NTDTV.com
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Kamis (10/3/2022) bahwa sekitar 100.000 orangĀ dievakuasi dari kota-kota Ukraina dalam dua hari, tetapi juga menuduh pasukan Rusia menyerang koridor manusiawi kota pelabuhan tenggara Mariupol. Penembakan pasukan Rusia di MariupolĀ menewaskan 1.170 orang, jalanan penuh dengan mayat, kamar mayat penuh, dan pihak berwenang hanya dapat mengubur mereka secara massal.
Kota Mariupol, Ukraina dibombardir secara habis-habisan oleh tentara Rusia selama beberapa hari. Pada 10 Maret, terjadi serangan udara di rumah sakit bersalin setempat, menewaskan tiga orang, termasuk seorang gadis kecil.
Pihak berwenang mengatakan bahwa penembakan Rusia di Mariupol menewaskan setidaknya 1.170 orang, dan jalanan dipenuhi dengan mayat.
Volodymyr Zelensky mengatakan dalam sebuah video bahwa “penjajah melancarkan serangan tank di tempat yang seharusnya menjadi koridor (kemanusiaan)” dalam tindakan “teror total”. Dia memutuskan untuk mengirim konvoi truk untuk mengantarkan makanan, air, dan obat-obatan ke Mariupol yang terkepung.
Rusia berjanji pada 10 Maret untuk membuka koridor kemanusiaan setiap hari, untuk memungkinkan warga Ukraina menyelamatkan diri ke Rusia. Akan tetapi, Ukraina menolak rute evakuasi ini ke Rusia.
Militer Ukraina merilis video yang mengonfirmasi bahwa tank tentara Rusia dapat dilihat di jalan-jalan Mariupol. Krisis kemanusiaan semakin mendalam saat Rusia meningkatkan serangannya.
Kampanye pengeboman brutal militer Rusia memicu kritik dari berbagai negara, sekretaris pers Kantor Kepresidenan Rusia mengatakan bahwa “kami tidak memiliki informasi yang jelas keadaan di sana.”
Namun demikian, terlepas dari klaim ketidaktahuan Rusia, pemboman tersebut menyebabkan korban serius di kalangan warga sipil Ukraina. Pihak berwenang tak memiliki sumber daya untuk mengangkut sejumlah besar jenazah. Kemudian memasukkannya ke dalam kantong mayat dan menguburnya dalam lubang sepanjang 25 meter.
Pada saat yang sama, operasi penyelamatan masih berlangsung. Tim penyelamat dengan cemas mengatakan bahwa kota yang dikepung oleh tentara Rusia akan menghadapi penurunan suhu secara tiba-tiba. Setiap orang yang terluka terkubur di bawah puing-puing, kemungkinan akan tewas membeku.
Wakil Walikota Mariupol, Serhiy Orlov mengatakan dalam sebuah videoĀ pada 9 Maret, bahwa setengah dari penduduk yang dibunuh oleh tentara Rusia adalah warga Ukraina yang memiliki hubungan darah dengan Rusia. Tentara Ukraina akan berjuang sampai akhir, bahkan jika Mariupol menjadi “Kota Hantu” tetapi bukan Mariupol Rusia, maka itu akan menjadi gurun.
Kantor berita Associated Press melaporkan bahwa kota berpenduduk 430.000 orang itu dikepung oleh pasukan Rusia dan jatuh ke dalam krisis kemanusiaan. Mariupol akan menetapkan koridor kemanusiaan pada tanggal 8 Maret, untuk mengevakuasi warga sipil dan mengirimkan pasokan makanan dan obat-obatan. Akan tetapi, perbekalannya dibombardir oleh tentara Rusia sebelum bisa dikirim.
Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk mengatakan di televisi pemerintah bahwa tidak ada warga sipil yang dievakuasi dari kota Mariupol yang terkepung pada 10 Maret. Pasalnya, tentara Rusia tidak mematuhi gencatan senjata yang diberlakukan untuk sementara waktu. (hui)