oleh Lin Cenxin dan Liu Fang
Sejak awal tahun baru, data industri manufaktur dan jasa Tiongkok keduanya mengalami penurunan. Sebagian besar orang luar berpendapat, bahwa ekonomi Tiongkok bisa semakin parah akibat pengeluaran yang cukup besar untuk penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin.
Akibat Olimpiade Musim Dingin Beijing dibuka di bawah langkah-langkah anti-epidemi yang ketat, sehingga gagal merangsang kenaikan tingkat konsumsi masyarakat, karena sebagian besar warga tidak dapat datang ke arena pertandingan. Dampak buruk juga dialami oleh industri pariwisata dan jasa.
Belum lagi, industri berpolusi tinggi yang berada di dekat Beijing telah lama dibatasi operasinya demi “Langit Biru” saat Olimpiade Musim Dingin berlangsung. Hal mana jelas akan berdampak pada kinerja industri untuk kuartal pertama tahun ini.
Pada saat yang sama, pemerintah Tiongkok harus membiaya pengeluaran Olimpiade yang jumlahnya tidak kecil. Menurut survei yang dilakukan ‘Business Insider’, biaya penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin Beijing mencapai lebih dari USD. 38,5 miliar, 10 kali lipat dari klaim resmi pihak Tiongkok dan 24 kali lipat lebih tinggi dari anggaran semula.
Wang He, komentator politik yang tinggal di Amerika Serikat mengatakan ekonomi Tiongkok telah memasuki jalan buntu. Dalam keadaan seperti itu, Olimpiade Musim Dingin Beijing hanya akan memperburuk krisis ekonomi. Dari mana uang datang untuk pembangunan fasilitas pertandingan yang berskala besar ? Kita tahu bahwa Zhangjiakou yang sedang menghadapi krisis keuangan juga merupakan salah satu penyelenggara.
“Saat ini, pendekatan yang dilakukan pemerintah Tiongkok adalah ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Olimpiade Musim Dingin Beijing dapat berlangsung dengan sukses, untuk itu mereka tidak segan-segan untuk menggelontorkan dana puluhan miliar dolar yang kira-kira 10 kali lipat lebih besar dari anggaran. Yang pasti bahwa investasi tersebut tidak menghasilkan keuntungan materi. Tetapi sebenarnya berefek negatif terhadap ekonomi,” tambahnya.
Untuk kedua kali ini Beijing ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade. Pihak berwenang Tiongkok awalnya ingin menggunakan kesempatan baik ini untuk mempromosikan diri, tetapi yang dihadapi malahan boikot plomatik dari sejumlah negara.
Dari 95 negara yang berpartisipasi dalam pertandingan kali ini, hanya pejabat dari 25 negara yang menghadiri upacara pembukaan. Selain itu, ada atlet dari enam negara yang batal ikut berpartisipasi. Pada menit-menit terakhir, India juga menyatakan ikut boikot diplomatik. Jerman tidak mengirim pejabat senior.
Menurut NBC, jumlah penonton yang menghadiri arena upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing turun 43% dibandingkan dengan upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin PyeongChang tahun 2018. B
anyak tanda menunjukkan bahwa penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin Beijing telah gagal mencapai efek yang diharapkan sebelumnya dan mungkin juga malahan memberikan dampak buruk jangka panjang pada ekonominya. (sin)