oleh Luo Tingting
Kementerian Pertahanan Ukraina mengumumkan pada Rabu (25/2/2022) bahwa lebih dari 80 tank Rusia dan 516 kendaraan tempur lapis baja telah dihancurkan dalam proses perlawanan atas invasi Rusia. Sebanyak 10 pesawat tempur, 7 helikopter, dan sekitar 1.000 tentara Rusia tewas.
Kementerian Pertahanan Ukraina merilis data ini di akun Twitter resminya.
(Tangkapan layar Twitter Kementerian Pertahanan Ukraina)
Reuters melaporkan pada 26 Februari, bahwa lebih dari 1.000 tentara Rusia t4elah tewas sejauh ini, kata para pejabat Ukraina. Namun Rusia belum merilis angka korban.
Kobaran Api kini memmbara ke sekitar Kiev, ibukota Ukraina. Pada Rabu (25/2/2022) malam, saksi mendengar peluru artileri dan tembakan sengit di barat Kiev. Di pagi hari 26 Februari, tembakan artileri yang sering berlanjut, tetapi masih ada jarak dari pusat kota.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan kepada penduduk Kiev membuat bom molotov untuk mengusir penjajah.
Komando Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa sebuah jet tempur Ukraina menembak jatuh sebuah pesawat angkut Rusia pada 25 Februari, itu ketika pasukan terjun payung Rusia menyerang pangkalan udara Vasil di barat daya Kiev.
Pada hari yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan di Twitter bahwa pertempuran sengit terjadi di pintu masuk kota-kota timur Chernihiv dan Melitopol dan Khostomel, dengan sejumlah besar kasus kematian.
Secara terpisah, ledakan dan tembakan juga terdengar di dekat bandara di kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv, dekat perbatasan Rusia.
Militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah dihentikan di dekat kota timur laut Konotop dengan mengalami kerugian besar.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pasukan lapis baja Rusia gagal masuk Chernihiv dan kemudian membuka rute baru.
Relawan sipil Ukraina dengan senjata menjaga jalan di Kiev pada 25 Februari 2022. (DANIEL LEAL/AFP via Getty Images)
Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan pidato yang disiarkan televisi pada 25 Februari, menyebut pemerintah Ukraina sebagai “teroris” dan menyerukan militer Ukraina untuk merebut kekuasaan.
Malam itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berselfie di jalan-jalan Kiev, bersumpah untuk tinggal dan mempertahankan ibukota.
“Kita semua di sini, militer kita di sini, warga kita di sini. Kita semua di sini untuk mempertahankan kemerdekaan kita, negara kita,” katanya di luar Istana Kepresidenan.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan: “Pasukan Ukraina bertempur dengan gagah berani dan menyebabkan kerusakan nyata pada pasukan Rusia yang menyerang.”
Pasukan Rusia melancarkan serangan habis-habisan ke Ukraina pada 24 Februari dari wilayah utara, timur dan selatan. Pada hari pertama perang, militer Rusia mengklaim bahwa 83 infrastruktur militer darat Ukraina lumpuh akibat serangan itu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mentweet pada 24 Februari bahwa sebanyak 137 warga Ukraina tewas dan 316 terluka setelah Rusia melancarkan invasi besar-besaran.
Saat perang berlangsung, jumlah korban di Ukraina terus meningkat.
Sejumlah besar orang Ukraina melarikan diri ke tempat yang aman untuk menghindari pertempuran.
“Dalam waktu kurang dari 48 jam, lebih dari 50.000 pengungsi Ukraina telah meninggalkan negara mereka, sebagian besar ke Polandia dan Moldova,” kata Komisaris Tinggi UNHCR Filippo Grandi di Twitter.
“Ada lebih banyak orang yang bergerak menuju perbatasan,” kata Grandi. (hui)