Kasus Baru COVID-19 di Hong Kong Meledak Berlipat Ganda, Masyarakat Berebut Membeli Kebutuhan Pokok Berjaga-jaga dari Blokade Lokal

Zhu Ying

Beberapa hari terakhir, kasus COVID-19 di Hong Kong terus melonjak. Jumlah kasus baru yang dikonfirmasi dalam sehari yang diumumkan secara resmi pada (7/2/2022) hampir dua kali lipat sehari sebelumnya. Para ahli mengatakan jumlah kasus yang dikonfirmasi akan terus meningkat dalam waktu dekat. Menanggapi kemungkinan blokade total, warga Hong Kong sudah mulai membeli bahan kebutuhan sehari-hari dalam jumlah besar.

Direktur Divisi Penyakit Menular dari Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong, Zhang Zhujun, mengumumkan pada konferensi pers pada 7 Februari bahwa ada 614 kasus baru COVID-19 yang dikonfirmasi pada hari itu, di mana hanya 7 kasus impor, dan sisanya adalah transmisi lokal. Sebagian besar pasien terinfeksi virus Omicron. Data ini sekali lagi menetapkan rekor baru untuk jumlah kasus yang dikonfirmasi dalam sehari di Hong Kong sejak COVID-19 merebak.

Dari kasus baru ini, hanya 150 orang yang dikaitkan dengan kasus lain, dan sumber infeksi di 457 kasus lainnya tak diketahui. Artinya, ada banyak rantai penularan yang tak terlihat di masyarakat.

Zhang Zhujun juga menyebutkan, ada sebanyak 600 kasus “awal yang dikonfirmasi” hari itu, dan kasus-kasus ini belum dikonfirmasi.

Sebelumnya, Hong Kong telah melihat tiga digit jumlah kasus baru yang dikonfirmasi dalam sehari selama beberapa hari berturut-turut.

Pada 7 Februari, Hong Kong secara resmi mengumumkan bahwa jumlah kasus baru dalam sehari adalah 342 kasus, yang berarti bahwa dalam waktu 24 jam jumlahnya hampir dua kali lipat.

Xu Lejian, direktur Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong, juga mengakui pada konferensi pers bahwa pandemi di Hong Kong mungkin tidak dapat mereda karena ketidakmampuan untuk melacak kontak erat dalam jangka pendek. Kasus baru yang dikonfirmasi dalam sehari pada 8 Februari akan terus meningkat.

Xu Lejian meminta masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar dan menghindari pertemuan. Dia mengatakan pemerintah akan “secara aktif mengambil tindakan penahanan dan karantina” mengingat situasi pesimistis di Hong Kong.

Sekretaris Makanan dan Kesehatan Hong Kong, Sophia Chan juga mengatakan pada 7 Februari, bahwa karena situasi pandemi yang parah, pihak berwenang secara aktif mempertimbangkan untuk memperketat langkah jarak sosial. Diharapkan keputusan akan dibuat dan diumumkan pada pertemuan eksekutif yang diadakan pada 8 Februari.

Untuk mempersiapkan kemungkinan blokade masyarakat secara ketat dan tindakan isolasi rumah, warga Hong Kong berbondong-bondong ke supermarket dan  kios pada 7 Februari untuk membeli sayuran, buah-buahan, makanan, dan berbagai kebutuhan sehari-hari.

Menurut Reuters, di sebuah pasar di Tin Shui Wai, di New Territories utara Hong Kong, pelanggan sudah membeli semua sayuran. Beberapa kedai makanan mengatakan, tidak akan ada persediaan dalam beberapa hari ke depan.

Selain itu, banyak rak sayuran, mi instan, tisu toilet, dan perlengkapan lainnya di supermarket semuanya ludes terjual.

Laporan itu mengatakan bahwa 90% dari pasokan makanan Hong Kong diimpor, terutama sayuran segar dan makanan, terutama dari daratan Tiongkok. (sin)