Adam Morrow
Dua gempa bumi besar pada Senin (6/2/2023) menewaskan 2.379 orang di Turki bagian selatan dan 1.451 orang di Suriah bagian utara, demikian menurut pihak berwenang di kedua negara tersebut.
Jumlah korban tewas diperkirakan akan terus melonjak karena para pekerja darurat berjuang untuk mengevakuasi para korban yang selamat dari bawah reruntuhan gedung-gedung yang runtuh.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari.
Gempa pertama berkekuatan 7,8 magnitudo terjadi pada pukul 4:14 pagi waktu setempat. Pusat gempa berada di distrik Pazarcik, provinsi Kahramanmaras, Turki bagian selatan, menurut Otoritas Manajemen Bencana dan Keadaan Darurat (AFAD).
Selain Kahramanmaras, gempa bumi ini juga dirasakan di provinsi-provinsi di selatan Turki seperti Gaziantep, Sanliurfa, Diyarbakir, Adana, Adiyaman, Malatya, Osmaniye, Hatay, dan Kilis.
Sembilan jam kemudian, gempa kedua dengan kekuatan 7,6 magnitudo menghantam wilayah yang sama, mengakibatkan lebih banyak lagi korban jiwa dan luka-luka serta menambah kerusakan.
Menurut AFAD, pusat gempa kedua terjadi di distrik Elbistan, provinsi Kahramanmaras.
“Ada banyak bangunan yang runtuh di daerah ini,” kata Abdulkadir Aytac, seorang produsen roti berusia 52 tahun di Elbistan, sesaat setelah gempa kedua.
“Bangunan-bangunan yang masih berdiri berada dalam kondisi yang buruk, jika terjadi gempa susulan, lebih banyak bangunan yang akan runtuh,” kata Aytac kepada The Epoch Times.
Provinsi Gaziantep di Turki kemudian diguncang oleh dua gempa susulan besar yang masing-masing berkekuatan 6,4 dan 6,5 Magnitudo.
Hingga berita ini diturunkan, pihak berwenang Turki menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 2.379 orang dan 14.483 orang terluka, sementara lebih dari 5.600 bangunan di 10 provinsi di bagian selatan dilaporkan runtuh akibat gempa tersebut.
Menurut laporan media lokal, lebih dari 7.340 orang yang selamat sejauh ini telah berhasil dievakuasi dari reruntuhan; dikhawatirkan masih ada ribuan orang yang masih terperangkap.
Orhan Tatar, direktur umum AFAD untuk gempa bumi dan pengurangan risiko, mengatakan bahwa “aktivitas gempa bumi yang serius di wilayah tersebut” terus berlanjut, menurut kantor berita pemerintah Turki, Anadolu.
Gempa susulan berkekuatan hingga 6,7 magnitudo kemungkinan akan terus berlanjut selama berjam-jam.
Sementara itu, di Suriah utara, gempa kembar tersebut menyebabkan kerusakan yang meluas karena getaran yang kuat dilaporkan terjadi di provinsi Idlib, Aleppo, Hama, Latakia, dan Raqqa.
Menurut Kementerian Kesehatan Suriah, lebih dari 1.400 orang tewas dan ribuan lainnya terluka, meskipun jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden dilaporkan telah memerintahkan pemerintahannya untuk memberikan “semua bantuan yang dibutuhkan” kepada Turki.
Berbicara di Twitter, Biden mengatakan bahwa ia “sangat sedih atas hilangnya nyawa dan kehancuran yang disebabkan oleh gempa bumi di Turki dan Suriah.”
Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyampaikan belasungkawa kepada Turki melalui sambungan telepon kepada mitranya dari Turki. Menurut Direktorat Komunikasi Ankara, Putin juga menawarkan bantuan kepada Turki dalam upaya pencarian dan penyelamatan dan bantuan bencana.
Berbicara sesaat sebelum gempa kedua, Erdogan menggambarkan insiden tersebut sebagai “bencana alam terbesar” yang melanda Turki sejak gempa bumi 1939 di provinsi Erzincan yang menewaskan 32.000 orang.
Pada 1999, provinsi Izmit di barat laut Turki diguncang gempa berkekuatan 7,6 magnitudo yang menewaskan lebih dari 17.000 orang.