Tes COVID-19 Lewat Anus yang Cenderung Melecehkan Muncul Kembali di Beijing

NTDTV.com

Hanya dua minggu sebelum pembukaan Olimpiade Musim Dingin, jumlah kasus infeksi resmi di Beijing telah berlipat ganda. Dalam laporan media resmi, Anal Swab, yakni praktik pengambilan sampel lewat anus untuk mengetahui apakah seseorang terpapar COVID-19 yang oleh netizen daratan Tiongkok disebut cenderung sangat melecehkan ketimbang membahayakan, lagi-lagi muncul di Beijing.

Pada 21 Januari, pejabat Beijing mengumumkan bahwa Kota Beijing kembali menambah 12 kasus infeksi lokal, yakni 2 orang terkonfirmasi positif Omicron dan 10 orang lainnya adalah positif terinfeksi varian Delta. Sejauh ini, Beijing telah melaporkan total 23 kasus infeksi lokal dalam putaran epidemi ini.

Mengingat bahwa sudah menjadi kebiasaan pemerintah komunis Tiongkok selalu memperkecil angka kasus penularan, jadi situasi infeksi yang terjadi di Beijing bisa saja lebih buruk dari itu. Apalagi Beijing akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin, tentunya otoritas merasa perlu meningkatkan insentif resmi untuk menyembunyikan epidemi demi “kelancarannya”.

Di bawah tekanan besar untuk mencegah penularan epidemi, Anal Swab yang dulu pernah dipraktikkan lalu menghilang, kini muncul kembali dalam laporan media resmi.

Menurut laporan media ‘Beijing News’ pada 16 Januari, setelah pejabat Beijing melaporkan infeksi lokal pertama Omicron pada 15 Januari, personel pencegahan epidemi bergegas menuju gedung TKP untuk melakukan desinfeksi dan pengujian, dan pergi ke unit-unit di sana untuk mengambil sampel lingkungan di setiap lantai gedung, termasuk melakukan tes anus terhadap 27 orang.

Yang disebut pengambilan anal swab berarti orang yang dikumpulkan sampelnya, harus melepaskan pakaian bagian bawahnya, lalu petugas akan memasukkan cotton bud ke usus besar sedalam +/- 5 cm untuk pengambilan sampel. Menurut laporan sebelumnya, bahwa ada petugas pengumpul sampel pria yang melakukan tes anus terhadap kaum wanita.

Meskipun media resmi Tiongkok mengklaim bahwa anal swab “lebih akurat” daripada swab antigen nasofaring, tetapi para ahli di luar negeri mempertanyakan klaim itu. Bahkan sejumlah netizen daratan Tiongkok mengutuk praktik itu dengan mengatakan bahwa meskipun swab anus tidak membahayakan, tetapi cenderung sangat melecehkan.

Pemerintah Tiongkok juga menerapkan tes ini untuk para turis yang masuk. Hal ini jelas memicu gejolak diplomatik. Tahun lalu, banyak pemerintah negara lain memprotes tindakan pemerintah Tiongkok ini.

Selain itu, pejabat Beijing mengumumkan dalam konferensi pers 21 Januari tahun ini, bahwa putaran epidemi di Beijing saat ini, virus varian Omicron-nya berasal dari kiriman surat internasional, dan virus varian Delta berasal dari barang rantai dingin yang diimpor dari luar negeri. Pernyataan yang secara luas dianggap tidak masuk akal kecuali niat menyalahkan pihak lain untuk melepas tanggung jawab. (Sin)