalu takut menghadapi dunia, menghadapi suatu penyakit dengan angka kelangsungan hidup 99 persen, tanpa hidup di bawah perlindungan Negara.
Dan, di mana Tiongkok dalam semua ini?
Di mana-mana.
Tiongkok Mendapatkan Kendali Atas Amerika Serikat
Faktanya, selama beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah membeli banyak
industri Amerika Serikat–”dari lahan pertanian dan pabrik pengolahan daging terbesar di Amerika Serikat hingga ke bioskop AMC dan outlet media utama.
Konsekuensi dari hal ini adalah mengerikan: Komunis Tiongkok mendapatkan pengaruh besar pada apa yang kita masukkan ke dalam tubuh dan pikiran kita. Itu adalah jenis kekuatan yang disukai untuk dimiliki Komunis Tiongkok.
Terlebih lagi, semua Big Tech ini telah menghasilkan miliaran dolar di Tiongkok dan masih tetap sangat terhubung dengan rezim komunis Tiongkok. Kebetulan yang lain. Tetapi dapatkah seseorang benar-benar menentangnya? Lagipula, hal yang sama dapat dikatakan mengenai keluarga Joe Biden.
Tetapi di mana meninggalkan orang-orang Amerika Serikat?
Kembali ke Kerajaan-Kerajaan Lama?
Selama beberapa dekade, penindasan terhadap orang-orang Tiongkok oleh Partai Komunis Tiongkok dianggap dunia sebagai sebuah penyimpangan sejarah yang suram–”anak tiri dystopia yang suram dari kediktatoran Uni Soviet lama. Asumsi bahwa Tiongkok akan berkembang menjadi sebuah negara yang lebih bergaya Barat telah terbukti bodoh.
Sebaliknya, tren- saat ini menunjukkan bahwa Tiongkok adalah sebuah kerajaan yang sedang berkembang dengan kemampuan dan ambisi global, meremehkan negara Barat yang memungkinkan kebangkitan Tiongkok.
Dari sudut pandang saat ini, mungkin Amerika Serikat yang menghilang di depan mata kita yang adalah penyimpangan sejarah.
Apakah sejarah, yang sebagian besar ditandai oleh kekuatan brutal dan tirani yang mendefinisikan kerajaan demi kerajaan, sekarang kembali ke bentuk? (Vv)
James Gorrie penulis buku berjudul The China Crisis