oleh Li Qingyi
Selama 3 hari dari 17 hingga 19 Juni, perusahaan SpaceX milik Elon Musk secara terpisah telah meluncurkan tiga roket ke ruang angkasa dalam rangka mempercepat realisasi rencana Starlink. Selain itu, perusahaan SpaceX pekan lalu telah memecat beberapa karyawannya yang secara terbuka mengkritik Musk
Pada 19 Juni pagi Waktu AS Bagian Timur, perusahaan SpaceX kembali meluncurkan roket yang membawa satelit FM15 milik perusahaan komunikasi GlobalStar untuk ditempatkan di orbit rendah Bumi.
Kendaraan peluncurnya, Falcon 9 kembali ke Bumi tak lama setelah peluncuran, dan berhasil mendarat di sebuah kapal pendarat tak berawak yang ditempatkan di Samudra Atlantik.
Ini merupakan peluncuran roket ke-26 SpaceX tahun ini dan yang ketiga dalam 48 jam.
Pada 17 Juni, SpaceX meluncurkan 53 satelit Starlink dari Kennedy Space Center di Florida.
Keesokan harinya, satelit radar Jerman diluncurkan dari Stasiun Luar Angkasa Vandenberg di California.
Rencana Starlink Elon Musk mulai diluncurkan pada Februari 2018, proyek ini bertujuan untuk menyediakan layanan Internet berkecepatan tinggi ke setiap sudut dunia termasuk kedua kutub bumi.
Sementara itu, menurut The New York Times bahwa perusahaan SpaceX pekan lalu, telah memecat beberapa karyawannya setelah mereka menulis surat terbuka yang mengutuk perilaku pendiri perusahaan Elon Musk dalam beberapa bulan terakhir. Surat menyebutkan bahwa perilaku publik miliarder itu dan tulisan yang ia sampaikan lewat Twitter sering kali membuat orang beralih perhatian dan merasa tidak nyaman.
Gwynne Shotwell, presiden dan chief operating officer SpaceX, mengatakan dalam email bahwa surat itu membuat karyawan lain tidak nyaman dan marah karena mereka merasa terancam dan terpaksa menandatangani sesuatu yang tidak mewakili pandangan mereka.
Elon Musk saat ini sedang menyelesaikan akuisisi perusahaan Twitter Inc senilai USD. 44 miliar. (sin)