oleh Li Qingyi dan Shang Jing
Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa semua pasukan penjaga perdamaian yang dikirim ke Kazakhstan pekan lalu telah kembali ke Rusia.
Pada Sabtu 15 Januari, Kementerian Pertahanan Rusia memberitahukan bahwa semua pasukan beserta pesawat pengangkut yang ditempatkan di Kazakhstan pekan lalu telah ditarik kembali.
Pada 2 Januari, unjuk rasa warga berskala besar yang memprotes kenaikan harga bahan bakar meletus di Kazakhstan. Unjuk rasa dengan cepat menyebar ke seluruh negeri, dan kerusuhan selama protes pun terjadi. Sejumlah warga masuk ke gedung kantor pemerintah dan melakukan pembakaran, sehingga bentrokan dengan pasukan keamanan pun tak terhindar, yang mengakibatkan hampir 10.000 orang ditangkap, belasan orang meninggal dunia.
Atas permintaan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, Organisasi Traktat Keamanan Kolektif yang dipimpin Rusia pada 5 Januari setuju untuk mengirim lebih dari 2.000 orang pasukan ke Kazakhstan untuk membantu memadamkan unjuk rasa.
Organisasi Traktat Keamanan Kolektif adalah aliansi militer dari kenam negara bekas Uni Soviet (Rusia, Armenia, Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, Uzbekistan) yang dipimpin oleh Rusia. Ini adalah pertama kalinya organisasi tersebut mengirim pasukan penjaga perdamaian.
Presiden Kassym-Jomart Tokayev menuduh “teroris” yang didukung pihak asing yang menyulut kerusuhan tersebut. (sin)